CIAMIS, deJurnal,- Upaya peningkatan layanan pemenuhan gizi di Kabupaten Ciamis semakin diperkuat dengan hadirnya satu dapur baru.
Dapur Sehat Mutiara Cantika (MBG) kini resmi beroperasi di Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, sehingga menambah jumlah dapur MBG yang melayani kebutuhan pangan bergizi bagi pelajar di daerah tersebut.
Dapur baru tersebut berada di bawah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan menjadi titik distribusi strategis untuk memenuhi kebutuhan makanan sehat bagi sekolah-sekolah di wilayah Ciamis.
Pada Jumat, 14 November 2025, MBG Maleber menggelar sosialisasi kepada warga, RT/RW, dan pihak sekolah sebagai tahap awal operasional,dengan tujuan mengenalkan mekanisme program, alur pelayanan, serta manfaat dapur sehat kepada masyarakat.
Perwakilan mitra MBG, Raden Gilang Ginsiandra Karnasaputra, STP, menyampaikan bahwa dapur MBG Maleber akan melayani sekitar 1.700 penerima manfaat dari 15 sekolah.
“Untuk sementara ini kami memperkenalkan dapur kepada masyarakat. Saat ini tercatat sekitar 1.700 KPM dari kurang lebih 15 sekolah. Jangkauan terjauh menuju SMPN 3 Ciamis,” ujarnya.
Gilang menegaskan bahwa dapur MBG berkomitmen memakai bahan baku lokal untuk memperkuat ekonomi warga.
“Kebanyakan bahan baku berasal dari Ciamis, terutama di sekitar Kelurahan Maleber. Lebih dari 50 persen pekerja dapur juga warga sini. Dampak ekonominya langsung dirasakan,” jelasnya.
Ia berharap kehadiran dapur baru tersebut dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak lokal. Proses sertifikasi dapur sehat saat ini tengah berjalan dengan pendampingan BGN.
“Insya Allah pekan depan mulai masuk proses lanjutan. Sertifikat koki sebagian sudah siap. Relawan juga sudah mengikuti pelatihan penjamah makanan,” ungkapnya.
Dikatakan Gilang dapur MBG Maleber akan mulai produksi minggu depan, dengan harapan program tersebut berjalan berkelanjutan dengan kolaborasi antar pihak dan peningkatan keterampilan tenaga dapur.
“Kami ingin program ini terus berjalan dengan kualitas SDM yang semakin baik dan sinergi yang kuat,” tuturnya
Sementara itu Demi Chef, Eli Rahmawati menjelaskan bahwa dapur MBG bekerja erat dengan ahli gizi dalam menentukan menu harian. Setiap penjamah makanan telah memiliki dasar-dasar pengolahan makanan yang sesuai dengan standar keamanan pangan.
“Penentuan menu dilakukan oleh ahli gizi. Para penjamah makanan juga sudah memiliki dasar kompetensi dalam pengolahan makanan, sehingga proses memasak bisa berjalan sesuai standar,” ujarnya.
Eli merinci bahwa dapur MBG beroperasi dengan alur ketat untuk memastikan kualitas dan ketepatan distribusi.
Rinciannya sebagai berikut:
– Persiapan bahan dimulai pukul 16.00 WIB.
Bahan baku dibersihkan, ditakar, dan disiapkan sesuai menu harian.
– Proses memasak utama dimulai pukul 00.00 WIB.
– Seluruh kru dapur mulai mengolah bahan sesuai standar higienitas.
– Proses memasak berlanjut hingga sekitar pukul 02.00 WIB.
– Pada tahap ini, menu disiapkan dalam volume besar untuk kebutuhan 15 sekolah.
– Pengemasan dimulai pukul 02.00–04.00 WIB.
“Makanan dikemas dalam box distribusi untuk kemudian dikirimkan. Sistem kerja ini memastikan makanan tiba di sekolah pada pagi hari dalam kondisi segar dan aman konsumsi,” jelasnya..
Eli menekankan bahwa ritme operasional yang padat menjadi bagian dari komitmen dapur MBG dalam memberikan layanan terbaik.
“Kami bekerja dengan alur yang sudah terjadwal. Mulai persiapan sore, memasak tengah malam, hingga packing menjelang subuh. Semua dilakukan untuk memastikan kualitas makanan yang diterima anak-anak tetap terjaga,” pungkasnya. (Nay Sunarti)














