deJurnal.com, Sumedang – Bonsai merupakan tanaman mungil yang berawal dari Negeri China sejak ratusan tahun silam namun dalam perjalanan tanaman itu merambah ke Negara Sakura Jepang dengan nama Bonkei.
Dari sejarah Bonsai sejak di China tanaman itu merupakan khas dari para Tabib China yang berkreasi menanam pohon miniatur tersebut untuk cindera mata diantara mereka berawal sejak tahun 220 Masehi, tapi kenyataan itu berkembang hingga tanaman kerdil itu menjadi tanaman hias kebanggaan para bangsawan.
Di Kabupaten Sumedang, ternyata tanaman mini itu juga sudah cukup ternama. Bahkan bagi para penghobi pohon kerdil itu ada kumpulanya nya.
” Saya sudah cukup lama ikut komunitas Bonsai di Sumedang. Selain pergaulan juga ada hikmah lain yaitu terbukanya peluang bisnis, karena di komunitas suka menyelenggarakan kontes Bonsai. Nah dari kontes itu jika Bonsai kita meraih juara akan meningkatkan nilai jual “, ujar salah seorang penggemar Bonsai, Dadang Ropendi, warga Dusun Ciburulung, Desa Sukatani, Kecamatan Tanjungmedar, Kab. Sumedang, Jawa Barat, Minggu ( 6/11/22).
Bonsai saya, ungkap Dadang, pernah ada yang terjual Rp 25 juta. Bonsai itu dinilai mempunyai nilai seni yang unik hingga orang berani membeli dengan harga yang tinggi.
” Bonsai bernilai tinggi itu tak terlepas dari kreasi pemilik nya, bahan tanamannya dan juga pemeliharaannya”, ucap Dadang.
Untuk pohon Bonsai dikatakan Dadang, saya sendiri lebih suka dengan pohon Asam Jawa dan Kimeng, karena untuk kedua tanaman itu menurut nya, akan tampil sangat menarik karena kedua nya dikenal dengan pohon tinggi yang rindang, ” Tapi untuk penentuan jenis pohon itu tidak mutlak, karena di daerah lain juga bisa berbeda. Pada dasar nya bila diminiaturkan pohon itu akan kelihatan menarik, antik, unik dan bernilai seni tinggi” , tandas nya.
Selain Pohon Caringin dan Kimeng juga didaerah nya untuk Bonsai dikenal juga dari pohon Kaliage, Anting Putri, Kiserut, dan Waru. Dan kini yang pamornya lagi bagus saat ini yaitu jenis pohon Anting Putri. Untuk jenis ini pasaranya sedang bagus hingga kini banyak orang yang sedang budidaya, pungkas Dadang.***Jeky EPSA