Dejurnal.com, Karawang – Untuk mencegah wabah virus corona PSBB di Karawang sudah dilakukan, namun jelang berbuka puasa, hilir mudik pengendara tetap padati perempatan-perempatan pasar.
Di Pasar Cilamaya contohnya, mereka tetap santai dengan memakai masker maupun tidak, khususnya waktu-waktu menjelang berbuka puasa. Di balik itu, ternyata masyarakat memiliki asumsi berbeda mengenai wabah virus corona atau Covid-19 ini.
Hasan pengunjung Pasar Cilamaya, sambil memilih jajanannya ia menyebutkan, jika melihat media sosial, hampir seluruh laman memperlihatkan bahayanya wabah virus corona. Bahkan, beranda facebooknya pun hampir setiap hari membahas mengenai bahaya corona ini.
“Pembahasan setiap hari tidak jauh dari virus corona, semoga di bulan suci Ramadhan ini musibah supaya cepet selesai,” ucapnya.
Sementara di Pasar Telagasari salah seorang pengunjung pasar tradisional telagasari warga Desa Cilewo, Kecamatan Telagasari, Abdul latif selama dua bulan ini, selain melihat dan membaca cara pencegahannya dari para ahli, ia juga kerap kali melihat video atau penjelasan tentang teori konspirasi mengenai wabah corona ini.
Menurutnya, mereka menjelaskan mengenai virus corona ini dengan lantang. Mengenai teori konspirasi ini banyak perbedaan dan sudut pandang, tergantung dari siapa yang menjelaskan dan menjabarkannya. Terlebih, yang ia ketahui, teori konspirasi ini merupakan hasil pemikiran, kajian dan disinkronkan dengan fakta yang ada.
“Semua teori saya dengar dan baca dan pelajari. Tapi tetap, secara pencegahannya kita ikuti aturan pemerintah. Benar atau tidak teori itu, cukup jadi penambah khasanah keilmuan saja,” ujarnya.
Ia juga tidak bisa menentukan dengan mudah, mana yang benar dan mana yang hanya sekadar asumsi pribadi. Di sinilah waktunya dewasa berpikir, bisa membedakan mana yang harus diyakini, mana yang cukup dipahami secara pribadi***