Dejurnal.com, Garut – Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) bersama Bupati Garut H. Rudi Gunawan telah melaksanakan penanaman pohon Samida di Pendopo Garut, pada hari Rabu 22 Juni 2022 lalu yang dihadiri pula Kadisparbud H Budi Gangan Gumilar serta Rektor Uniga Prof Dr Abdusy Syakur selaku pembina dari DKKG, serta praktisi budaya dan gerakan hejo yang konsisten menyikapi tentang lingkungan hidup.
Menurut Ketua DKKG Kang Jiwan, kegiatan penanaman pohon samida ini merupakan salah satu bentuk dari garapan program kerja tentang pelestarian lingkungan yang wajib dilaksanakan demi keseimbangan ekosistem dalam kehidupan.
“Apalagi yang ditanam ini adalah pohon Samida yang konon merupakan pohon sejarah yang ditanam oleh Prabu Siliwangi jaman dahulu yang tertulis di salah satu prasasti Bogor,” ujarnya kepada dejurnal.com, Sabtu (25/6/2022).
Lanjut Ketua DKKG, tentunya pada masa itu merupakan tegang waktu kejayaan kerajaan Sunda yang salah satunya Garut merupakan bagian dari kerajaan Pajajaran, terlebih di Garut ada nama Kp. Samida yang konon katanya sebagai awal tumbuhnya pohon Samida yang ditanam oleh Prabu Siliwangi dan tentu ini merupakan galian sejarah baru.
“Pohon Samida sudah punah di Kabupaten Garut, dengan itu DKKG melakukan terobosan untuk menggali dan mendatangkan pohon samida dan Alhamdulillah, mendapatkan dari pemerintah Bogor yang sekarang ini ditanam pendopo Garut,” terangnya.
Menurut Kang Jiwan, penanaman pohin Samida akan dilakukan di tiga tempat, setelah pendopo kemudian di halaman DPRD Garut serta Kampung Samida sebagai tempat pohon Samida tumbuh pada jaman dahulu. “Semoga dengan adanya penanaman pohon Samida yang langka ini menjadikan kekayaan botani baru bagi kabupaten Garut,” harapnya.
Ketua DKKG menjelaskan, disamping punya sejarah, pohon Samida pun memiliki nilai ekonomi yang tinggi juga keindahan bentuk serta daun yang rindang berwarna warni.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada bapak Bupati Garut beserta yang hadir dalam penanaman pohon Samida yang telah mencerminkan betapa besar dan pentingnya pelestarian sejarah dengan menjaga keseimbangan ekosistem alam untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang,” ujarnya.
Kang Jiwan pun mengungkapkan rasa bangga terhadap Bupati Garut yang telah disuguhi prosesi kuhus dengan “Rajah Tunjal Bumi” yang sarat dengan isi petuah dan harapan serta doa bagi kebaikan kehidupan mahluk dialam semesta.
“Sebelum dilakukan penanaman pak bupati ini begitu paham tentang sejarah kerajaan Tatar Sunda yang beliau paparkan sangat mendetail ini diluar ekspektasi saya sebagai Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut,” akunya.
Kang Jiwan menyatakan kekaguman ke Bupati Garut yang luar biasa, begitu besar rasa cinta terhadap pelestarian budaya yang juga dibuktikan semakin bagus akses jalan ke tempat pariwisata berbasis budaya atau tempat tempat situs di kabupaten Garut.
“Saya yakin jika jika pemimpinnya memahami dan mencintai nilai budaya tak begitu sulit untuk melestarikannya tinggal keberpihakan pemerintahnya terhadap budaya untuk segera terlealisasi dengan seimbang karena sejauh ini masih sangat minim bagi perkembangan Budaya di Kabupaten Garut terlebih dengan kehidupan para praktisi budaya yang sampai saat ini belum tersejahterakan,” Pungkasnya.***Raesha