Dejurnal.com , Garut — Suasana haru dan khidmat menyelimuti halaman Pendopo Garut pada Selasa dini hari, 1 Juli 2025. Di tengah udara sejuk dan gelap malam yang masih pekat, lantunan Sholawat Badr menggema merdu menyambut kedatangan para jamaah haji Kloter 40 Gelombang II asal Kabupaten Garut yang baru saja kembali dari Tanah Suci.
Tepat pukul 00.23 WIB, iring-iringan bus yang membawa 440 jamaah berhenti di depan aula. Dengan wajah penuh rasa syukur dan mata yang berkaca-kaca, para jamaah turun satu per satu dari kendaraan, disambut hangat oleh keluarga, panitia penyambutan, dan petugas haji. Suara sholawat tak henti mengalun, menghadirkan suasana spiritual yang mengingatkan pada penyambutan Nabi Muhammad SAW oleh kaum Anshar di Madinah.
Turut hadir dalam prosesi penyambutan ini, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Garut, H. Indra Azwar Mawardi. Dalam wawancaranya, beliau menyampaikan bahwa dari 440 jamaah yang tergabung dalam Kloter 40 JKS Gelombang II, satu orang jamaah bernama Ajaz asal Kecamatan Pakenjeng meninggal dunia di Tanah Suci. “Semoga Allah menerima amal ibadah beliau dan menempatkannya di tempat terbaik,” ucapnya penuh haru.
H. Indra juga menjelaskan bahwa perjalanan pulang dari Makkah-Madinah menuju Indonesia berjalan lancar, meskipun kondisi kawasan Timur Tengah masih belum sepenuhnya stabil akibat ketegangan pasca gencatan senjata antara Iran dan Palestina. “Alhamdulillah, seluruh proses kepulangan berjalan aman dan tertib,” ungkapnya.
Ia tak lupa memberikan pesan kepada para jamaah agar menjaga kesehatan setelah menempuh perjalanan jauh dan ibadah yang cukup melelahkan. “Istirahatlah yang cukup. Jangan terburu-buru mengikuti berbagai acara syukuran atau seremonial. Yang terpenting saat ini adalah memulihkan kondisi tubuh,” imbaunya.
Bagi generasi muda, H. Indra juga mengajak untuk segera mendaftar haji sejak dini. “Pendaftaran lebih awal sangat penting, agar saat tiba waktu berangkat, fisik dan mental sudah lebih siap untuk menjalani ibadah dengan optimal,” pesannya.
Kepulangan jamaah haji ini bukan hanya menjadi momen pribadi bagi para keluarga, tetapi juga menjadi bagian dari kesyukuran kolektif umat Islam di Garut. Sholawat yang mengalun, tangis haru keluarga, dan senyum penuh syukur para tamu Allah—semuanya menjadi saksi bahwa rukun Islam kelima telah ditunaikan dengan penuh keikhlasan.**Willy