Senin, 11 November 2024
BerandadeBisnisPanen Bagus Harga Tak Maksimal, Nasib Petani Tembakau "Menangis"

Panen Bagus Harga Tak Maksimal, Nasib Petani Tembakau “Menangis”

Dejurnal.com, Demak – Nasib petani tembakau akhir-akhir ini semakin tertekan, seperti halnya yang dialami Suyoto petani tembakau desa Kalitengah, Mranggen Demak.

Kendati hasil panen tembakau bagus dan masuk kriteria, perihal harga jual tidak maksimal dan merugi, jangankan ada sisa hasil untung, justru sampe punya utang kepada para tenaga yang membantu petik daun tembakau.

Dengan demikan diputuskan tidak menjual hasil panenya, akan tetapi memotong semua tanaman tembakaunya dan dibakar, merugi dan nambah utang ke pihak pihak bank dan perorangan.

Menurut Suyoto, saat ini buat makan kebutuhan sehari hari bisa tercukupi sudah bersyukur.

Rumor bahwa ketika panen raya tembakau, para petani bisa beli sepeda motor, mobil dan lainnya, dibantah Suyoto itu tidak benar. “Justru para tengkulaklah yang menikmati hasil keuntungan berlipat dari pembelian tembakau dari para petani,” ujarnya.

Suyoto mewakili para petani tembakau berharap pemerintah memahami dan memikirkan langkah buat kesejahteraan para petani, entah permodalan, bibit, pupuk dan sebagainya.

Sementar itu, Ketua Munas
P2RPTI (Perkumpulan Pabrik Rokok dan Petani Tembakau Indonesia) Joko Supeno sedang berusaha terus berjuang untuk peningkatan kesejahteraan petani.

Negara harus ingat terhadap mereka yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka yang patut diingat ini bekerja keras, diperas keringatnya, air matanya, tenaganya, untuk pertumbuhan negara.

Tak hanya kepada pemerintah, Joko Supeno juga menghimbau para perusahaan rokok mendorong terciptanya ekosistem yang berkeadilan, berharap para pabrikan rokok besar turut membantu petani meningkatkan kualitas tembakau sehingga kualitas panen dapat optimal.

Dalam jangka panjang dapat bersinergi sekaligus memperbarui teknologi pertanian tembakau agar mampu bersaing dengan perkembangan zaman.
Ini harus dilawan, karena kita tahu cara pikir dan cara kerja di balik regulasi-regulasi yang tidak murni membawa alasan kesehatan.

“Ini tugas kita bersama agar tak semakin terpinggir oleh kepentingan apapun. Karena regulasi di Indonesia harus berdasarkan Konstitusi. Maka, kita utamakan dan jamin perlindungan terhadap petani tembakau, yang juga warga negara Indonesia, pastikan suaranya didengar. Hal tersebut adalah bagian kewajiban kita bernegara,” paparnya.***BUNGKUS

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI