Dejurnal, Ciamis,- Perayaan Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke-383 dengan acara Ngarak Pataka yang digelar Kamis 12 juni 2025 menyisakan catatan penting absennya Dangiang Galuh Binangkit, tokoh kolektif sesepuh budaya Tatar Galuh yang selama ini selalu menjadi pengantar utama Pataka dari Pendopo ke DPRD Ciamis.
Ketidakhadiran Dangiang Galuh Binangkit memicu tanda tanya besar, mengingat kelompok ini sejak awal berdirinya dikenal sebagai simbol kehormatan dan pelestari nilai-nilai leluhur di Ciamis. Mereka bukan organisasi kemasyarakatan (ormas), melainkan dibentuk atas inisiatif Bupati Ciamis terdahulu sebagai bentuk penghormatan kepada para tokoh sepuh Galuh.
Ketua Dangiang Galuh Binangkit, Dudung Abdullah menyampaikan ucapan selamat Hari Jadi Kabupaten Ciamis yang ke-383, ia menjelaskan bahwa ketidakhadiran mereka bukan karena keengganan, melainkan keterbatasan. Dari 24 anggota aktif, sebagian besar merupakan tokoh senior dan lansia yang memerlukan bantuan khusus untuk hadir dalam acara resmi seperti pengantaran Pataka.
“Kami mendapatkan undangan VIP tapi kami tidak bisa hadir, sebagian besar anggota sudah sepuh. Untuk hadir di acara seperti ini, perlu seragam yang layak, bahkan transportasi khusus. Tapi tahun ini tidak ada fasilitas itu,” ujar Dudung.
Dijelaskan Dudung dari 24 anggota, hanya 9 orang yang masih memiliki seragam, namun kondisinya sudah lusuh dan tidak layak pakai.
“Sebelumnya kami sudah mengajukan permohonan dukungan sekadar untuk penyewaan seragam dan transportasi tapi tidak mendapat respons memadai dari instansi terkait, dalam hal ini dinas kebudayaan,” terangnya
Menurut Dudung kehadiran Dangiang Galuh Binangkit selama 25 tahun terakhir dalam setiap perayaan Hari Jadi Ciamis bukan hanya simbol seremoni, melainkan cerminan nilai luhur “Nyaah ka indung, nyaah ka kolot” sayang kepada ibu dan orang tua yang selama ini dijunjung dalam bu
“Kalau hari ini mereka tak diikutsertakan, apakah masih layak kita bicara tentang mencintai orang tua? Mereka adalah bagian dari sejarah, mereka bagian dari wajah Ciamis,” tambah Dudung.
Lebih lanjut Dudung mengungkapkan Dangiang Galuh Binangkit selama ini diisi oleh tokoh-tokoh penting, mulai dari mantan pejabat, guru besar, hingga budayawan yang pernah berjasa bagi Ciamis.
“Absennya kami di acara Ngarak Pataka tahun ini walaupun telah dikomunikasikan kepada pihak terkait, tetap menjadi ironi dalam momentum sakral Kabupaten Ciamis,” ungkapnya
Dengan tidak hadirnya Dangiang mengundang perhatian agar ke depan, Pemkab Ciamis melalui dinas terkait bisa lebih memperhatikan keberadaan tokoh-tokoh budaya sepuh.
“Harus ada sebuah program khusus yang mengakomodasi kebutuhan dasar kami dari seragam, transportasi, hingga penghargaan moral. Jangan hanya dijadikan simbol sesaat. Jika kita benar-benar menghormati budaya dan para tokohnya, maka seharusnya mereka diberi tempat yang layak dan terhormat,” tutup Dudung.
Diketahui Dangiang Galuh Binangkit adalah bagian dari perjalanan sejarah Kabupaten Ciamis. Kehadiran mereka bukan atas dasar keinginan sendiri, melainkan mandat dari pemerintah sebelumnya. Ketidakhadiran mereka tahun idni bukan semata absensi fisik, tetapi sebuah peringatan agar semangat “Nyaah ka kolot” tak sekadar menjadi slogan, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata. (Nay Sunarti)