Dejurnal, Ciamis — Upaya memperkuat ketahanan keluarga kembali ditegaskan melalui kegiatan Pilot Project Pusaka Sakinah yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ciamis, Rabu (30/07/2025), di Balai Desa Rajadesa, Kecamatan Rajadesa.
Acara tersebut merupakan bagian dari program kerja Seksi Bimas Islam Kemenag Ciamis Tahun Anggaran 2025, yang menyasar peningkatan kualitas kehidupan rumah tangga agar lebih harmonis, sehat, dan sejahtera.adir dalam kegiatan ini sejumlah narasumber lintas sektor yang memberikan edukasi seputar kesehatan keluarga dan peran strategis pasangan dalam membangun rumah tangga ideal.
Salah satu narasumber kunci dalam kegiatan ini adalah Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. Eni Rochaeni, yang menyampaikan materi bertema “Sehat Mental, Fisik, dan Reproduksi dengan Strategi Pawang Hati Bucin”.
“Kesehatan keluarga tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi, tetapi juga ditentukan oleh seberapa sehat mental, fisik, dan reproduksi pasangan dalam menjalin hubungan yang saling mendukung dan bertanggung jawab,” ujar dr. Eni dalam paparannya.
Dikatakan dr. Eni, setidaknya ada tiga komponen utama yang harus dijaga dalam rumah tangga untuk mewujudkan keluarga sakinah:
1. Sehat Mental
Pasangan yang sehat mental mampu menjaga komunikasi terbuka, saling menghargai, serta mengelola konflik tanpa kekerasan emosional.
2. Sehat Fisik
Dapat dicapai melalui gaya hidup sehat bersama, mulai dari olahraga rutin, pola makan seimbang, hingga menjaga kebersihan dan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
3. Sehat Reproduksi
Berkaitan dengan kemampuan pasangan menjalani kehidupan seksual yang aman dan menyenangkan, merencanakan kehamilan secara sehat, serta memahami hak atas kesehatan organ reproduksi.
dr. Eni memperkenalkan pendekatan strategis bertajuk “Pawang Hati Bucin”, yang tidak hanya catchy, tapi juga sarat makna dan nilai-nilai preventif dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.
Strategi tersebut mengusung prinsip CINTA, yakni:
-Curah hati dan pikiran lintas sektor hingga ke pelosok desa,
-Intervensi masalah ibu dan anak seperti anemia, KEK, gizi buruk,
-Nakes bersinergi sesuai peran,
-Terus lakukan monitoring dan evaluasi mingguan,
-Aktifkan jejaring mitra seperti RS, klinik, dan BPS.
“Pawang Hati Bucin merupakan pengawalan dan perhatian khusus untuk Ibu,Bayi dan Balita dg Cinta,” terangnya.
Dengan adanya pawang hati Bucindr. Eni berharap prevalensi gizi buruk dan stunting menurun serta AKI AKB juga menurun.
“Nakes siap menjadi pawang hatinya Ibu2 hamil,bayi dan balita,” imbuhnya.
Menurut dr. Eni pasangan (suami) juga harus menjadi pawang hati bucin bagi istrinya dengan memberikan dukungan emosional, mendampingi dan membersamai Ibu Hamil cek kesehatan difasilitas layanan kesehatan, dan menciptakan rasa aman selama masa kehamilan.
Lebih lanjut Materi dr. Eni juga merujuk pada Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Perda Ciamis No. 2 Tahun 2021 tentang kesehatan ibu dan anak. Dalam regulasi tersebut ditegaskan hak-hak ibu hamil, antara lain:
1. Hak atas pelayanan kesehatan dan imunisasi,
2. Perlindungan dari pemutusan kerja karena kehamilan,
3. Hak atas cuti dan dukungan gizi, emosional, serta sosial.
“Namun demikian, ibu hamil pun memiliki kewajiban, seperti menjaga kesehatan diri dan janin, memeriksakan kandungan secara rutin, serta menjaga stabilitas emosi,” imbuhnya.
dr. Eni mengungkapkan kegiatan tersebut menunjukkan bahwa edukasi keluarga harmonis memerlukan sinergi antarinstansi. Tak hanya dari Kemenag, namun juga dari sektor kesehatan, pendidikan, dan perlindungan perempuan dan anak.
Pendekatan yang humanis dan komunikatif seperti Pawang Hati Bucin dinilai efektif untuk menyentuh aspek emosional masyarakat, sekaligus menyampaikan pesan kesehatan dengan bahasa yang lebih mudah diterima.
“Kesehatan keluarga bukan hanya urusan individu atau pasangan saja, tetapi menjadi tanggung jawab kolektif. Edukasi, empati, dan dukungan dari masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi sehat dan bahagia,” tutup dr. Eni. (Nay Sunarti)