Dejurnal.com, Bandung – Bertepatan dengan Hari Santri Nasional (HSN), tanggal 22 Oktober 2025 akan dimulai pembangunan Pondok Pesantren Daar El Jannah di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Rencananya Bupati Bandung, HM. Dadang Supriatna akan meletakkan batu pertama pembangunan pesantren yang diasuh oleh H. Andris Fajar ini.
“Kalau tidak ada halangan Pak Bupati Bandung akan meletakan batu pertama bersama para kiai, termasuk guru saya KH. Sofayan Yahya, MA sesepuh Pondok Pesantren Darul Ma’arif Rahayu Kecamatan Margaasih,” kata pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daar El Jannah, H.Andria Fajar di lokasi lahan untuk dibangun pesantren tersebu, Senin (20/10/2025).
H.Andris sangat berharap Bupati Bandung bisa hadir, begitu pun KH. Sofyan Yahya. “Saya mohon doa dari para Kiai. Meski tanggal 22 Oktober 2025 ada kegiatan Hari Santri di Pemda Bandung, tapi karena dekat dari Soreang ke sini, hanya beberapa menit, mudah-mudahan bisa menyempatkan waktu 1 atau 2 jam di sini untuk peletakan batu pertama,” kata H.Andris Fajar.
Menurut H.Andris, gedung Pondok Pesantren Tahfidz Daar El Jannah yang beralamat di Jl. Gajahmekar No. 222, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, adalah ngontrak. Bukan tidak terbersit untuk membangun sendiri, tapi tidak memiliki lahan.
Pada akhirnya, H.Andris bisa membeli lahan, seluas 1011m2/ 72 tumbak baru dibeli dua bulan lalu. Rencananya di lahan yang tak jauh dari pesantrén sebelumnya akan dibangun gedung pondok pesantren 3 lantai berikut masjid.
“Rencana di tahun 2026 akan membuka Sekolah setingkat SMP (Darr El Jannah Wording School) Sekarang masih tingkat SD, yang mondoknya juga setingkat SD kelas 5-6. Untuk santri jumlah siswanya masih sedikit. Kita berdiri baru sekitar 2 tahun. Dua angkatan santrinya baru sekitar 50 santri,” kata H.Andris Fajar.
Pria asal Sumedang yang menikah tahun 2021 Di Desa Gajahmekar, ia mempunyai cita-cita satu saat akan mendirikan pesantren di Desa Gajahmekar.
” Memang susah, tapi Alhamdulillah untuk pengajian dari tahun 2021 sudah mulai anak-anak di sekitar desa banyak yang datang mengaji. Dari mulai 2 orang santri, dua bulan kemudian 20, 5 bulan 60 sampai 10 bulan pas acara samenan itu ada 150 santri. Sehingga dari situ kita membentuk pendidikan formal Raudatul Athfal (Saidiyah). Dulu kepala sekolahnya Ibu Hj. Titik Kartika yang anggota dewan (almarhumah) itu, Saya sebagai Ketua Yayasannya,” tuturnya.
Untuk menyambung RA/TK Tahun 2006 didirikan SD IT Assaidiyyah
“Dari 2006-2025 SD sudah 20 tahun, 2 dekade, selama perjalanan itu bukanya tidak terbersit untuk membangun gedung sendiri, tapi lahannya tidak ada. “Akhirnya sekarang ada rezekinya, baru 2 bulan tanah ini dibel di belakang GOR desa dan dekat dengan saudara-saudara kita, Insyaallah ingin direalisasikan,” katanya.**Sopandi