Dejurnal, Ciamis,- Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 diwarnai hal yang menyita perhatian publik bendera Merah Putih dalam kondisi lusuh dan sobek berkibar di halaman kantor Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Ciamis.
Kejadian tersebut memunculkan pertanyaan serius tentang tanggung jawab lembaga pendidikan dalam menjaga simbol-simbol negara.
Koordinator Wilayah Pendidikan, Kecamatan Ciamis, Mamat Adimat, S.Pd., M.Pd., mengakui kelalaian yang terjadi dan menyatakan bahwa bendera tersebut mengalami kerusakan akibat cuaca karena sejak dipasang tidak pernah diturunkan.

“Ini adalah kelalaian kami. Bendera itu tidak pernah diturunkan sejak pertama kali dikibarkan. Kami langsung bergerak cepat membeli bendera baru setelah menerima laporan dari media, di hari Rabu, 30 April 2025,” ujar Mamat saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (05/05/2025).
Mamat menjelaskan bahwa proses penggantian dilakukan sesegera mungkin dengan koordinasi bersama kepala sekolah melalui grup WhatsApp, meskipun eksekusinya baru dilakukan pada hari kerja pertama setelah libur panjang.
“Berhubung hari Kamis hingga Minggu merupakan hari libur, maka penggantian bendera baru dilakukan pada hari Senin ini, saya sudah mengkonfirmasinya melalui pesan WhatsApp Grup Kepala Sekolah dan sudah dipasang tadi pagi oleh penjaga kantor,” jelasnya
Lebih lanjut Mamat menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, khususnya komunitas pendidikan, atas terjadinya kejadian tersebut, dan merupakan cerminan lemahnya perhatian terhadap simbol negara di institusi yang justru bertanggung jawab mencetak generasi bangsa.
“Bendera adalah lambang kedaulatan negara. Ini pelajaran penting bagi kami. Ke depan, saya akan menginstruksikan seluruh kepala sekolah di wilayah kami untuk memberi perhatian khusus pada hal-hal simbolik seperti ini,” tegasnya.
Menurut Mamat, dengan kejadian tersebut akan dijadikan momentum pembinaan menyeluruh, termasuk penguatan nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air melalui kegiatan sekolah.
“Kami tidak ingin simbol negara diabaikan. Ini bukan hanya soal protokol, tapi soal karakter. Kami akan lakukan pengawasan rutin dan menjadikan kepedulian terhadap bendera sebagai bagian dari evaluasi pendidikan karakter,” lanjutnya.
Mamat memastikan bahwa langkah pembinaan akan diperluas hingga ke tingkat satuan pendidikan dasar agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah-sekolah lain di bawah koordinasinya.
“Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh lembaga pendidikan untuk tidak mengabaikan detail-detail kecil yang justru memiliki makna besar, seperti kondisi bendera negara,” ucapnya
Peristiwa ini menjadi peringatan bahwa pendidikan karakter tidak hanya tertulis di kurikulum, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Mulai dari penghormatan terhadap simbol negara, hingga disiplin dalam menjalankan tugas-tugas kebangsaan.
“Kami berharap ini jadi pembelajaran bersama. Rasa cinta tanah air bukan hanya ditanamkan lewat lagu dan upacara, tetapi juga dalam kepedulian terhadap simbol negara yang berkibar di setiap lembaga pendidikan,” pungkasnya (Nay Sunarti)