Dejurnal.com, Bandung – Pengelolaan air bersih Desa Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung menjadi percontohan nasional. Ini karena, instansi air bersih yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sampai saat ini sudah menyalurkan air ke 3500 sambungan, memenuhi kebutuhan warga dan beromset miliaran.
Menurut Kepala Desa Margahayu Tengah, Dra. Asep Zaenal Mahmud, pengelolaan air bersih ini sejak tahun 2014, di awal dirinya menjabat sebagai kepala desa, sampai kini dari pengelolaan air bersih itu Rp 125 juta /bulan masuk Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Total pengelolaan air bersih dari BUMDes masuk ke desanya Rp125 juta, hampir semua dikembalikan ke masyarakat. Untuk beasiswa saja 63 persen, ” kata Asep Zaenal di kantornya, Jum’at (10/12/21).
Asep menerangkan, dari pengelolaan air bersih untuk bea siswa santri tahun sekarang 15 orang nilainya perbulan Rp 350 ribu. ” Untuk 15 orang santri pertahun Rp 63 juta. Dari 2014, dari mulai memesantrenkan 3 orang, 6 orang, dan sekarang sudah 15 orang. Kami hanya memberikan stimulan awal tahun. Karena yang berat itu awal tahun, berikutnya oleh orang tuan, ” terangnya.
Dari pengelolaan air bersih juga, tambah Asep untuk operasional DKM masjid Jami Rp1 juta sebanyak 15 masjid yang ada di desa Marteng, dan 30 mushola sebesar Rp 500 ribu.
Menurut Asep, Desa Marteng juga menganggarkan dari Dana Desa (DD) untuk guru madrasah, diluar guru sekolah mengaji yang sudah diajukan ke Pemda.
Sebanyak 40 orang guru madrasah dan 24 orang guru PAUD, serta kader Posyandu mendapat insentif. “Untuk guru madrasah dan guru PAUD Rp 100 ribu perbulan. Untuk kader Posyandu tidak besar, hanya Rp 20 ribu perbulan,” jelas Asep di sela pemberian insentif tersebut di GOR desa setempat.
Pemberian insentif bagi guru madrasah dan PAUD serta kader Posyandu dilakukan diberikan akhir tahun. Sehingga untuk guru madrasah dan PAUD Rp100 ribu/ bulan kali 12 bulan Rp 1,2 juta. Begitu pun untuk kader Posyandu, Rp 20 ribu perbulan kali 12 bulan Rp 240 ribu. ***Sopandi