Dejurnal.com,Bandung – Sebanyak 305 siswa SDN Sukamenak 02 Margahayu Kabupaten Bandung menerima Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai tanggal 21 September 2025.
Di tengah banyaknya kejadian keracunan dari MBG di sejumlah wilayah, mewakili Kepala SDN Sukamenak 02 Hj. Lilis Holisoh, S.Pd, Wakil Kepala SDN Sukamenak 02, Iman Budiman, S.Pd mengaku khawatir juga. Namun, ia sangat tidak berharap hak tersebut tidak terjadi.
“Kami pihak sekolah hanya penerima, karena untuk penanggung jawab tes lab makanan itu dari Badan Gizi Nasional. Meski bukan tanggung jawab kami jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, namun kekhawatiran itu ada. Makanya, ketika ada sosialisasi kami pun menyarankan setiap hari mereka mengadakan lab uji coba klinis makanan,” kata Iman di kantornya, Kamis (25/9/2025).
Selain itu, kata Iman pihak sekolah juga menyosialisasikan pada anak agar jika tidak suka MBG jangan dimakan, kalau tidak habis ditutup kembali, tidak boleh dibawa ke luar ruangan dan dipindahtemkatkan, dan selalu membawa sendok sendiri.
“Hal itu disosialisasikan, meski ini tugas tambahan diluar mengajar sebagai tanggung jawab moral,” katanya.
Baru lima hari SDN Sukamenak 02 dan sejumlah sekolah yang sekomplek dengan SDN Sukamenak 02 di Jalan Sukamenak Margahayu tersebut, kata Iman, ada keluhan-keluhan karena memang selera anak-anak berbeda.
“Ada keluhan daging dan nasinya keras, dan yang lainnya. Selalu konfirmasi melalui grup WA Kecamatan Margahayu. Ada laporan perharinya biar kami tahu,” kata Iman.
Iman berharap tidak terjadi lagi peristiwa keracunan MBG. Karenanya, kata Iman sebelum MBG di SDN Sukamenak 02 dilaksanakan guru-guru dijadwalkan tiap hari untuk mentester makanan. “Secara fisik juga. Misalkan makanan itu ada aroma tidak sedap atau ada jamur pada saat itu kami komplain atau dikembalikan,” katanya.
Iman mengaku pihak sekolah mendukung pemerintah Presiden Prabowo kaitan MBG. “Intinya menyosialisasikan bahwa anak untuk tumbuh kembang itu mendukung pola pikir, kecerdasan, ya berawal dari makanan yang sehat,” ujar Iman.
Iman berharap dengan makanan sehat itu ada perubahan dalam bentuk fisik dan tumbuh kembang kecerdasan anak.
“Mudah-Mudahan kualitas dari MBG ini ditingkatkan sesuai kebutuhan anak,” katanya
Iman juga berharap ke depannya anak-anak tidak hanya diberi makan gratis, tapi uang sakunya juga. “Karena latar belakang ekonomi siswa, terutama di sekolah negeri beragam,’ ujarnya.
Meski dengan adanya MBG juga, tambah Iman cukup terbantu, yang tadinya uang jajan terserap untuk makanan berat nasi jadi sedikit berkurang.
“MBG ke depan mudah-Mudahan sukses berjalan dan konsisten dan regulasi sistemnya juga diperketat lagi. Artinya keterlibatan dari semua pihak jelas,” katanya.*** Sopandi