Dejurnal, Ciamis,- Upaya mendorong pelaku UMKM desa agar naik kelas dan mampu bersaing di pasar digital terus diperkuat oleh Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis.
Bekerja sama dengan program Galuh Digital Entrepreneur (GDE), DKUKMP menghadirkan Duta Digital Desa yang dipersiapkan menjadi ujung tombak transformasi pemasaran dan branding produk unggulan desa.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Ciamis, Asep Sulaeman, menyampaikan bahwa duta digital menjadi bagian dari strategi besar pembinaan UMKM agar mampu menembus pasar lebih luas melalui transformasi digital yang terstruktur.
“Tidak semua UMKM langsung bisa digital. Maka kita siapkan dari hulunya. Mulai dari legalitas, kemasan, hingga kesiapan promosi dan marketplace,” ujar Asep Senin (28/07/2025)
Menurut Asep pembinaan UMKM oleh DKUKMP dibagi dalam tiga pilar utama:
1. Legalitas Usaha
UMKM difasilitasi dalam pengurusan NIB, sertifikat halal, izin edar P-IRT (untuk makanan dan minuman), dan sertifikasi bangunan usaha (IMB). Ini menjadi fondasi agar produk mereka layak edar dan berdaya saing.
2. Desain dan Kemasan Produk
Bidang industri membantu dari sisi kemasan, termasuk desain dan pemilihan material ramah lingkungan. Master desain diberikan kepada pelaku UMKM sebagai aset untuk pengemasan produk yang menarik dan sesuai standar pasar modern.
3. Promosi dan Digitalisasi
DKUKMP juga menyiapkan strategi pemasaran terpadu, baik secara offline dengan mendirikan tiga gerai UMKM di Maleber, Foodcourt, dan Karangkamulyan, maupun secara online melalui marketplace khusus produk unggulan Ciamis.
Tak hanya menyiapkan pelaku, Asep menjelaskan DKUKMP juga melakukan kurasi produk secara berkala untuk memastikan kualitas produk yang siap dipasarkan di marketplace atau gerai ritel.
“Produk yang dikurasi berasal dari sektor kuliner, kriya, hingga fashion. Dari sektor kriya sendiri kemarin mendapatkan penghargaan di Sunda Karsa Fest kemarin di Bandung”, jelasnya.
Selain itu, akses permodalan juga menjadi fokus, termasuk memfasilitasi UMKM dalam menyusun business plan agar dapat memanfaatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kalau modal sudah ada, produk bagus, tapi tidak dipromosikan, ya tidak akan maju. Maka promosi menjadi titik akhir yang menentukan keberhasilan UMKM,” tegas Asep.
Guna memperkuat dampak program, DKUKMP dan GDE telah menandatangani kesepakatan pembagian wilayah kerja untuk membina dan memasarkan produk UMKM di 265 desa dan kelurahan se-Kabupaten Ciamis.
Setiap produk yang telah dikurasi akan mendapatkan pembinaan lanjutan, pelatihan promosi digital, serta pendampingan dari duta digital di lapangan.
“Kami yakin, dengan kemasan menarik, branding yang kuat, dan strategi promosi digital yang tepat, produk lokal Ciamis bisa bersaing bahkan hingga pasar nasional,” tandas Asep.
Salah satu produk khas Ciamis yang kerap menjadi primadona adalah Galendo. Meski juga diproduksi di daerah lain, nama Galendo sudah identik dengan Ciamis sebagai penghasil utamanya.
Inovasi produk juga terus berkembang, seperti olahan Galendo menjadi brownies oleh UMKM dari Rancah yang kini mulai dikenal dan bisa diakses melalui platform digital.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah keberanian menampilkan keunggulan lokal dengan kemasan yang menarik. Kita punya produk unggulan yang siap naik kelas,” tuturnya
Sementara itu ketua GDE Ciamis, Andi Ali Fikri, menjelaskan bahwa duta digital desa dipersiapkan untuk menjadi penghubung antara pelaku UMKM dan pasar digital.
“Saat ini, sebanyak 27 perwakilan desa dan kelurahan telah dilatih sebagai tahap awal untuk membentuk jaringan pemasaran digital hingga tingkat kecamatan,” ujarnya.
Menurut Andi akan dibentuk marketplace khusus kedepannya untuk menampilkan produk unggulan UMKM Ciamis.
“Duta digital yang dicetak GDE inilah yang akan mendorong promosi dan literasi digital di tingkat desa,” jelasnya.
Andi berharap dengan kekuatan jaringan lokal produk UMKM bisa dikenalkan lebih cepat dan luas, sekaligus memperkuat citra produk khas Ciamis. (Nay Sunarti)