Dejurnal, Ciamis,- Bukan sekadar ajang adu kecepatan merpati, Liga Merpati Ciamis 2025 menjelma menjadi ruang pemberdayaan komunitas sekaligus penggerak ekonomi kecil berbasis hobi. Pada Sabtu (19/07/2025).
Sebanyak 208 peserta dari berbagai daerah ambil bagian dalam putaran kelima yang digelar di Lapak Cibuntu, Desa Kertasari, Kecamatan Ciamis.
Liga tersebut menjadi bukti nyata bahwa hobi tradisional seperti merpati balap bisa dikemas menjadi kegiatan produktif, menghidupkan lapak-lapak desa, dan menyatukan para peternak serta pecinta burung balap dari berbagai penjuru Kabupaten Ciamis.
Sekretaris Liga Merpati Ciamis Onex, menyampaikan kompetisi yang digagas oleh Liga Merpati Ciamis tersebut digelar dua minggu sekali, bergiliran di berbagai titik lapak yang tersebar di wilayah Ciamis.
Di antaranya Lapak Gapura Banagara, Lapak Gunungsari, dan Lapak Caruy Sukajadi. Setiap lapak yang menjadi tuan rumah mendapatkan manfaat ekonomi selama kegiatan berlangsung.
“Ini bukan cuma soal kompetisi, tapi juga soal menjaga semangat kebersamaan, memberdayakan lapak lokal, dan membangun ekosistem peternakan merpati balap dari bawah,” tuturnya
Onex menegaskan bahwa Liga Merpati tidak hanya menjadi ajang kompetisi antarburung, tetapi lebih dari itu sebagai platform kolektif untuk tumbuh bersama.
“Di liga ini, tidak ada sistem babak kualifikasi. Semua peserta dari berbagai wilayah dan latar belakang dapat ikut serta, tanpa batasan jenis maupun kelas burung,” jelasnya.
Onex menambahkan Liga tersebut terbuka untuk siapa pun para penghobi burung untuk bergabung.
“Ini bentuk inklusivitas. Yang penting semangat dan etika kompetisinya dijaga,” imbuhnya.
Setiap pelaksanaan liga selalu menyedot atensi penggemar dari luar daerah, seperti dari Tasikmalaya, Garut, Banjar, dan Pangandaran.
“Momen ini pun kerap menjadi ajang silaturahmi dan tukar ilmu di kalangan peternak serta joki burung,” tutur Onex
Dikatakan Onex liga tidak hanya meningkatkan koneksi antar-komunitas, tetapi juga mendorong proses regenerasi peternak unggul.
“Dalam setiap putaran, merpati hasil persilangan lokal khas Ciamis ikut ditampilkan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli maupun peminat baru,” katanya.
Dengan Anang tersebut Onex menuturkan ingin Ciamis dikenal sebagai lumbung merpati unggul.
“Lewat kompetisi ini, banyak bibit peternak muda bermunculan dan berani tampil,” terangnya.
Di balik gegap gempita lomba merpati, ada denyut ekonomi kecil yang ikut bergerak. Warung sekitar lapak, jasa penangkaran, hingga pengrajin sangkar turut merasakan dampaknya.
“Ajang seperti ini membuktikan bahwa hobi, jika dikelola secara profesional dan kolektif, bisa memberikan nilai ekonomi berkelanjutan,” ujar Onex
Onex pun berharap Liga Merpati Ciamis terus mendapat dukungan, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat luas, karena potensinya sebagai wadah sportivitas sekaligus pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
“Kami membangun dari komunitas, untuk komunitas. Semoga kegiatan ini bisa terus hidup dan membawa manfaat jangka panjang, tidak hanya untuk para peternak, tapi juga untuk Ciamis secara luas,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaboratif dan komitmen menjaga tradisi, Liga Merpati Ciamis menjadi lebih dari sekadar perlombaan ia menjelma sebagai simbol ketahanan komunitas dan ekonomi rakyat yang hidup dari hobi. (Nay Sunarti)