BerandadeEdukasiRumor "Siswa Siluman", Hasil Kajian Lapangan Anggota DPKG Ini Bikin Terperangah

Rumor “Siswa Siluman”, Hasil Kajian Lapangan Anggota DPKG Ini Bikin Terperangah

Dejurnal.com, Garut – Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut (DPKG) Susilawati membenarkan rumor adanya “siswa siluman” itu benar adanya dan fakta.

“Tapi saya tak sepakat kalau disebut siswa siluman karena semua data siswa ril hanya ada yang fiktif artinya data siswanya di sekolaah A, orangnya bersekolah di sekolah B,” ujar Susi kepada dejurnal.com, Selasa (21/12/2021).

Susi mengungkapkan, modus operandi siswa fiktif ini dilakukan oleh oknum yang memberikan data kepada operator di satuan pendidikan untuk dimasukan di Dapodik.

“Celakanya, ketika siswa yang realnya masuk salah satu sekolah, operator di sekolah itu tak bisa memasukan siswa tersebut ke dapodik karena sudah keduluan oleh sekolah yang mencatut data siswa itu,” ungkapnya.

Menurut Susi yang kasihan adalah satuan pendidikan yang benar-benar menerima anak tersebut menjadi siswa tapi tidak menerima BOP karena data anak tersebut sudah “dicuri” oleh sekolah lain.

“Ini fakta, dan ada anak Garut yang sekolah di Garut tapi data Dapodiknya ada di Pangalengan Bandung,” tandasnya.

Ia mengaku investigasi terkait data dapodik ini dilaksanakan bersama dua orang anggota DPKG lain yaitu Dedi Kurniawan dan Dr. Agus.

“Temuan ini bagi kami sungguh luar biasa dan tak terpikirkan sebelumnya, terkait isu siswa siluman,” ujarnya.

Ke depan, Susi menyarankan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk benar-benar mengawasi data dapodik setiap satuan pendidikan harua real dengan kenyataannya.

“Untuk dibuat Satgas Anti Mafia Dapodik, saya kurang setuju, karena masalah ini bisa diatasi oleh Disdik melalui Korwil, jika mereka bekerja maksimal mengawasi Dapodik hal ini bisa dicegah,” tandasnya.

Susi berharap kepala dinas yang baru bisa membenahi keabsahan dan kevalidan data dapodik di tiap satuan pendidikan berdasarkan fakta yang sebenarnya.

“Karena kalau tak dibenahi, sampai kiamat IPM Garut tak akan bisa naik naik,” tandasnya

Argumentasi terhadap Indeks Pendidikan, lanjut Susi, 1 saja untuk tingkat SD, 1 tingkat SMP 1 tingkat SMA. Udah berapa? Yang ujian PKBM 5000 siswa habis tak akan ada sisa.

“Yang berak di pendidikan formal, eh yang bau pendidikan non formal, jadi logis IPM tak akan beranjak naik meskipun melalui PKBM yang digemborkan dengan gencar,” pungkasnya.***Raesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI