Dejurnal.com, Jakarta – Anggota DPR-RI Komisi VI, Imas Aan Ubudiah, memberikan apresiasi sekaligus catatan kritis terhadap implementasi program Koperasi Merah Putih yang digagas pemerintah. Politisi asal Dapil Garut-Tasikmalaya ini mendorong agar pengembangan koperasi tidak hanya bersifat seragam, tetapi harus disesuaikan dengan potensi alam dan kearifan lokal masing-masing desa.
“Saya menyambut baik program Koperasi Merah Putih sebagai upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, program ini memiliki nilai strategis karena berbasis pada prinsip gotong royong dan keadilan ekonomi, ujar Imas Aan Ubudiah, Sabtu (26/4/2025).
Poin positif yang Imas Aan soroti antara lain skema pembiayaan berbasis syariah yang lebih adil bagi UMKM, sinergi dengan BUMN Untuk memperluas akses pemasaran produk lokal dan pendampingan usaha melalui pelatihan dan literasi keuangan.
“Koperasi Merah Putih harus menjadi tulang punggung ekonomi desa, bukan sekadar program simbolik,” tegasnya.
Kendati mendukung, Imas memberikan kritik masukan diantaranya pendekatan berbasis potensi lokal. Ia menegaskan bahwa tidak semua desa memiliki karakteristik ekonomi yang sama, contoh: desa di Garut bisa mengembangkan koperasi berbasis pengolahan kopi atau dodol sementara desa pesisir bisa fokus pada koperasi perikanan atau wisata bahari.
“Selama ini program terlalu seragam, padahal setiap daerah punya keunikan sumber daya alam yang berbeda,” kritiknya.
Hal lainnya, menurut Imas, dana bergulir untuk koperasi dinilai belum merata, terutama di daerah terpencil dan banyak UMKM yang masih bergantung pada rentenir karena prosedur perbankan rumit.
Legislator Fraksi PKB ini menyoroti juga akan manajemen dan digitalisasi yang masih lemah
“Banyak pengurus koperasi kurang terlatih dalam pengelolaan keuangan modern serta minimnya pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk,” ujarnya.
Imas pun mengingatkan agar program ini tidak dijadikan alat kampanye, melainkan benar-benar fokus pada pemberdayaan masyarakat dan mengusulkan beberapa masukan konkret.
Pemetaan Potensi Desa
Setiap koperasi harus didorong berdasarkan komoditas unggulan wilayah, seperti:
– Pertanian organik di daerah subur.
– Kerajinan tangan di sentra industri kreatif.
– Ekowisata di kawasan alam yang indah.
Pendampingan Khusus dari Ahli
– Melibatkan akademisi dan praktisi untuk membantu pengembangan usaha berbasis lokal.
-Integrasi dengan BUMDes
– Memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mitra koperasi.
-Digitalisasi dan Pemasaran Online-
– Pelatihan e-commerce untuk memasarkan produk desa ke pasar nasional bahkan global.
“Saya yakin Koperasi Merah Putih bisa benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi desa jika dikelola dengan tepat, kKuncinya ada di pemberdayaan berbasis potensi lokal dan transparansi pengelolaan, serta pendamoingan yang berkelanjutan,” pungkasnya.***Red