Dejurnal.com, Bandung – Madrasah Aliyah (MA) Darul Ma’arif berada dalam pengelolaan Yayasan / Pendok Pesantren (Pontren ) Darul Ma’arif Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Pesantren yang dipimpin KH Sofyan Yahya,MA ini juga mewadahi satuan pendidikan dari mulai Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
MA Darul Ma’arif berdiri tahun 1994, dan mulai menerima siswa tahun 1995. Tahun ini, jumlah siswa MA Darul Ma’arif 256 orang. Dari jumlah tersebut ada sekitar 10 persen yang ngobong (mondok), atau sekolah sambil mesantren. Mereka yang ngobong kebanyakan dari luar daerah.
Kepala MA Darul Ma’arif, H. Fauzi Mubarok melalui Wakil Kepala MA Darul Ma’arif Bidang Humas, Adpani, S.Pd. (Apong) mengatakan, tak ada perbedaan di kelas antara siswa yang ngobong dengan yang tidak ngobong. Hanya, yang ngobong otomatis setiap harinya ada dalam pengelolaan kajian pesantren. Yang diluar kobong, khusus di MA ada muatan lokal Ahli Sunnah wal Jamaah (mata pelajaran Aswaja).
“Siswa yang ngobong sudah dibiasakan jam 3 atau 3.30 dini hari sudah aktifitas ngobong, terus selesai jam sekolah (MA) ada jadwal ngaji lagi sampai jam 9 atau 10 malam,” kata Adpani di MA Darul Ma’arif, Selasa (21/10/2025).
Di momen hari Hari Santri Nasional (HSN) 2025, siswa MA Darul Ma’arif diingatkan pada perjuangan para ulama dan santri. Pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 ada Resolusi Jihad NU. Kata Adpani, hal tersebut harus digaungkan kepada para siswa atau santri sekarang bahwa ulama dan santri itu memiliki peran dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
“Waktu itu agresi militer Belanda kedua. Itu harus ditanamkan ke anak bahwa dalam situasi sekarang kemerdekaan harus dipertahankan dengan cinta terhadap tanah air, karena sejalan dengan hubulwatul minal iman, cinta tanah air itu sebagian dari iman. Dan itu yang digelorakan di NU sesuai dengan mars NU juga begitu ‘Jalal Waton’ salah satu isinya itu hubulwaton minal iman. Mudah-mudahan peringatan Hari Santri Nasional membuka kesadaran bahwa kita sebagai warga negara harus memiliki jiwa patriotis,” katanya.* Sopandi