• Garut
  • Karawang
  • Purwakarta
  • Bandung
  • Ciamis
  • Cianjur
  • Subang
  • Sukabumi
  • indramayu
No Result
View All Result
  • Login
deJurnal.com
Sabtu, September 13, 2025
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
No Result
View All Result

in deHumaniti

Pengrajin Kesed Kampung Cibuluh Banyak Lansia, Butuh Perhatian Agar Mampu Bertahan Hidup

bydejurnalcom
Sabtu, 26 Juli 2025
Reading Time: 3 mins read
Pengrajin Kesed Kampung Cibuluh Banyak Lansia, Butuh Perhatian Agar Mampu Bertahan Hidup
ShareTweetSend

Dejurnal.com, Bandung – Kampung Buluh, Desa Nagrak Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, merupakan sebuah kampung dengan sumber penghasilan warganya dari kesed.  Wajar dan pantas ketika kemudian Kampung Buluh disebut sebagai Sentral Produksi Kesed.

Kerajinan Kesed memang sudah menjadi mata pencaharian sekitar 20 kepala keluarga (KK) di Kampung Buluh RW 7 Desa Nagrak Kecamatan Pacet. Geliat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mulai merebak menjadi inovasi, inspirasi bagi kalangan keluarga pra sejahtera yang di semangati oleh warga yang sedang sakit struk. Kerajinan Kesed kemudian menjadi menjamur lantaran rupiah yang dihasilkan dari modal kemauan ini bisa menjadi penghasilan yang menjanjikan

Menurut salah satu pengrajin kesed, Didin (50), warga RW 07 Kampung Buluh menjadi pengrajin kesed berawal dari tuntutan kebutuhan hidup, para pengrajinnya pun selain sudah lanjut usia (Lansia), janda terlantar, bahkan ada yang struk, kakek-kakek cacat catanya, kakinya lumpuh, bahkan ada korban bank emok.

BacaJuga :

Jabat Direktur Operasional, Dadi Wardiman Siap Tingkatkan Kinerja Perumda Air Minum Tirta Raharja

Dilantik Bupati Bandung, Berikut Kadis yang Dimutasi di KM 0 Situ Cisanti Kertasari

DPRD Terima Perkenalan Srikandi Kreatif Indonesia, Sekretaris Komisi B, H. Dadang Suryana Apresiasi Langkah Persikindo

“Karena tuntutan, walaupun sakit mereka harus mencari nafkah untuk biaya hidup, ebetulnya mereka sudah tidak layak bekerja, semakin terketuk hati berurai air mata setelah tahu pemberi semangat hidup mereka,” ujarnya.

Mereka, lanjut Didin, seharusnya tidak bekerja namun apa daya untuk membantu tak ada kuasa.

“Saya mantan pejuang sosial, pisik belum bisa melangkah jauh. Nah, dalam benak teringat seorang teman yang dulu sama-sama pejuang soal, saya cari dari media sosial ahirnya ketemu dan memberi kontak, saya berharap ketua bisa membantu kami, butuh bantuan untuk menjadi pendamping kami karena saya tidak bisa melangkah jauh kemana-mana, “ungkap Didin, Jumat (25/7/2025).

Dengan nada haru, terlihat berurai air mata Didin bercerita, sekitar dua tahun lebih setelah berhenti dari perangkat Desa kemudian bekerja di property, nah saat bekerja di perusahaan itulah terserang penyakit struk tangan dan kaki sempet lumpuh total.

“Dan, hampir 2 tahun terbaling lemas di kasur, alhamdulillah kini kondisi kesehatan badan mulai beranjak membaik kaki bisa ber jalan walau belum pulih bener, tinggal tangan kanan sebelah belum bisa digerakan, “katanya.

Sambil terbaring itu saya berpikir bagaimana supaya bisa bangkit mencari nafkah, karena masih punya tanggungan keluarga/anak istri dan orang tua. Agar bisa tetap bertahan hidup, maka dari itulah saya mulai tumbuh semangat hidup dan memulai usaha produksi Kesed ini.

“Nah, mereka melihat saya yang lagi struk saja mau bekerja, apalagi yang masih normal, sehingga termotivasi, Karena sebagian Warga Kampung Buluh RW 7 Desa Nagrak ada yang nganggur juga, kini mereka mulai mengikuti bikin kesed karena sebagian pekerjaan saya maklunkan buat warga yang belum memiliki modal tapi punya kemauan supaya mereka juga berdaya,” katanya.

Diceritakan Didin, sebelumnya para pengrajin kesed ini pernah bekerja sebagai karyawan swasta di pabrik, ada yang di Properti, jadi Montir Pabrik, operator tenun, namun karena faktor usia sehingga semua itu terputus tanpa pesangon. Sudah lebih 20 KK dari Jumlah 250 Kepala Keluarga (KK), di RW 7, mereka menggantungkan nasib mencari sumber mata pencaharian jadi pengrajin Kesed.

“Kami kemudian beranjak menghampiri ke rumah kediaman beberapa pengrajin, untuk memastikan kebenaran informasi, setelah dibuktikan ternyata fakta memang benar, banyak Lansia produktif yang diberdayakan, janda terlantar, yang cacat pisiknya, seperti matanya tinggal sebelah, keterbelakangan mental. di sela-sela berkunjung mereka pun bercerita walau kami sudah usia lanjut bahkan Pisik tidak kuat untuk bekerja kasar mau bagaimana lagi, karena tuntutan kebutuhan biaya hidup tidak mau menyusahkan anak atas dasar keinginan sendiri kami bertekad bekerja tenun kesed, karena tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga bisa sambil santai.

Di terangkan Didin, kendati kondisi pisik kami tidak sehat, seperti saya mengalami struk selama dua tahun, lumpuh tangan sebelah, bukan sebagai penghalang justru menjadi motivasi diri penyemangat hidup agar bisa bertahan, ada mata nya sebelah, lumpuh kakinya, korban PHK pabrik, pengangguran, bahkan ada yang keterbelakangan mental.

Kakek Asku lahir 1945 (80) tua renta saat ditemui di rumah kediamannya, berkata terpaksa bekerja selain untuk bertahan hidup masih punya anak paling kecil yang duduk di bangku kelas SMA. Walau kondisi penglihatan sudah mulai buram, dengan kondisi pisik kurang sehat karena punya tanggungan, terpaksa harus bekerja.

Oji (65) bercerita walau kondisi matanya tinggal sebelah karena sewaktu jadi montir di pabrik terkena elasan sehingga harus dioperasi. Karena malu serasa menjadi beban keluarga akhirnya memaksakan diri untuk beli tuatel polo supaya bisa buat kerajinan kesed di rumah, dan telinga juga sudah kurang pendengaran, “katanya.

Ardia (66) mantan karyawan pabrik mengatakan, sekarang saya bertekun di rumah bikin Kesed, pekerjaan ini merupakan keterampilan tangan dan kaki, sehari bisa dapat 2 kodi, sekitar 50 ribu dapat penghasilan sehari. Ya, lumayan bisa buat biaya makan sehari-hari, “katanya.

Seperti hal nya diungkapkan oleh salah seorang janda (64) Ibunya Kokom menyebutkan kaki anaknya lumpuh sudah hampir 2 tahun lebih, karena sakit anak saya juga menjanda karena ditinggal mantan suami terpaksa harus cari nafkah sendiri.

Mereka berharap ada yang peduli, memberikan bantuan permodalan, semoga pemerintah peduli terhadap pelaku UMKM .***AR

Ikuti Whatsapp Channel deJurnalcom
Tags: Bandungcibuluhpengrajin kesed
Previous Post

Ketua Dewan Penasehat MKGR Kabupaten Garut Dukung Ketua Umum Adies Kadir Dua Periode

Next Post

Dinkes Ajak 301.200 Siswa, Terapkan Gaya Hidup Sehat dan Cegah Anemia Melalui Konser Cinta Remaja

Related Posts

DPRD Setujui APBD Perubahan 2025 dan RPJMD 2025-2029, Ketua DPRD Hj. Renie : Wujud Komitmen Bersama
Parlementaria

DPRD Setujui APBD Perubahan 2025 dan RPJMD 2025-2029, Ketua DPRD Hj. Renie : Wujud Komitmen Bersama

Jumat, 25 Juli 2025
Menjadi Desa Brilian, Desa Margahayu Tengah Dikunjungi Sejumlah Direksi Bank Luar Negeri
GerbangDesa

Menjadi Desa Brilian, Desa Margahayu Tengah Dikunjungi Sejumlah Direksi Bank Luar Negeri

Jumat, 25 Juli 2025
Tempati Jabatan Sekwan, H. Yosep Nugraha, SH.,M.IP Komitmen Berikan Peran Terbaik
dePraja

Tempati Jabatan Sekwan, H. Yosep Nugraha, SH.,M.IP Komitmen Berikan Peran Terbaik

Selasa, 22 Juli 2025
Jabat Direktur Operasional, Dadi Wardiman Siap Tingkatkan Kinerja Perumda Air Minum Tirta Raharja
dePraja

Jabat Direktur Operasional, Dadi Wardiman Siap Tingkatkan Kinerja Perumda Air Minum Tirta Raharja

Selasa, 22 Juli 2025
Ratusan Pejabat Pemkab Bandung Dilantik  Bupati  di KM 0 Situ Cisanti Kertasari
dePraja

Dilantik Bupati Bandung, Berikut Kadis yang Dimutasi di KM 0 Situ Cisanti Kertasari

Selasa, 22 Juli 2025
DPRD Terima Perkenalan Srikandi Kreatif Indonesia, Sekretaris Komisi B, H. Dadang Suryana Apresiasi Langkah Persikindo
Parlementaria

DPRD Terima Perkenalan Srikandi Kreatif Indonesia, Sekretaris Komisi B, H. Dadang Suryana Apresiasi Langkah Persikindo

Selasa, 22 Juli 2025

ADVERTISEMENT

DeepReport

Resonansi : Tak Ada Pemotongan TPG, Betapa Bahagianya Para Guru

Kamis, 1 Juli 2021

FPPG Kecewa, Audiensi DPRD Terkait Zakat TPG Tak Dihadiri Disdik, Baznas dan BJB

Jumat, 21 Mei 2021

KabarDaerah

Tak Sedap Dipandang Mata, Sampah Menggunung di Pinggir Jalan Menuju Panjalu

Kamis, 21 Januari 2021
Foto : BKPSDM Ciamis terus percepat pengisian kekosongan jabatan struktural

Upaya Pemkab Ciamis Tuntaskan Kekosongan 124 Jabatan Struktural

Kamis, 17 April 2025
Kolase : Pekerjaan Proyek Irigasi Cipalasari.

Hasil Uji Lab Pasir Merah Tak Bagus, Dinas PU Kabupaten Sukabumi Patut Evaluasi Proyek Irigasi Cipalasari

Rabu, 1 September 2021

Bantuan Kapal Anggaran 2015 Senilai 1,5 Miliar Tak Manfaat, Kemendes Akan Datangi Garut

Kamis, 31 Oktober 2019

Terima Keluhan Warga Terdampak Banjir Diduga Akibat Pembangunan Perumahan, Pemdes Ciheulang Gelar Musyawarah

Jumat, 23 Mei 2025

Diusung 11 Partai, Syakur – Putri Daftar ke KPU Garut di Hari Kedua Pendaftaran

Rabu, 28 Agustus 2024

Kanal

  • Budaya
  • BumDesa
  • deBisnis
  • deEdukasi
  • deHumaniti
  • deNews
  • dePolitik
  • dePraja
  • deSport
  • deWisata
  • GerbangDesa
  • Hukum dan Kriminal
  • Kalam
  • Legislator
  • Nasional
  • OpiniKita
  • Parlementaria
  • Regional
deJurnal.com

PT. MEDIA PANTURA GROUP
Jalan Raya Rawadalem Blok Bunga Rangga
Balongan - Indramayu
Email : redaksi.dejurnal@gmail.com

Dapur Redaksi :
Jl. Mekar Biru II No. 56 Cileunyi - Bandung

  • dePrint
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Karir

© 2025 deJURNAL.com. Allright Reserved.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Tidak diperkenankan copy paste