DeJurnal, Ciamis,- Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional kini tengah bergerak melakukan transformasi besar. Tidak hanya fokus pada penguatan ilmu agama, pesantren mulai menata kurikulum untuk membentuk generasi Qurani yang cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual, dan tangguh secara sosial, sehingga mampu menjawab tantangan global tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Hal ini mengemuka dalam Seminar Nasional “Transformasi Pendidikan Islam dalam Menciptakan Pribadi yang Beriman, Bertakwa, dan Cerdas sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional” yang digelar di Gedung Serbaguna Terpadu Nadwatul Ummah Darussalam, Kamis (2/10/2025).
Acara berlangsung penuh semangat kebersamaan dengan melibatkan para pendidik mulai dari guru RA, MI, MTs, SMA, dosen, hingga pimpinan muda pesantren di lingkungan Darussalam.
Dr. Hj. Chusna Arifah, S.Pd., M.Pd.I., selaku pembicara utama, menegaskan bahwa pesantren tidak boleh tertinggal dari perkembangan zaman. Transformasi pendidikan harus ditekankan pada integrasi ilmu agama, sains, dan teknologi dengan akar utama nilai Qurani.
“Seberapa maju pun perkembangan zaman, jika tidak dibarengi akhlak, justru akan melahirkan banyak penyimpangan. Akhlak adalah akar pendidikan. Dalam perspektif agama disebut akhlak, secara umum karakter, filsuf menyebut etika, sementara masyarakat menyebut moral. Semua membicarakan hal yang sama: tentang baik dan buruk, tentang tanggung jawab dan kepedulian,” ungkapnya
Chusna menekankan, tanpa pendidikan akhlak, kemajuan teknologi dapat melahirkan persoalan serius, mulai dari kecurangan akademik hingga kebocoran data digital.
Dalam paparannya, Chusna menegaskan pentingnya menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Generasi yang jujur, bertanggung jawab, dan peduli hanya dapat lahir dari pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai Qurani.
“Kalau seorang anak dididik dengan akhlak yang baik, saat menjadi pemimpin ia tidak akan mengambil hak orang lain. Dari keluarga yang baik akan lahir masyarakat yang baik, daerah yang baik, hingga negara yang baik,” tuturnya
Dikatakan Chusna seminar terselenggara atas kerja sama Kementerian Agama RI dengan PKS, sebagai bentuk dukungan konkret dalam peningkatan mutu pendidikan Islam.
“Momentum ini menjadi langkah penting untuk menyatukan visi pendidikan pesantren yang berdaya saing, berakar pada budaya bangsa, serta menjunjung tinggi nilai kebangsaan,” imbuhnya
Chusna berahrap transformasi pendidikan Islam pesantren tidak hanya menghasilkan santri yang menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki daya saing global.
“Dengan berlandaskan nilai Qurani, para santri diharapkan tumbuh menjadi pribadi unggul yang beriman, bertakwa, dan siap berkontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkasnya. (Nay Sunarti)