• Garut
  • Karawang
  • Purwakarta
  • Bandung
  • Ciamis
  • Cianjur
  • Subang
  • Sukabumi
  • indramayu
No Result
View All Result
  • Login
deJurnal.com
Rabu, Juni 4, 2025
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
No Result
View All Result

in OpiniKita

Bukti Literasi Sejarah Mengapresiasi RA Lasminingrat Sangat Layak Menjadi Pahlawan Nasional

bydejurnalcom
Rabu, 10 November 2021
Reading Time: 4 mins read
ShareTweetSend

Oleh : Oos Supyadin, SE., MM. *)

Sebagai Panitia Pengusung RA Lasminingrat menjadi Pahlawan Nasional, penulis tertarik pada sebuah tulisan dari Fandy Hutari, dan menganggap layak menyajikannya kembali dimomentum Hari Pahlawan ini seiring keinginan kuat Bupati Kabupaten Garut menjadikan RA Lasminingrat sebagai Pahlawan Nasional.

Perempuan selalu menjadi inspirasi zamannya, semisal kisah Jeanne d’Arc pada abad ke-15 di Perancis. Ia berhasil menjadi inspirasi semangat kebangsaan Perancis saat negara itu diduduki Inggris. Setelah dianggap menyebar ilmu sihir dan dibakar hidup-hidup oleh Inggris, ia lalu dinobatkan sebagai orang suci.

BacaJuga :

Tragis Cucu Bunuh Nenek Dengan Cobek, Jengkel Tak Diberi Uang Jajan.

Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik, Bupati Herdiat Imbau Warga Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

Selama Dua Pekan, Satreskrim Polres Purwakarta Ringkus 12 Pelaku Pencurian

Kisah diatas mengingatkan pada seorang sosok perempuan Sunda yang tampaknya luput dari perhatian dan penilaian khazanah sejarah Indonesia. Padahal, secara literasi sejarah tokoh ini banyak mengguratkan inspirasinya dan menorehkan prestasinya, jauh sebelum Kartini (1879) dan Dewi Sartika (1884) lahir.

Ia adalah Raden Ayu Lasminingrat alias RA Lasmingrat. Banyak penulis sejarah dan kesastraan yang menyebutnya sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia, baik intelektual dalam kesusastraan (kepenulisan/kepengarangan) maupun intelektual dalam hal pendidikan khususnya bagi kaum perempuan.

Saat getir dan tertindasnya bangsa ini beratus tahun dijajah, justru sosok seorang RA Lasmingrat sudah sangat peduli nasib kaum hawa bangsanya sendiri, khususnya perempuan Sunda. Mengulas ketokohan RA Lasminingrat, rasanya penting menjelang peringatan Hari Pahlawan Nasional ini, yang setiap tanggal 10 Nopember selalu diperingatinya oleh seluruh bangsa Indonesia.

Intelektual dalam bidang kepengarangan dan penulisan RA Lasminingrat rupanya diwarisi dari ayahnya Raden Haji Moehammad Moesa, seorang perintis kesusastraan cetak Sunda, pengarang, ulama dan kepala penghulu agama, dan tokoh Sunda pada pertengahan abad ke-19. RA Lasminingrat diperkirakan lahir di Garut pada tahun 1856. Lasminingrat kecil harus berpisah dengan keluarga dan pindah dari Garut ke Sumedang untuk belajar membaca, menulis, dan tak ketinggalan, mempelajari bahasa Belanda.

Di sana ia diasuh oleh teman Belanda ayahnya, Levyson Norman. Karena didikan Norman, Lasminingrat tercatat sebagai perempuan pribumi satu-satunya yang mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda pada masanya. Pada 1871 ia kembali dan menetap di Pendopo Kabupaten Garut.

Dan pada tahun itu pula, RA Lasminingrat memulai menulis sendiri beberapa buku berbahasa Sunda yang ditujukan untuk anak-anak sekolah. Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Ungkapan ini serasa pas untuk menggambarkan bakat menulis Lasminingrat yang menurun dari ayahnya. Adik Lasminingrat, yaitu Kartawinata, juga dikenal sebagai seorang penulis Sunda. Buku-buku RA Lasminingrat merupakan buku untuk anak-anak sekolah, baik karangannya sendiri maupun terjemahan.

Lalu berikutnya pada tahun 1875 RA Lasminingrat menerbitkan buku Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid. Buku ini dicetak sebanyak 6.015 eksemplar dengan menggunakan aksara Jawa, lalu mengalami cetak ulang pada 1911 dalam aksara Jawa dan 1922 dalam aksara Latin.

Setelah karya tersebut, RA Lasminingrat berikutnya pada tahun 1876 terbit Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng Jilid I dalam aksara Jawa. Buku ini merupakan hasil terjemahan dari tulisan Marchen von Grimm dan JAA Goeverneur, yaitu Vertelsels uit het wonderland voor kinderen, klein en groot (1872) dan beberapa cerita Eropa lainnya. Jilid II buku ini terbit setahun kemudian, lalu mengalami beberapa kali cetak ulang, yakni pada 1887, 1909, dan 1912, dalam aksara Jawa dan Latin.

Bukti sejarah ini, sungguh mencengangkan jika kita berkaca pada banyaknya eksemplar cetak mengingat pada masa kini saja, sebagian besar penerbit buku hanya mencetak buku sebanyak 1.500 sampai 3.000 eksemplar untuk terbitan pertama. Tidak dibayangkan, bagaimana bisa karyanya laku keras, sedangkan pada masa itu mungkin masyarakat pribumi masih banyak yang buta huruf. Yang lebih mencengangkan lagi, karya-karya Lasminingrat mengalami cetak ulang berkali-kali. Sekali lagi ini sungguh luar biasa.

Terobosan baru yang dicapai Lasminingrat di dunia kepengarangan adalah penggunaan kata ganti orang pertama. Mikihiro Moriyama dalam bukunya Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19, mencatat bahwa RA Lasminingrat merupakan penulis pribumi pertama menggunakan kata ganti orang pertama dalam tulisan berbahasa Sunda. RA Lasminingrat, tulis Mikihiro, memakai kata kula yang merujuk kepada saya dalam kata pengantar bukunya Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng yang terbit pada 1876. Buku ini merupakan kumpulan berbagai macam karya terjemahan.

Berikutnya, intelektual dalam bidang pendidikan setelah menjadi istri Bupati Garut RAA Wiratanudatar VIII, RA Lasminingrat mengurangi aktivitas kepengarangannya. Ia lalu berkonsentrasi di bidang pendidikan bagi kaum perempuan Sunda (Moriyama, 2005: 243). Sejak kecil Lasminingrat bercita-cita memajukan kaum hawa melalui pendidikan. Obsesinya ini terwujud pada 1907.

Pada tahun 1907, RA Lasminingrat mendirikan Sekolah Keutamaan Istri di ruang gamelan Pendopo Kabupaten Garut. Di sekolah ini RA Lasminingrat sudah menerapkan sistem kurikulum dalam bidang pendidikan yang digagasnya. Tidak disangka, pada 1911 sekolahnya berkembang. Jumlah muridnya mencapai 200 orang, dan lima kelas dibangun di sebelah pendopo.

Sekolah ini akhirnya mendapatkan pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda pada 1913 melalui akta nomor 12 tertanggal 12 Februari 1913. Pada tahun 1934, cabang-cabang Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang.

Di sekolah Keutamaan Istri, murid-muridnya diajari cara memasak, merapikan pakaian, mencuci, menjahit pakaian, dan segala hal yang ada hubungannya dengan kehidupan berumah tangga. Tujuannya, supaya kelak saat dewasa dan menikah, mereka bisa membahagiakan suami dan anak, juga mengerjakan sendiri apa saja yang berhubungan dengan rumah tangga.

Lasminingrat dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap orang lain. Dalam catatan sejarah, ia merupakan salah seorang tokoh yang mendukung Dewi Sartika untuk mendirikan sekolah bagi kaum perempuan pada 1904.

Ini berawal saat Dewi Sartika kesulitan dalam meminta izin kepada Bupati Bandung RAA Martanagara untuk mendirikan sekolah. Bupati selalu menolak maksud Dewi Sartika tersebut. Bukan tanpa alasan Bupati Bandung menolak keinginan Dewi Sartika.

Menurut sejarawan Universitas Padjadjaran, Prof Nina Herlina Lubis, dalam bukunya Kehidupan Kaum Menak Priangan, ayah Dewi Sartika diasingkan ke Ternate lantaran dituduh terlibat percobaan pembunuhan terhadap Bupati Bandung dan pejabat Belanda di Bandung, pada usianya yang baru sembilan tahun. Karena peristiwa itu, Bupati Bandung menganggap Dewi Sartika adalah anak musuh politiknya. Maka dari itu, permintaannya selalu ditolak.

Melihat hal ini, RA Lasminingrat turun tangan dengan bantuan suaminya. Ia meminta suaminya memberikan saran kepada Bupati Bandung agar maksud Dewi Sartika yang akan mendirikan sekolah terkabulkan. Setelah berbicara dengan RAA Wiratanudatar VIII, Bupati Bandung memberi izin kepada Dewi Sartika. Atas andil dan peran RA Lasminingrat pula maka pada Januari 1904, Dewi Sartika akhirnya mendirikan Sakola Istri di Bandung. Lasminingrat dan Dewi Sartika memang sering kali berhubungan layaknya seorang ibu kepada anak. Mereka terutama saling memberikan dukungan perjuangan untuk memajukan kaum perempuan.

RA Lasminingrat dikarunia usia yang sangat panjang. Ia meninggal dunia pada 10 April 1948, setelah sebelumnya dalam perang kemerdekaan ia mengungsi ke Waaspojok pada 1946. Ia sempat tinggal di sana beberapa lama. Hingga akhirnya ia sakit dan mengembuskan napas terakhir di tanah kelahirannya, Garut.

Kalau RA Kartini dijuluki sebagai pahlawan emansipasi dan Dewi Sartika sebagai tokoh pendidikan, tidak berlebihan jika RA Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia karena pikiran-pikiran kritis dan modernnya telah melampaui zamannya.

Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi inspirasi di Hari Pahlawan.

Selamat Hari Pahlawan…

*) Penulis merupakan Ketua Panitia Pengusung RA Lasminingrat menjadi Pahlawan Nasional yang dilantik Bupati Garut pada tanggal 3 Juni 2021 atas Surat Keputusan TP2GD Kab Garut Nomor: Kep.03/TP2GD/V/2021 tanggal 20 Mei 2021.

Ikuti Whatsapp Channel deJurnalcom
Previous Post

Bupati Ajak IWAPI Kabupaten Garut Terus Kembangkan Kegiatannya

Next Post

Karang Taruna Bojonggenteng Adakan Sunatan Massal

Related Posts

deNews

Respons Cepat Bupati Herdiat Tinjau Lokasi Bencana Angin Puting Beliung

Rabu, 4 Juni 2025
deNews

Kasus Kekerasan terhadap Anak di Ciamis Mengkhawatirkan, DP2KBP3A Gelar Rapat Koordinasi Lintas Sektor

Selasa, 3 Juni 2025
deNews

DPMPTSP Ciamis Ajak Masyarakat Gunakan Aplikasi OSS untuk Pengurusan Izin Usaha secara Mandiri

Selasa, 3 Juni 2025
deNews

Tragis Cucu Bunuh Nenek Dengan Cobek, Jengkel Tak Diberi Uang Jajan.

Selasa, 3 Juni 2025
deNews

Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik, Bupati Herdiat Imbau Warga Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

Selasa, 3 Juni 2025
Hukum dan Kriminal

Selama Dua Pekan, Satreskrim Polres Purwakarta Ringkus 12 Pelaku Pencurian

Selasa, 3 Juni 2025

ADVERTISEMENT

DeepReport

Terkait CSR Peternakan Ayam Manggis, Tak Seorang Pun Mengaku Terima Signifikan

Sabtu, 9 November 2019

CSR Manggis, Masyarakat Jamali Kademangan Akan Audiensikan ke DPRD Cianjur

Jumat, 13 Desember 2019

KabarDaerah

KPU Kabupaten Garut Gelar Refleksi Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Garut Tahun 2024 Bersama Unsur Media Massa

Minggu, 23 Februari 2025
Bupati Bandung terpilih HM Dadang Supriatna saat meninjau dan menyalurkan bantuan untuk warga terdampak angin puting beliung di Desa Cangkuang, Kec Rancaekek, Kab Bandung, Sabtu (17/4/2021).

Kang DS : Harus Banyak Tanam Pepohonan untuk Tekan Dampak Puting Beliung

Minggu, 18 April 2021

Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bandung Penghargaan Program Guru Ngaji Jadi Pemicu Semangat Anggota Dewan

Kamis, 13 Juli 2023

Inspektorat Subang Bakal Audit 58 Desa Peserta Pilkades Serentak 2021

Jumat, 13 November 2020
Foto : kegiatan kaji banding SMPN 1 Baregbeg

Keren, Sekolah Percontohan UKS Terbaik di Jawa Barat Ada di Ciamis

Minggu, 23 Maret 2025

Mahasiswa PPG IPI Kolaborasi dengan Dispusipda Garut Cerdaskan Generasi di SDN 1 Sukamukti

Senin, 14 April 2025

Banyak Dibaca

  • 270 Siswa Meriahkan FLS3N Tingkat Kabupaten Ciamis, Siap Melaju ke Provinsi Jawa Barat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Juara I Lomba Menulis Cerita pada FLS3N, Maritza Bakal Mewakili Kecamatan Arjasari ke Tingkat Kabupaten Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pencabulan Anak Dibawah Umur Terjadi di Wilayah Kecamatan Cikajang Garut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dulur Galuh SDR Juara LGSD Cup 2025, Tumbangkan Tim Senior RSUD Ciamis Lewat Aksi Gemilang Pemain Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Herdiat Nyatakan Pemkab Ciamis Siap Terapkan Jam Malam Dan Masuk Sekolah Pukul 06.00 Pagi Secara Bertahap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Terkini

Respons Cepat Bupati Herdiat Tinjau Lokasi Bencana Angin Puting Beliung

Rabu, 4 Juni 2025

Kasus Kekerasan terhadap Anak di Ciamis Mengkhawatirkan, DP2KBP3A Gelar Rapat Koordinasi Lintas Sektor

Selasa, 3 Juni 2025

DPMPTSP Ciamis Ajak Masyarakat Gunakan Aplikasi OSS untuk Pengurusan Izin Usaha secara Mandiri

Selasa, 3 Juni 2025

Tragis Cucu Bunuh Nenek Dengan Cobek, Jengkel Tak Diberi Uang Jajan.

Selasa, 3 Juni 2025

Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik, Bupati Herdiat Imbau Warga Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

Selasa, 3 Juni 2025

Kanal

  • Budaya
  • BumDesa
  • deBisnis
  • deEdukasi
  • deHumaniti
  • deNews
  • dePolitik
  • dePraja
  • deSport
  • deWisata
  • GerbangDesa
  • Hukum dan Kriminal
  • Kalam
  • Legislator
  • Nasional
  • OpiniKita
  • Parlementaria
  • Regional
deJurnal.com

PT. MEDIA PANTURA GROUP
Jalan Raya Rawadalem Blok Bunga Rangga
Balongan - Indramayu
Email : redaksi.dejurnal@gmail.com

Dapur Redaksi :
Jl. Mekar Biru II No. 56 Cileunyi - Bandung

  • dePrint
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Karir

© 2025 deJURNAL.com. Allright Reserved.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In