Dejurnal, Ciamis,– Musrenbang harus menjadi wadah yang benar-benar efektif dalam merumuskan rencana pembangunan. Jangan sampai hanya menjadi rutinitas tanpa hasil nyata.
Hal tersebut dikatakan Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025, di Aula Bappeda Ciamis, Senin (28/04/2025).
Dalam sambutannya, Bupati menegaskan bahwa Musrenbang bukan hanya sekadar agenda formal tahunan, melainkan forum penting untuk menyusun arah pembangunan yang sinergis, terukur, dan sesuai dengan kondisi riil keuangan daerah
Bupati Herdiat secara gamblang menyoroti realita fiskal Ciamis yang masih terbatas, bahwa dalam 5 hingga 10 tahun terakhir, usulan pembangunan dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten selalu melampaui Rp.2 triliun setiap tahunnya. Padahal, kemampuan riil fiskal Kabupaten Ciamis hanya berkisar di bawah Rp100 miliar.
“Kita tidak bisa terus bermimpi tinggi tanpa mengukur kemampuan. Pendapatan asli daerah kita hanya sekitar Rp.311 miliar, itu pun Rp.200 miliar berasal dari RSUD yang harus kembali digunakan untuk operasional tidak bisa digunakan keperluan lain,” jelasnya.
Bupati Herdiat mengingatkan agar para pemangku kebijakan tidak hanya terfokus pada belanja, namun juga mulai memikirkan strategi untuk meningkatkan pendapatan.
“Sudah saatnya kita berpikir bukan hanya bagaimana membelanjakan uang, tapi bagaimana menghasilkan uang,” tegasnya
Bupati Herdiat mengajak seluruh elemen pemerintahan, terutama para kepala desa dan OPD, untuk bergerak aktif dalam mengelola potensi yang dimiliki daerah masing-masing.
Bupati Herdiat mencontohkan keberhasilan Desa Panjalu dalam mengelola aset desa hingga mampu menghasilkan pendapatan miliaran rupiah setiap tahunnya.
“Kita harus punya mentalitas profit. Jangan hanya sibuk menghabiskan anggaran, tapi tidak memikirkan cara mendatangkan pendapatan. Saya ingin dalam waktu dekat setiap pimpinan OPD memiliki target dan inisiatif konkret,” ujarnya.
Bupati Herdiat menilai bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ciamis yang hanya sekitar 14% masih jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat seperti Kabupaten Bekasi (60%), Bogor (56%), dan Bandung (54%).
“Bahkan, Ciamis saat ini berada di peringkat tiga terbawah bersama Tasikmalaya dan Garut,” tegasnya.
Herdiat juga menginformasikan bahwa mulai tahun 2025, tidak akan ada lagi bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk kabupaten/kota. Kebijakan ini juga diperkirakan berlanjut hingga 2026.
“Ini tantangan besar bagi kita semua. Dengan keterbatasan fiskal dan tidak adanya dukungan dana dari provinsi, maka kita harus lebih inovatif dalam menggali potensi daerah. Kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Herdiat mendorong optimalisasi berbagai sektor yang berpotensi menyumbang PAD, mulai dari pertanian, peternakan, pariwisata, hingga pajak daerah.
Bupati Herdiat mendorong semua jajaran pemerintah untuk memiliki jiwa ‘profit-oriented’ dalam mengelola anggaran dan potensi daerah, dan menghimbau agar seluruh pimpinan OPD bekerja keras mengoptimalkan sektor-sektor potensial seperti pertanian, peternakan, pariwisata, pajak daerah, serta memanfaatkan teknologi dan digitalisasi.
“Pembangunan harus berdampak nyata. Jangan hanya jadi rutinitas musyawarah tanpa hasil. Ayo kita berlari bersama, bertarung meningkatkan profit daerah bangun strategi. Tinggalkan kebiasaan lama, dan siapkan lompatan besar lima tahun ke depan,” pungkasnya. (Nay Sunarti)