Dejurnal.com, Garut – Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebutkan bahwa saat ini Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Garut berjumlah kurang lebih 1.700 orang yang berasal dari 421 desa di Kabupaten Garut.
Hal itu diungkapkan Bupati Garut pada saat acara Sosialisasi Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Melalui Gerakan Tenaga Kerja Berkarya (Gentra Karya) di Kabupaten Garut, berlangsung di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler.
Ia juga memaparkan, melalui sistem dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memiliki sistem perlindungan yang bagus dan terintegrasi.
“Kan begini sebenarnya, kalau dengan Pak Benny sekarang ini, maka perlindungannya itu bagus, luar biasa bagus, benar bagus lah. Dari by name by adress saha dununganana (siapa majikannya) ini apa apalagi sampai gajinya juga ada (dalam sistem), “ ucap Rudy.
Ia mengungkapkan, Kabupaten Garut sendiri akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar pada tahun 2024 nanti Kabupaten Garut bisa mengirimkan 420 PMI untuk bekerja ke luar negeri dengan memiliki keahlian.
“Kalau seandainya sekarang kan belum berkeahlian, makanya yang dikerjakan oleh Bu Kadis ini ada 42 orang yang mau pergi sekarang harus les bahasa dulu 6 bulan dan les-les lain di BLK (Balai Latihan Kerja),” ucapnya.
Ia mengungkapkan, bahwa di tahun ini pihaknya akan mengirimkan 42 PMI untuk bekerja di luar negeri, khususnya di Jepang, yang berasal dari berbagai bidang. Namun, imbuhnya, pihaknya menginginkan agar para pekerja dapat mengambil bidang keahlian teknologi pertanian.
“Yang sekarang ini berbagai bidang, kita ingin ke teknologi pertanian di sananya, baik pasca produksi, maupun di budidaya, nanti pas kesini kan jadi mentor, pergi lagi akan lebih banyak ke Jepang. Nanti saya tugaskan ibu kadis bulan Mei ke Jepang,” lanjutnya.
Rudy menambahkan, bahwa adanya kegiatan sosialisai yang menyasar para kepala desa ini dimaksudkan agar para kepala desa dapat memiliki pemahaman terkait prosedur pemberangkatan pegawai secara legal atau prosedural.
“Makanya kami ini sekarang, kenapa kami (mengundang) kepala desa, supaya ada pemahaman kepala desanya, bahwa kalau ada orang yang mau ke luar negeri cek dulu ada nggak rekomendasi yang dibuat oleh dinas, bukan untuk mempersulit, kan tanpa biaya, supaya legal,” tuturnya.
Sementara dalam laporannya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Garut, Erna Sugiarti, mengatakan maksud dari kegiatan hari adalah menyebarluaskan informasi Gerakan Tenaga Kerja Berkarya atau Gentra Karya, sebagai dalam penurunan angka pengangguran kepada seluruh stakeholder di Kabupaten Garut.
Ia juga memaparkan ada beberapa tujuan dari kegiatan ini yakni mendorong peningkatan koordinasi dan kolaborasi seluruh stakeholder dengan multihelix yang mempunyai visi-misi dan tujuan bersama yaitu mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Garut, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
“Strategi gerakan tenaga kerja berkarya satu (1), pendataan dan pemetaan kompetensi tenaga kerja. Kedua, peningkatan kompetensi tenaga kerja yang sudah mendaftar bersama multihelix. Ketiga, peningkatan kompetensi angkatan kerja dengan semua stakeholder. Keempat, pengiriman dan penempatan tenaga kerja ke dunia kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Kelima, pendataan tenaga kerja yang diterima oleh pasar kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Keenam, digitalisasi informasi ketenagakerjaan melalui aplikasi Gentra Karya terutama mengenai lowongan kerja,” tandasnya.
Erna mengungkapkan hingga tanggal 25 Februari 2023, implementasi Aplikasi Gentra Karya sudah berisi informasi lowongan kerja sebanyak 210 lowongan dengan formasi untuk 15.975 orang, 108 pelatihan dengan formasi untuk 2.035 orang, 18 pemagangan dengan formasi untuk 484 orang, 11 workshop dengan formasi untuk 275 orang, dan 488 sertifikasi dengan jumlah formasi untuk 1.113 orang.***Watono