Dejurnal.com, Purwakarta – Pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang dikerjakan oleh Sinohydro di Kampung Tegal Nangklak RT 21 RW 08 Desa Bunder Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta dianggap jadi penyebab rusaknya sebelas rumah warga di wilayah tersebut.
Sudah hampir setahun, sebelas Kepala Keluarga (KK) tersebut harus ngontrak tanpa kejelasan ganti rugi dari pihak pelaksana proyek. Mereka hanya mendapatkan bantuan untuk mengontrak rumah sebesar Rp 1 juta setiap bulannya. Akhir-akhir ini, bahkan bantuan tersebut tersendat. Tanpa alasan yang jelas.
Kesal dengan kondisi tersebut, sejak kemarin, Rabu 27 Mei 2020, para kepala keluarga dari 11 KK itu menggelar aksi menutup jalan dengan memasang tenda serta bermalam, tak jauh dari lokasi rumah-rumah mereka. Sebelas kepala keluarga itu menuntut ganti rugi lahan dan rumah mereka yang rusak.
“Aksi protes tutup jalan dan pasang tenda serta menginap, ini akan dilakukan hingga tuntutan 11 KK ini dipenuhi. Kami tidak neko-neko, kami mendukung proyek nasional. Tapi tempat kami tinggal, rusak, rumah mau roboh, tidak bisa ditempati lagi. Mohon perhatiannya. Relokasi atau apapun namanya, yang penting kami punya tempat tinggal, tidak ngontrak. Warga kami sejak september 2019 lalu, tak jelas nasibnya,” kata Ketua RW 08, Maman Rusmana, diamini warga, Kamis (28/5) di lokasi aksi.
Sementara, Cucu Mulyati (45) salah satu warga menjelaskan, kerusakan rumahnya ini sebenarnya telah terjadi pada pertengahan September lalu. Saat itu, ada pembuatan terowongan untuk kereta cepat yang lokasinya tak jauh dari pemukiman warga ini. Dia mensinyalir, kerusakan ini, disebabkan bergesernya tanah karena getaran dari aktivitas proyek tersebut. “Dari 11 rumah, beberapa diantaranya sudah roboh dan nyaris rata dengan tanah,” kata Cucu.
Cucu menyeritakan, saat ada sosialisasi proyek kereta cepat, dirinya berharap rumahnya akan kena gusuran dan mendapat ganti rugi. Mengingat, rumahnya ini tak jauh dari lokasi terowongan untuk kereta yang menghubungkan Jakarta-Bandung tersebut.
“Sudah hampir setahun, ganti rugi belum juga direalisasi, saya bukan mau ngontrak terus, tapi diganti tanah dan rumah saya,” kata Cucu.
Dihari yang sama Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, Nina Heltina nampak mengunjungi lokasi rumah warga yang terdampak proyek tersebut. Wakil Rakyat dari Fraksi Gerindra itu juga nampak membagikan bantuan sembako kepada 11 KK yang rumahnya sudah tidak bisa ditinggali itu.
“Kita terima aduan warga dan hari ini langsung mengunjungi. Sekedar meringankan beban warga yang terdampak, kita bagikan paket sembako,” kata Nina.
Ia juga berjanji akan membawa permasalahan ini dan menyampaikan ke pemerintah daerah. “Jangan hanya karena dalih ini proyek nasional, lalu pemerintah sewenang-wenang pada warga. Pemerintah daerah harus cepat cari solusi dan mengkordinasikan hal ini dengan para pihak terkait,” demikian Teh Nina.
Pada kesempatan tersebut nampak hadir perwakilan dari Sinohydro yang didampingi penerjemah. Pihak Sinohydro juga berjanji akan segera mengkoordinasikan hal ini dengan pihak KCIC.(Budi)