Ciamis, deJurnal,- Pondok Pesantren Darussalam Ciamis kembali menghadirkan terobosan dakwah kreatif melalui gelaran Konser Nadwah 2025, Selasa (18/11/2025).
Acara yang digelar di halaman pesantren tersebut menampilkan deretan musisi nasional alumni Darussalam, seperti Chev Fanie Z, Krisyanto Jamrud, Restu Van Houtten, Ricky Jamrud, Rezza Hilman, serta kolaborasi bersama DeeFive Dan Duta HAPMI Kabupaten Ciamis 2025.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi turut hadir
dan menabuh drum sebagai simbol dimulainya rangkaian konser.
Kehadiran Sekda menegaskan dukungan Pemerintah Kabupaten Ciamis terhadap inovasi dakwah pesantren, terutama yang menggunakan pendekatan seni kreatif.
Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Dr. KH. Fadlil Yani Ainusyamsi, M.Ag. atau Ang Icep, menjelaskan bahwa Konser Nadwah dirancang untuk menunjukkan wajah pesantren yang modern dan terbuka terhadap seni.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pesantren tidak anti budaya dan tidak anti seni. Seni adalah bagian dari dakwah jika dikemas dengan pesan yang benar,” ungkapnya.
Ang Icep menambahkan bahwa konser awalnya direncanakan digelar di luar pesantren, namun situasi dan kebutuhan syiar membuat Darussalam memilih menjadi tuan rumah.
“Dengan digelar di Darussalam, masyarakat bisa melihat langsung bahwa pesantren dapat menjadi pusat pengembangan seni Islami,” katanya.
Dikatakan Ang Icep deretan artis nasional yang tampil merupakan alumni yang kembali ke pesantren untuk berbagi motivasi kepada para santri.
“Banyak alumni Darussalam yang berkiprah di musik nasional. Ada beberapa yang belum bisa hadir seperti Faang Wali yang berhalangan hadir karena sedang merawat orangtuanya yang sakit dan Ruri Republik. Tapi semua tetap membawa nama baik Darussalam,” tuturnya
Menurut Ang Icep kehadiran para musisi menjadi bentuk nyata bahwa seni bisa menjadi media dakwah yang membumi dan diterima lintas kalangan. Konser Nadwah juga diarahkan untuk memotivasi santri menjelang masa ujian.
“Kami ingin santri tetap semangat belajar. Dari 40 lebih karya yang saya tulis, 20 sudah dirilis dan 18 dibawakan malam ini,” jelasnya.
Dingkao Ang Icep Darussalam saat ini membina 14 vokalis internal yang digabung dengan para mentor. Pembinaan seni tersebut akan terus dikembangkan agar dakwah kreatif menjadi identitas pesantren.
Lebih lanjut Ang Icep menegaskan bahwa Darussalam tidak membatasi genre musik selama pesan yang dibawa sesuai dengan nilai-nilai Islam.
“Genre musik tidak kami kotak-kotakkan. Yang penting adalah syiarnya: membawa pesan Islam, membawa pesan kebaikan,” tegasnya.
Ia menilai pendekatan seni menjadi jalan efektif untuk menjangkau generasi muda yang mulai jenuh dengan metode penyampaian agama yang terlalu formal.
Terkait kemungkinan penyelenggaraan Konser Nadwah di luar pesantren, Ang Icep membuka peluang tersebut.
“Ke depan kami ingin mencoba di luar. Tapi untuk saat ini kita uji coba dulu di dalam. Acara di luar tentu butuh modal dan dukungan lebih besar,” ujarnya.
Acara pun mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, pengusaha, tokoh masyarakat, hingga komunitas Hardtop.
“Kehadiran para tamu saja sudah merupakan dukungan besar. Mereka datang meski agenda sedang padat,” tambahnya.
Konser Nadwah 2025 menjadi bukti bahwa Pondok Pesantren Darussalam tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga aktif mendorong perkembangan seni Islami sebagai sarana dakwah.
“Dengan hadirnya Pak Sekda dan para Kepala Dinas lainnya, para musisi nasional alumni Darussalam, serta dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, menjadi langkah kami membuktikan diri sebagai pusat pendidikan yang adaptif, kreatif, dan terbuka terhadap perkembangan zaman,” pungkasnya. (Nay Sunarti)













