Dejurnal.com, Garut – Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023 di Kabupaten Garut diwarnai aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa yang tergabung di Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Se – Kabupaten Garut, digelar di Gedung DPRD Kabupaten Garut dan berujung ricuh, Jumat (10/11/2023).
Padahal menurut pihak Setwan DPRD, permohonan audensi para Aliansi BEM Garut ini sudah dipermakluman karena telah ada agenda resmi Sidang Paripurna DPRD.
“Benar telah masuk surat permohonan audensi dengan Nomor : 008/ALIANSI / BEM/GRT/XI/2023, Permohonan audensi Jumat 10 November 2023, Jam 13.00. WIB Ke DPRD Kabupaten Garut dalam rangka memperingati “Hari Pahlawan “. Namun sehubungan dengan bentrok dan padatnya jadwal / agenda, dan akhirnya Surat permohonan audensi Aliansi BEM Se – Kabupaten Garut kita balas dengan permaluman berdasarkan Surat Nomor : 400.14.6/ 1621/DPRD – 2023 tanggal 09 November 2023, ya ga ada izin, kenapa para mahasiswa tetap melakukan aksi,” ujar Dudung, salah satu Kabag di Setwan DPRD Garut.
Permaklumam tersebut, rupanya tidak diindahkan oleh ratusan mahasiswa yang tergabung di Aliansi BEM Se – Kabupaten Garut ini. Pasaknya, ratusan mahasiswa ini tetap datang dan mengelar aksi long march dari Simpang Lima menuju Gedung DPRD Garut.
Pantauan dejurnal.com, setibanya di depan Gedung DPRD Garut para mahasiswa langsung melakukan orasi, bahkan membakar ban mobil, dan meminta masuk ke dalam halaman parkir Gedung DPRD Kabupaten Garut.
Para mahasiswa melanjutkan orasi dengan mengemukakan kekecewaan atas sikap Para Anggota DPRD yang dianggap kurang merespon dan akhirnya kembali menggelar aksi bakar ban mobil kembali didepan pintu masuk loby utama gedung DPRD.
Selang beberapa jam dari aksi orasi dan membakar ban, para mashasiswa tidak mengindahkan atas saran pihak aparat keamanan gabungan saat itu menjaga dan mengawal para mahasiswa, namun akhirnya terjadi kericuhan dan aksi saling dorong di depan pintu kaca loby utama gedung DPRD Kabupaten Garut, kondisi pecah para mahasiswa sampai ada yang meloncati pagar.
Tidak hanya sampai disana, aksi para mahasiswa semakin menjadi bahkan salah satu perserta dari mahasiswa diduga kuat telah melakukan pelemparan benda keras, yang menyebabkan bagian belakang kaca mobil pecah dan berlubang, dan pagar gerbang pintu masuk halaman Gedung DPRD rusak.
Menyikapi hal itu, salah satu anggota DPRD Garut, Putri Tantia bereaksi, selepas menyampaikan Pandangan Umum Fraksi Demokrat pada Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Garut Masa Sidang III Tahun Sidang 2023, keluar dengan perasaan kecewa sambil berteriak mencari pelaku pelemparan.
Putri Tantia yang saat itu merasa panik atas kejadian perusakan mobil sempat didepan para awak media yang saat itu meliput kejadian mengungkapkan rasa bentuk kekecewaannya.
Hal senada juga disampaikan legislator Dadang Sudrajat, bahkan berencana akan melaporkan atas aksi perusakan tersebut kepihak berwajib.
Namun kemudian Putri Tantia menyampaikan bahwa pihaknya tak akan melaporkan hal tersebut ke pihak yang berwajib.
“Saya tidak akan melaporkan atas apa yang telah terjadi pada mobil pribadi saya, semestinya pihak kordinator aksi memberikan arahan terlebih dahulu,” ungkapnya dengan penuh rasa kecewa.
Sementara itu, para mahasiswa masih meneriakkan suara di luar gedung DPRD, menyatakan diri tidak akan bubar, pasalnya ada mahasiswa yang diamankan oleh pihak aparat. Namun setelah ada negosiasi yang alot, akhirnya mahasiswa tersebut dilepaskan kembali dan para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Se Kabupaten Garut bubar sekitar jam 17.00 WIB.
Informasi yang dihimpun, karena telah terjadi adanya perusakan barang aset negara pihak Sekertariat DPRD Kabupaten Garut akhirnya melaporkan hal tersebut kepada aparat penegak hukum yang dilanjutkan dengan olah TKP yang dilakukan oleh tim Polres Garut sekira pukul 21.00 WIB.***Yohanes