Dejurnal.com, Bandung – Menjadi Jajaka Pinilih bukan tujuan utama Maulana Maliq Ibrahim mengikuti ajang Pasanggiri Mojang dan Jajaka (Moka) Kabupaten Bandung 2021.
Alik, demikian jajaka kelahiran Bandung, 19 Agustus 2021 ini disapa akrab tertarik ikut Pasanggiri Moka karena ingin berkontribusi kepada Kabupaten Bandung dalam bidang seni budaya dan pariwisata.
Mahasiswa ISBI Bandung, Fakultas Seni Pertunjukan jurusan Karawitan Semester 5 ini menyadari untuk jadi Jajaka Pinilih di Pasanggiri Moka tak hanya cukup menguasai bidang seni, tapi dalam komunikasi bahasa asing juga.
“Alik akui, kurang terampil berbahasa asing. Apa lagi waktu dites di ajang Moka, dalam sesi tes komunikasi bahas Inggris, harus tik tok berbicara dengan lawan bicara dalam waktu 5 detik, ” kata Alik di kediamannya di Jalan Manglid, Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Minggu (31/10/2021).
Namun, yang membuat Alik percaya diri mengikuti ajang ini, karena punya kemampuan memainkan hampir menguasai semua jenis alat musik tradisional. Kecapi, rebab, biaola, suling, kendang. Dll.
Bakat Alik sejak kecil menonjol di bidang seni, sehingga kini boleh dibilang dunia seni tak lepas darinya. Berbagai ivent pasang giri dan lomba di bidang seni vokal diikiti Alik sejak tahun 2017. Berbagai penghargaan pun banyak didapat.
Pengalaman manggung dari bergai acara sebagai bintang tamu memberi pengalaman tersendiri bagi putra cikal dua bersaugara keluarga Iyep Warga Sofyan dan Ai Siti Khodijah ini.
Alik pun sudah menelorkan beberapa single album dan kompilasi bersama para penyanyi Sunda lainnya. Salah satu singlenya Ku Naon Anjeun karya Abidin.
Maulana Maliq Ibrahim di Grand Final Mojang dan Jajaka Kabupaten Bandung meraih Jajaka Parigel. Prestasi ini disyukuruinya, karena perjuangan berat sejak 11 Oktober 2021 telah dilalui, harus bersaing di antara 140 peserta Pasanggiri Moka dari perwakilan seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung.
Alik masuk karantina bersama 30 peserta lainnya dalam babak final hingga masuk Grand Final yang digelar di Gedong Budaya Sabilulungan Soreang, Sabtu (30/10/2021).
Sebelum Grand Final, Alik mengalami kecelakaan yang hampir menggagalkan sesi fashion show dan unjuk kabisa. Heri Kamis 29 Oktober 2021, saat itu, Alik harus berangkat subuh ke Soreang, pas di perempatan jalan Al-Fathu lampu merah, sepeda motor yang dikendarai Alik ditabrak sepeda motor lain yang menerobos lampu merah.
Sepeda motor Alik rusak cukup parah, beruntung Alik selamat, sampai sekarang sepeda motor disimpan di kantor Inspektorat.
Alik ingin menjadi PNS, tetapi tetap berkiprah di kesenian. Ia ingin seni dan budaya Sunda nanjeur. Alat musik yang paling ia sukai kacapi. Selain suara yang dihasilkan menentramkan suasana, juga alat ini sudah kurang diminati kaum muda.
Menyikapi diwajibkannya berbahasa Sunda di Kabupaten Bandung tiap hari Rabu, Alik menilai sangat bagus, karena bisa menumbuhkan kecintaan warga terhadap bahasa Sunda, sehingga bisa mendorong mencintai budaya Sunda karena bahasa Sunda itu bagian dari budaya.***Sopandi