Dejurnal.com, Bandung – Nama lengkapnya Muhammad Fathir Supriatno.Tapi akrab dipanggil Muhammad Fathir atu Fathir. Siswa kelas 6 SDN Soreang 01 Kabupaten Bandung ini mengharumkan nama Kabupaten Bandung di ajang Festival Tunas Bahas Ibu (FTBI) tingkat Jawa Barat Tahun 2024 di Garut karena berhasil menjadi juara pertama Maca & Nulis Aksara Sunda, salah satu lomba dari 7 mata lomba yang dilombakan di FTBI tersebut.
Prestasi yang diraih semata wayang dari keluarga Asep Supriatno dan Neng Resmiati yang dilahirkan di Bandung, 4 Oktober 2012 ini, selain membuat bangga kedua orang tuanya, juga pihak sekolah dan para guru juga kepala sekolah yang telah mensuport Fathir mengikuti lomba Maca & Nulis Aksara Sunda sejak lomba tingkat kecamatan, kabupaten, hingga tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Kepala SDN Soreang 01 Hildawati, S. Pd, M.Ap menuturkan, sebelum mengikuti lomba FTBI tingkat kecamatan, pihak sekolah menjaring peserta. Diikutsertakan pada FTBI tingkat kecamatan, sampai tingkat kabupaten peserta mata lomba yang lainya dari SDN Soreang 01 ada yang juara 2, sedangkan Fathir juara pertama hingga FTBI tingkat Jabar dan akan menjadi wakil Jawa Barat di mata lomba Maca & Nulis Aksara Sunda di FTBI tingkat nasional.
Muhammad Fathir pada FTBI tahun sebelumnya hanya menjadi juara 2 tingkat Kabupaten Bandung pada lomba yang sama. Namun terus dibina sehingga membangkitkan semangat untuk terus maju. Dipilihnya Fathir untuk ikut lomba menurut Hildawati karena memiliki keterampilan cara menulis aksara Sunda unik, berbeda dengan yang lain.
“Bahasa Sunda itu cukup susah untuk anak-anak melenial sekarang, tetapi Fathir itu bagus. Itulah yang menjadi motivasi kami untuk mengikutsetakan pada lomba di FTBI. Setelah menjuarai FTBI tingkat kecamatan pada mata lomba Maca & Nulis Aksara Sunda Muhammad Fathir dibina lagi persiapan untuk tingkat kabupaten. Tidak hanya dibina oleh guru kelasnya tapi oleh semua guru bahkan mengambil pelatih ahli di bidangnya, ” tutur Hildawati di kantornya, Sabtu (21/12/2024).
Untuk ke FTBI tingkat provinsi, tambah Hildawati dibina lagi oleh yang lebih ahli dibinang aksara Sunda, mengambil dari UNPAD. Sampai akhirnya juara di tingkat provinsi.
Menurut Hildawati, tidak mudah untuk menjadi juara tingkat Jabar, karena saingan yang harus dihadapi Muhammad Fathir di tingkatkan kecamatan Soreang saja ada 40 sekolah, maju ke tingkat kabupaten ada 31 kecamatan, ke tingkat provinsi ada 28 kabupaten.
Untuk menghadapi FTBI tingkat Nasional, Hildawati mengaku belum terpikir triknya lagi. Tetapi ia berusaha untuk terus mensuport dan berusaha mendatangkan lagi ahli untuk membina.
“Mensuport bukan menekan anak untuk menjadi juara, tetapi mendorong anak itu untuk membiasakan supaya berkarakter atau mengkarakter dalam jiwanya bahwa aksara Sunda dan membaca aksara Sunda itu penting bagi dia. Tapi, disini kan ada literasi maka ditanamkan membaca sejak awal. Ketika disodorkan membaca aksara Sunda dia bagus,” katanya.
Hildawati juga menyebut keberhasilan dari Fathir tak lepas juga dari dukungan orang tua yang sangat luar biasa.
Neng Resmiati ibunda Fathir menyebutkan, ketika dari pihak sekolah diajukan untuk ikut lomba Maca & Nulis Aksara Sunda, awalnya ragu karena menurutnya untuk anak sekarang bahasa Sunda itu sangat susah.
“Termasuk saya juga yang kalau bicara bahasa Sunda suka campur dengan bahasa Indonesia. Apa lagi menulis aksara Sunda, karena jaman saya sekolah pun tidak dipelajari. Makanya pas ada guru mengajukan anak saya untuk ikut lomba Maca & Nulis Aksara Sunda saya ragu. Namun, selama anak nyaman saya dukung,” katanya.
Dukungan Neng Resmiati terhadap anaknya tak sekedar mempersilahkan anaknya mengikuti lomba Maca & Nulis Aksara Sunda, tapi ia pun ikut belajar aksara Sunda. Menurutnya, jika orang tua tidak bisa, maka anak juga tidak bisa belajar bersama orang tua di rumah karena kebersamaan ibu dengan anak lebih banyak di rumah.
Neng Resmiati berterimakasih kepada pihak sekolah terutama kepala sekolah, karena sangat terasa dukungan kepada anaknya dan memberi semangat sampai dari latihan serta lomba selalu mensuport.
Muhammad Fathir mengaku senang bisa menjadi juara pertama Lomba Maca & Nulis Aksar Sunda. Anak yang bercita-cita ingin menjadi atlit renang ini berterimakasih kepada dukungan kedua orang tua, guru dan kepala sekolah. Karena dukungan tersebut menambah semangat untuk terus belajar. Ia pun siap untuk maju ke FTBI tingkat nasional.* Sopandi