Dejurnal, com, Bandung – Banjir bandang yang menerjang Kampung Papandayan, Desa Neglawangi, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Sabtu (6/11/2021) lalu merusak 10 rumah dan 15 kepala keluarga (KK) jadi korban.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung bersama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII berencana merelokasi warga terdampak banjir bandang di kampung tersebut.
Menurut Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna , untuk merelokasi korban, PTPN VIII akan menyediakan lahan. Sedangkan Pemkab Bandung menyediakan bahan material dan membangun hunian sementara.
Kang DS pun mengimbau aparat kewilayahan dan masyarakat setempat, untuk memperhatikan kondisi alam di wilayah masing-masing. Salah satunya dengan menanam tanaman keras di sejumlah lahan kritis, sebagai penahan air agar tidak langsung membanjiri pemukiman.
Kang DS mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada terhadap ancaman bencana yang bisa datang setiap saat.
“Semoga seluruh korban bencana alam di Kabupaten Bandung diberikan kesehatan, dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkas Kang DS.
Sementara itu, GM Wilayah 3 IHT PTPN VIII Ir. Yogi Subaktiana mengapresiasi Bupati Dadang Supriatna yang menyediakan bahan untuk relokasi 10 rumah. Sedangkan PTPN menyediakan lahan.
“Kita menyediakan lahan dan nanti dari pihak Pemda akan membantu untuk bahan-bahan matrial yang diperlukan.Jadi kolaborasi antara pihak PTPN VIII dengan Pemkab,” kata Yogi, Jum’at (12/11/2021).
Menurut Yogi, banjir bandang ini terjadi akibat lahan di atas bukit sekitar 40 hektar digarap masarakat menjadi lahan pertanian.
Yogi mengapresiasi dan menyampaikan Terima kasih kepada Dadang Supriatna yang akan mereview kembali lahan-lahan kritis. “Beliau sangat konsen untuk mereview kembali lahan-lahan kritis tersebut dikembalikan lagi jadi hutan, kita suport,” tuturnya.
Yogi pun mengungkapkan keinginannya untuk belerja sama dengan dengan Citarum harum untuk pengadaan bibit. “Kami ingin bekerja sama dengan Citarum Harum dalam hal bibit. Kami juga menyambut baik dalam waktu dekat Pak Bupati juga ingin berkunjung ke lokasi untuk penanaman perdana pohon sebagai bentuk kepedulian dari Pemda untuk mengembalikan lahan kritis,” terangnya.
Yogi menghimbau kepada masyarakat yang menggunakan lahan dalam kondisi cuaca musim hujan yang cukup tinggi dalam penanaman harus mengikuti kaidah-kaidah.
“Selain itu, jangan mengganggu pohon yang sudah ada karena sebagai penahan air di musim hujan,” tutup Yogi. ***Sopandi