Ciamis, deJurnal,- Kesuksesan SPNF SKB Ciamis dalam meraih prestasi nasional tidak lepas dari rangkaian inovasi yang telah dijalankan untuk memperluas layanan pendidikan nonformal.
Melalui program-program strategisnya, SKB Ciamis menegaskan komitmen kuat dalam menangani Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Berpotensi Putus Sekolah (ABPS) sebagai bagian dari penguatan Wajib Belajar 13 Tahun.
Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Ciamis, Eka Yudha Katresna, S.Sos., menjelaskan bahwa penanganan ATS dan ABPS merupakan indikator penting keberhasilan pendidikan daerah.
“Setiap anak di Ciamis memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan. Kami pastikan tidak ada satu pun anak yang tertinggal, baik di sekolah formal maupun nonformal,” ujarnya Rabu (3/12/2025)
Eka menegaskan bahwa keberhasilan SKB Ciamis diperkuat oleh kolaborasi lintas sektor.
“Kolaborasi SKB dengan BPS, pemerintah desa, pamong belajar, dan masyarakat adalah praktik baik yang patut direplikasi. Data yang akurat dan pendampingan humanis menjadi fondasi utama,” tambahnya
Video “Semangat Itu Tak Pernah Padam” yang menjadi bahan AVI memuat tiga inovasi unggulan:
1. Desa Cantik (Desa Cinta Statistik)
Kerja sama dengan BPS Ciamis untuk menyajikan data pendidikan akurat dan tepat sasaran.
2. Pamong Saba Imah
Pamong mendatangi rumah warga untuk pendataan dan pendampingan personal, membangun komunikasi dengan keluarga, dan memulihkan motivasi belajar anak.
3. Sister (Siswa Terampil)
Pelatihan keterampilan berbasis minat dan bakat bagi warga belajar untuk meningkatkan kompetensi dan kepercayaan diri.
Sementara itu Kepala SPNF SKB Ciamis, Ii Ilah, menjelaskan bahwa ketiga inovasi tersebut akan terus dikembangkan.
“Penghargaan ini menjadi tanggung jawab moral bagi kami. Kami akan memperluas jangkauan intervensi, memperkuat pendataan, dan memastikan tidak ada anak yang terlewat dari layanan pendidikan,” ungkapnya.
Ii menegaskan bahwa sinergi berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan program pendidikan kesetaraan di Ciamis.
“Berkat kolaborasi Bupati Ciamis, Disdik, BPS, pemerintah desa, pamong, dan masyarakat, persoalan ATS dan ABPS dapat ditangani lebih cepat dan tepat,” ucapnya.
Menurutnya, komitmen tersebut tidak hanya untuk mempertahankan prestasi, tetapi untuk memberikan dampak lebih luas bagi masa depan pendidikan di Ciamis.
“Semoga langkah bersama ini semakin memperkuat layanan pendidikan yang inklusif dan memberi perubahan nyata bagi setiap anak di Ciamis,” pungkasnya. (Nay Sunarti)















