BerandadeHumanitiBudayaAsal usul Nama Manonjaya

Asal usul Nama Manonjaya

Nama Manonjaya berasal dari dua kata yaitu “manon” yang berarti cipanon (air mata) dan “jaya” yang berarti kajayaan (kejayaan). Manonjaya  diambil dari penggalan kalimat  cipanon kajayaan (air mata kejayaan). Adalah Patih Raden Arya Danuningrat (adik Raden Anggadipa II alias Raden Tumenggung Wiradadaha VIII,Bupati Sukapura (Tasikmalaya) ke VIII  yang memberi nama  Manonjaya,sebelumnya tempat itu bernama Harjawinangun.

Alkisah suatu hari Patih Raden Arya Danuningrat mengumpulkan sanak keluarganya untuk berpamitan sekalian mohon do’a restu sehubungan keberangkatannya ke Sumedang untuk menjalani hukuman terkait tuduhan Residen Cianjur yang telah menuduh dirinya bersama 9 rekannya  telah berbuat  makar (boikot,berkhianat) terhadap pemerintahan colonial Belanda.

“Sengaja saya mengundang semua sanak keluarga dan handaitaulan tiada lain saya ingin berpamitan dan mohon do’a restu semoga selama menjalani hukuman diberi kekuatan,kesabaran dan ketabahan serta ketawakalan.” Kira-kira demikian penuturan  Raden Arya seraya mengatakan demi meyakinkan sanak keluarganya bahwa dirinya dijatuhi hukuman oleh penguasa colonial Belanda semata – mata hanya gara-gara di fitnah.

Mendengar penuturan Raden Arya semua keluarga dan sanak saudara yang hadir saat itu bukan main sedihnya. Semua berlinang air mata tak terkecuali.

“Sungguh saya merasa terharu. Namun saya yakin air mata yang berlinang tidak semata merupakan air mata kesedihan dikarenakan kita harus berpisah untuk sementara waktu. Tapi eta cipanon mangrupa cipanon kajayaan anu baris jadi saksi yen antara bener jeung salah moal bisa pahili! Kebenaran dimana-mana pasti menang!” Tandas Raden Arya meyakinkan keluarganya. Maka dalam pertemuan  itu  sang patih Raden Arya Danuningrataya mengajukan gagasan seraya  mengumumkan bahwa  nama Harjawinangun sebagai ibu kota Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya) diganti menjadi Manonjaya yang mengandung arti cipanon kajayaan (air mata kejayaan).

Itulah sekelumit riwayat tentang asal-usul

nama Manonjaya seperti dituturkan oleh para sang leluhur sepuh kapungkur (orangtua dahulu) hingga tersusunnya riwayat singkat tersebut.

Nah,kalau sobat  kebetulan melancong ke daerah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya,rasanya belum lengkap jika tidak menyempatkan diri mengunjungi dua tempat yang boleh dibilang cukup monumental  di daerah Manonjaya yakni Jembatan Cirahong dan Masjid Agung Manonjaya. Konon jembatan Cirahong adalah jembatan Kereta Api yang berada diperbatasan antara Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis. Jembatan Cirahong melintas di atas sungai Citanduy yang merupakan perbatasan dari kedua kabupaten tersebut. Jembatan Cirahong dibuat dengan menggunakan kontruksi besi baja yang sangat kokoh. Dibangun pada tahun 1893 atas prakarsa Bupati Galuh (Ciamis-Red) saat itu,R.A.A.Kusumadiningrat.

Ciri khas keunikan jembatan Cirahong karena memiliki dua fungsi, bagian atas berfungsi untuk jalur lalu lintas kereta api sedangkan bagian bawah atau lebih tepatnya lorong bagian tengah berfungsi sebagai jalur lalu lintas kendaran motor dan mobil,termasuk para pejalan kaki. Jembatan Cirahong ini merupakan jalur alternative dari Tasikmalaya menuju Ciamis lewat Manonjaya dan sebaliknya.

Setelah mengunjungi jembatan Cirahong perjalanan  kita lanjutkan dengan mengunjungi Masjid Agung Manonjaya,sekalian beristirahat disana, melepas lelah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Masjid Agung Manonjaya merupakan masjid tertua di Kabupaten Tasikmalaya. Menurut catatan sejarah Masjid Agung Manonjaya dibangun pada tahun 1837M. Masjid ini menjadi kebanggaan warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Terletak di Desa  Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Selain karena usianya yang cukup tua, Masjid Agung Manonjaya memiliki ciri khas tersendiri dari segi arsitekturnya.Sehingga  Pemerintah RI melalui Badan Arkeologi menetapkan Masjid Agung Manonjaya yang memiliki luas 1.250 meter persegi  ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Konon,di Kabupaten Tasikmalaya masih banyak tempat-tempat lain yang menarik untuk dikunjungi, terutama dikawasan  selatan hingga keperbatasan menuju  samudra Indonesia. Namun untuk perjalanan edisi kali ini kita jeda  dulu sampai disini.Nantikan perjalanan saya ke tempat lain.(lili guntur)***

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI