Ciamis, deJurnal,- Seorang warga Kabupaten Ciamis berinisial R mengaku menjadi korban penipuan oleh seorang perajin bambu bernama Jajang, warga Kampung Cipeuteuy, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Korban mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah setelah memesan sejumlah saung bambu yang ternyata tidak sesuai pesanan dan tidak dapat digunakan.
Peristiwa bermula ketika R mencari perajin bambu melalui Facebook untuk proyek pembuatan saung bambu di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Ciamis.
Korban kemudian menemukan akun yang menawarkan jasa pembuatan saung dan menghubungi nomor kontak yang tertera.
Namun, nomor tersebut ternyata dikelola oleh anak pelaku. Anak pelaku mengaku sedang bekerja di sebuah SPPG di Kota Bandung dan meminta korban langsung berkomunikasi dengan Jajang.
Dalam komunikasi via telepon, Jajang menjanjikan pembuatan saung bambu yang kuat dan berkualitas sehingga korban pun tertarik dan melakukan pemesanan.
Korban memesan beberapa saung bambu dengan berbagai ukuran. Untuk saung berukuran 4 x 2 meter, pelaku meminta pembayaran sebesar Rp4.200.000.
Setelah pekerjaan pertama selesai, pelaku kembali menawarkan pembuatan saung ukuran 2 x 3 meter senilai Rp1.700.000, serta saung dua lantai berukuran 4 x 2 meter senilai Rp8.400.000.
Tidak hanya itu, pelaku juga menawarkan pembuatan atap bangunan berbahan bambu dengan harga Rp1.500.000.
Awalnya, korban tidak menaruh curiga. Namun selama proses pengerjaan, berbagai kejanggalan mulai muncul. Beberapa pemilik kebun bambu datang ke lokasi dan mengaku belum dibayar oleh pelaku.
Puncaknya, pelaku mengaku kehilangan dua bilik bambu bermotif pada siang hari, padahal area lokasi ramai orang. Anehnya, pelaku menolak membuat laporan polisi dengan alasan pelakunya diduga warga sekitar.
Berulangnya kejadian yang dianggap tidak masuk akal membuat korban semakin curiga. Hingga akhirnya terbukti bahwa seluruh proyek yang dikerjakan pelaku gagal total.
Bambu yang digunakan rupanya bambu muda dan pengerjaan dilakukan asal-asalan tanpa memperhatikan aspek kekuatan, struktur, maupun estetika.
“Semua saung bambunya gagal, tidak bisa digunakan. Tiang penyangganya patah dan atapnya bocor,” ungkap R, kecewa saat dihubungi Rabu (10/12/2025)
Setelah proyek dinyatakan gagal, pelaku bersama para pekerjanya menghilang dan hingga kini sulit dihubungi. Nomor korban bahkan diblokir oleh pelaku.
“Saya sudah berusaha menghubungi pelaku dan anaknya, tetapi keduanya tidak dapat dihubungi,” jelas korban.
Atas kejadian tersebut, korban berencana melapor ke pihak kepolisian atas dugaan penipuan dan pelanggaran perlindungan konsumen, mengingat kerugian yang dialami mencapai belasan juta rupiah. (Nay Sunarti)











