Dejurnal.com, Bandung – Tanggal 20 April 2023, fenomena alam gerhana matahari hibrida (GMH) akan terjadi di Indonesia. Waspada agar jangan melihat gerhana matahari dengan mata telanjang atau secara langsung.
Pengamatan secara langsung dapat berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan mata Bahkan bisa merusak retina yang dapat menimbulkan pada kebutaan.
“Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan,” jelas Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W Premadi.
Bagaimana agar aman mengamati Gerhana Matahari
Pakai Kacamata Hitam dengan lensa khusus
Kacamata hitam saja tidak cukup melindungi mata dari sinar UV selama gerhana matahari. Untuk bisa memandang (dan memfoto) gerhana matahari, Anda perlu kacamata dengan lensa khusus.
Pasang filter matahari
Apabila ingin mengamati menggunakan teleskop maka harus ditambah dengan filter matahari. Fungsi filter ini adalah meredam cahaya matahari. Pastikan filter yang digunakan mampu meredam 100 ribu kali cahaya matahari.
Cara ini juga bisa digunakan untuk memfoto gerhana matahari. Tempelkan filter di depan lensa. Penting untuk diingat hindari melihat matahari lebih dari 3 menit.
Menggunakan pantulan air
Cara ini bisa dibilang lama, belum diketahui pasti kapan manusia mulai melihat gerhana matahari melalui pantulan air.
Mengamati gerhana menggunakan air di dalam ember adalah salah satu cara berteknologi rendah dan murah.
Cara ini juga diterapkan oleh anak-anak di South Harringay School di London, Inggris pada 30 Juni 1954 silam.
Kendati mudah dan murah, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, tidak menyarankan melihat gerhana Matahari melalui pantulan air.***Red