M. Ischaq
Dejurnal. com, Bandung — Setiap hujan dengan intensitas tinggi, dapat dipastikan air tergenang di kawasan RW 07 Desa Margahayu Selatan yang berbatasan dengan RW 01 Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupupaten Bandung.
Kawasan ini populer disebut Jalan Dengdek (Jadek), karena memang dulunya jalan ini dengdek, atau miring. Meski sekarang sudah tidak dengdek lagi karena jalannya sudah dibeton, tapi sebutan dengdek masih melekat. Begitu pun banjirnya masih kerap terjadi meski hujannya turun di Kota Bandung.
Hal ini menjadi keprihatinan Camat Margahayu Mochammad Ischaq. Menurutnya, banjir yang kerap menggenangi jalan utama Kecamatan Margahayu menuju Soreang ini sekurangnya karena dua hal. Pertama, kata Ischaq, karena penyempitan sungai dari Cikahiayangan menuju Lanud Sulaiman, yang ke dua karena masih belum sadarnya masyarakat yang masih mebuang sampah ke sungai.
“Nanti saya akan mengadakan pembicaraan dengan melibatkan Kepala Desa Sayatai dan Margahayu Selatan, masyarakat khususnya yang terlewati oleh sungai yang terkait, Dinas PUTR dan Satgas Citarum Harum. Tapi menunggu dulu masukkan dari masyarakat. Insyaalloh minggu depan Musrenbang kecamatan akan dilangsungkan. Mungkin ada aspirasi masyarakat yang disampaikan mengenai banjir di kawasan tersebut,” kata Ichaq saat dihubungi di kantornya, Jum’at (24/1/2020).
M. Iscahq menuturkan, upaya mengatasi banjir di jalan Dengdek perlu normalisasi sungai di kawasan tersebut.
“Nanti akan dibicarakan bagaimana dituntut kesadaran masyarakat untuk membongkar bangunan atau tembok yang menjadikan sungai sekitar kawasan tersebut menyempit antara 2-3 meter, dikembalikan ke ukuran normalnya seperti semula,” ujarnya.
Penyebab lain banjir di sana, kata Ischaq juga karena sampah yang sering mampet di bawah jembatan (jalan). Jika hujan dengan intensitas tinggi, banjir bisa menggenangi jalan utama ke arah Soreang dengan ketinggian bisa mencapai 50 cm. Banjir ini tentu saja mengakibatkan kemacetan lalulintas.***
Sopandi