Sabtu, 27 Juli 2024
BerandadeNewsPendamping PKH Pakenjeng Dinilai Berhasil Dorong Perubahan Kepada KPM

Pendamping PKH Pakenjeng Dinilai Berhasil Dorong Perubahan Kepada KPM

Dejurnal.com, Garut – Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Pakenjeng dinilai berhasil mendorong perubahan positif yang signifikan dalam mengubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam kehidupan sehari-hari.

Penilain ini berdasarkan hasil survei Pemuda Pelopor Kabupaten Garut yang meneliti dampak PKH terhadap perilaku KPM Kecamatan Pakenjeng.

Hasil rilis yang diterima dejurnal.com dari Ketua Forum Komunitas Pemuda Pelopor. Ade Burhanudin, S.I.P., M.Si menyebutkan, PKH sebagai bantuan bersyarat dari kemensos yang berupaya merubah perilaku KPM berkaitan dengan komponen kesehatan, pendidikan, dan atau kesejahteraan sosial.

“Hasil uji lapangan menunjukan bahwa teraksesnya layanan kesehatan, pendidikan dan pencapaian prestasi anak-anak KPM serta pemanfaatan layanan perbankan menjadi bukti keberhasilan PKH dalam menanmkan cita-cita dan tujuan program itu sendiri,” ucap Ade dalam rilisnya, Sabtu (12/10/2019).

Diketahui dan dijelaskan di bidang kesehatan, masyarakat Pakenjeng, 90% KPM dari penerima manfaat program PKH telah memeriksakan kehamilannya secara rutin ke puskesmas terdekat.

Pasca melahirkan, 94% KPM melakukan pemeriksaan kesehatan anak usia 1 bulan secara rutin. Jika dibandingkan dengan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yaitu sebesar 84,1% orang tua yang memeriksakan kesehatan anak usia 1 bulan, maka dapat dilihat ada kenaikan sebesar 9,9%.

Menurut Ade Burhan, perubahan positif juga ditemukan dalam pemeriksaan kesehatan anak usia 1-6 tahun, tingkat partisipasi program Keluarga Berencana dan kepemilikan BPJS.

Di bidang pendidikan, sebagian besar dana PKH digunakan untuk keperluan sekolah. Hasil survei menunjukkan 80% anak-anak KPM hadir di sekolah secara reguler. Bahkan 20% anak-anak KPM memiliki prestasi di sekolah dibanding dengan non KPM.

Demikian pula lansia penerima PKH, 8,8% lebih mungkin datang ke faskes daripada non KPM. ”Meski angka tingkat kesadaran KPM lansia untuk memeriksakan kesehatan dan partisipasi dalam kegiatan sosial masih rendah yang dikarenakan keberadaan pusat puskesmas sedikit jauh dari jangkawan,” kata Ade Burhan.

Capaian positif juga tampak pada metode penyaluran bansos non tunai menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dari survei itu 98% KPM lebih menyukai KKS untuk penarikan dana PKH dibandingkan dengan cara sebelumnya melalui kantor pos. “Melalui KKS, penerima PKH lebih “melek” terhadap transaksi perbankan,” tambahnya.

PKH juga telah mendukung peningkatan inklusi keuangan sehingga keluarga miskin dapat mengakses layanan perbankan. Bahkan 17% KPM telah menggunakan rekening KKS untuk transaksi keuangan, dengan transaksi terbanyak adalah menabung.

Menurut Ade Burhan tantangan ke depan bagi PKH adalah efektivitas penyaluran. Belum meratanya persebaran agen bank di wilayah pakenjeng. jaringan yang buruk, lokasi ATM yang jauh dan belum “meleknya” sebagian besar KPM PKH dengan transaksi perbankan, untuk itu pihaknya mendorong agar segera dilakukan eksplorasi pemanfaatan teknologi untuk transaksi .

“Penyempurnaan proses digitalisasi verifikasi komitmen PKH (e-PKH) oleh pendamping PKH Kecamatan Pakenjeng juga penting karena kendala dalam mekanisme pelaporan secara manual menyebabkan keterlambatan dalam proses analisis informasi dan tindak lanjut. Tantangan lain adalah pengembangan pendekatan life cycle.

“Integrasi bantuan sosial baik antar internal lembaga maupun dengan kementerian/lembaga lainnya harus terus dibangun untuk menekan angka kemiskinan” ujar Ade Burhan

Ade Burhan menambahkan pemerintah menggulirkan PKH sejak 2007 sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Dari laporan Badan Pusat Statistik menyebutkan terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 0,41% pada Maret 2019 dibanding Maret 2018.

“Artinya dalam satu tahun, ada 0,41% atau 0,80 juta jiwa masyarakat terentaskan dari kemiskinan,” sambung Ade Burhan.

“Saya sangat, mengapresiasi terhadap kinerja para pendamping PKH yang ada di Pakenjeng, karena beberapa capaian indikator keberhasilan KPM telah di implementasikan. Bahkan semua KPM sudah terbiasa menggunakan transaksi menggunakan ATM. Pungkas Ade Burhan.

“Kami melaksanakan semua pekerjaan sesuai dengan juklak dan juknis ketika kami di bimtek.” Ucap Jajang, SM Salah satu Pendamping PKH Kecamatan Pakenjeng yang di konfirmasi via whatsapp.

Keberhasilan – keberhasilan pendampingan KPM PKH yang di lakukan oleh para pendamping PKH Kecamatan Pakenjeng mudah-mudahan bisa dan terus menginspirasi seluruh warga Garut.***Rachmanesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI