Dejurnal.com, Bandung – Polresta Bandung telah melaksanakan Konferensi Pers tentang pengungkapan kasus tindak pidana pemalsuan surat, khususnya surat kendaraan bermotor (STNK) palsu, di Mapolresta Bandung, Soreang Kabupaten Bandung pada Senin (6/10/2025).
Kegiatan dipimpin langsung oleh Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono, S.H., S.I.K., M.H., CPHR, didampingi Kasat Reskrim Kompol Luthfi Olot Gigantara, S.H., S.I.K., M.A., serta jajaran Satreskrim Polresta Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolresta Bandung menyampaikan,”Jajaran Sat Reskrim Polresta Bandung berhasil mengungkap jaringan pelaku pemalsuan STNK yang telah beroperasi sejak tahun 2010 dan memasarkan surat kendaraan palsu melalui media sosial. Dari hasil penyelidikan, petugas mengamankan empat orang tersangka masing-masing berinisial MZ (49), FR (22), GN (29), dan FZ (21),”katanya.
“Kasus ini bermula saat tim Unit Ranmor Satreskrim Polresta Bandung mengamankan dua pelaku, GN dan FR, pada 25 September 2025 di wilayah Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Dari keduanya, ditemukan satu unit sepeda motor Honda Beat warna biru putih yang menggunakan STNK palsu milik korban bernama Iwan Hermawan,”sambung Kombes Pol Aldi Subartono.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa kendaraan tersebut diperoleh dari tersangka FZ, yang kemudian mengaku mendapatkan barang tersebut dari MZ, pembuat STNK palsu. Petugas akhirnya mengamankan MZ di wilayah Baleendah, Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut Kombes Pol Aldi menjelaskan,”Sementara satu pelaku lain yakni DK, yang merupakan ayah tiri FR, masih dalam pencarian (DPO).
Hasil penggeledahan di rumah para pelaku menemukan sembilan unit kendaraan bermotor roda dua tanpa dokumen asli dan berkas STNK palsu yang diduga diproduksi oleh MZ. Dari penyidikan, diketahui pemesanan STNK palsu dilakukan melalui media sosial Facebook dan transaksi dilakukan menggunakan dompet digital DANA,”terangnya.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 263 dan/atau Pasal 266 KUHPidana, tentang pemalsuan surat dan memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik dengan ancaman hukuman hingga enam tahun penjara.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan S.I.K.,M.H. menjelaskan,”Para pelaku ini memproduksi dan memperjualbelikan STNK palsu yang digunakan untuk kendaraan hasil kejahatan. Dari pengakuan tersangka utama MZ, aktivitas ini sudah dilakukan sejak tahun 2010 dengan keuntungan sekitar tiga puluh juta rupiah dalam kurun Desember 2024 hingga September 2025,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Polda Jabar akan menindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat, termasuk praktik pemalsuan dokumen kendaraan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli kendaraan bekas, pastikan kelengkapan surat-suratnya asli dan sah. Polda Jabar akan terus berkomitmen memberantas segala bentuk kejahatan yang dapat merugikan masyarakat,” tutup Kabid Humas Polda Jabar. ***Deri Acong