Dejurnal.com, Cianjur – Keberadaan SMK Adiputra menuai sorotan publik karena berada di pusat kota diantara kampus favorit dan rumah sakit terbesar di Cianjur. Ironisnya sekolah swasta itu diduga belum memiliki ijin resmi dari instansi terkait namun sudah beraktifitas.
Berdasarkan penelusuran lapangan, sekolah tersebut tadinya berada di Jalan Ir. H. Juanda By Pass Cianjur. Namun setelah beberapa lama akhirnya menghuni bangunan baru di kawasan Pasir Gede dengan menerima siswa baru selama 2 tahun angkatan.
Salah satu persyaratan untuk memperoleh izin diantaranya dukungan dari 3 sekolah terdekat. Jadi sejauh ini belum satupun sekolah yang memberikan persetujuan guna pendirian sekolah itu.
“Setahu saya ada 3 SMK yang berdekatan dengan SMK Adiputra yakni SMK Dharmawangsa, SMK Muhammadiyah dan SMK Perhotelan tapi belum ada dukungannya. Pemilik yayasannya pernah menemui saya tapi kalau kitakan acuannya kepada regulasi,” ujar Sekretaris MKKS, Jenal Muttaqin saat ditemui di ruang kerjanya.
“Saya tidak pernah memberikan dukungan kepada sekolah. Saya juga tidak ngerti padahal udah ada himbauan dari KCD lama waktu dijabat Bu Ester untuk tidak menerima murid baru tapi kok tetap beroperasi, ” ujar Gugum, Kepsek SMK Dharmawangsa dihubungi terpisah melalui sambungan telepon.
Sementara itu, Mantan Kasi Pengawasan KCD Wilayah VI Jabar, Fandi Aditya Fardani menyebutkan jika sebelumnya sekolah tersebut pernah dilakukan pembinaan agar menguruskan izin. Namun hingga dirinya mengakhiri masa tugas sekitar 3 bulan dari sekarang diketahui belum kelar juga.
“Jika melihat kepada persyaratan ijin prinsip dan lainnya, saya rasa tidak akan mudah untuk dapat ijinnya. Laporannya Mei 2020, dimana waktu itu sudah diberikan pembinaan perizinan dengan korwas SMK. (alm. Dokter Dede). Namun sampai terakhir saya di KCD masih belum ada ijinnya,” tandasnya.
Sebelumnya sempat terjadi insiden kecil saat warga setempat didatangi pemilik yayasan sekolah tersebut pada Jumat (11/06/2021). Kejadian tersebut hingga berita ini diberitakan belum ada klarifikasinya.
“Saya kaget juga waktu itu mau Jumatan di suruh keluar dulu dari dalam masjid oleh pak Adi pemilik yayasan sekolah tersebut. Dengan nada emosi sempat mengomeli saya tapi saya pun balik bertanya malah sulit ditemui,” ungkap AS (44).
Upaya awak media guna menemui Adi Septiana selalu pemilik Yayasan yang mengelola SMK tersebut kerap menemui kendala. Para guru juga enggan menjawab dan mengharuskan untuk langsung ke yang bersangkutan.
Anehnya dihubungi melalui sambungan telpon, Adi memilih bungkam menjawab pertanyaan insan pers terkait ada tidaknya ijin operasional sekolah miliknya. Malah menantang awak media agar melakukan wawancara di Kantor Polres, Pengadilan Negeri dan Kantor Perhimpunna Advokat.***Rik/Ark