Dejurnal.com, Bandung – Sayaginet provider service internet, salah satu unit usaha yang dimiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, direspon baik oleh Bupati Bandung terpilih Dadang Suptriatna. Respon tersebut disampaikan Dadang Supriatna dalam beberapa kesempatan. Hal ini ditandaakan pula oleh Kepala Desa Sayati Nandar Kusnandar.
“Saya belum lama bertemu dengan Bupati Bandung terpilih. Ia merespon baik,”‘ kata Nandar di kantornya, Rabu (10/3/2021).
Dengan respon tersebut, Nandar akan membangun jaringan Sayaginet agar lebih luas. “Mudah-mudahan bisa mengcover seluruh Kabupaten Bandung. Bupati, nantinya tinggal memberikan regulasi dan memperkuat untuk desa-desa yang lain bisa kerja sama,” katanya.
Nandar menjelaskan, Sayaginet dan video tron menjadi aset yang memberi kontribusi terhadap desa. Kaitan dengan hasil yang bentuknya menjadi PADes itu sudah disepakati di dalam akta perjanjian di notaris. “Ada pun yang diatur Perdes terkait ke depannya warga masyrakat harus mendukung program. Terkait dengan jaringan telekomunikasi, termasuk video tron, itu silahkan masyarakat yang punya giat usaha UMKM untuk mempromosikannya. Kalau promosi ke pihak swasta di video tron ditampilkan itu berapa,” katanya.
Dengan promosi di video tron, menurut Nandar, artinya pemerintah desa sudah langsung menberikan kontribusi. “Kita mengakomodir pengusaha-pengusaha untuk tampil tidak selalu harus berbayar, tapi saya sudah bisa memberikan kontribusi langsung ke UMKM. Jadi ada yang memang bersifat materi yang tentunya sebagaian ada untuk masyarakat,” jelasnya.
Bagian yang kembali ke masyrarakat, Nandar mencontohkan untuk kegiatan guru ngaji, bea siswa santri yang tidak mampu, dan bisa saja rutilahu, atau insfrastruktur yang tidak terakomodir oleh APBD. ” Contoh di komplek yang fasus fasumnya belum diserahkan kepada pemerintah, yang selama ini menjadi hambatan di desa sayati. Kami belum bisa menganggarkan karena terganjal aturan,” katanya.
User Sayaginet kini mencapai 400.
Pada saat promo awal, terang Nandar untuk 250 user, ada subsidi masih seputat sampah, tapi bukan masalah gratis angkut sampah. ” Kita memberikan percepatan dalam penanggulangan sampah kepada pelaksana. Contoh, kalau memang ingin membereskan sampah tentu harus ada tenaga kerja banyak, pengepulnya harus kita kondisikan, semua pengelola sampah itu ke dapan kita perhatikan BPJS-nya, kita perhatikan kebutuhan kelengkapan pakaian kerjanya, dan ini berbentuk lain. Misalnya kita menyediakan lokasi sampah . Bisa saja ke depan gratis sampah, tergantung kebutuhan di lapangan seperti apa kondisi di lapangan,” terangnya.***Sopandi