Dejurnal.com, Bandung – Setiap menyambut Tahun Baru Hijriah 1 Muharam, Dadang Supriatna selalu melakukan kebiasaan memberi shodaqoh kain kafan. Hal ini dilakukan dari semasa dirinya menjabat sebagai kepala desa hingga sekarang menjadi Bupati Bandung.
” Sampai hari ini, insya Allah tidak terputus setiap menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam kita selalu memberikan shodaqoh berupa kain kafan,” kata Dadang Supriatna saat menghadiri istigosah memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam. 1447 Hijriah di Masjid Agung Al-Fathu Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Kamis (26/6/2025).
Shodaqoh kain kafan itu dilatarbelakangi waktu dirinya menjadi kepala desa. Dadang Supriatna menuturkan, satu ketika ada kejadian satu keluarga meninggal dalam satu hari yang sama, tapi tidak mempunyai kain kafan. Maka Dadang Supriatna memberi shodaqoh kain kafan.
Sampai saat ini, setelah menjadi Bupati Bandung, kebiasaan tersebu terus dilakukan. “Hari ini karena saya telah jadi bupati, maka saya mengajak kepada seluruh ASN, para kepala OPD, Pak Sekda bersama-sama bershodaqoh kain kafan. Insya Allah tadi sudah kita simboliskan pada waktu pelaksanaan penyambutan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, yaitu kepada para camat untuk disampaikan lagi kepada para kepala desa se-Kabupaten Bandung untuk digunakan disaat ada warga yang meninggal,” tuturnya.
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H tersebut, kali ini dipusatkan Pemda Bandung di Masjid Agung Al-Fathu Komplek Pemkab Bandung, Soreang.
Kegiatan tersebut dimulai setelah shalat asar dengan diawali doa bersama melepas tahun 1446 Hijriah atau 29 Dzulhijjah.
Selain Bupati Bandung Dadang Supriatna yang didampingi Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb hadir juga dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Cakra Amiyana, beserta seluruh jajaran, begitupun sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Bandung juga turut hadir. Ustadz Hariri hadir sebagai penceramah.
Dadang Supriatna mengatakan, bahwa makna dari Tahun Baru Islam 1 Muharam sebagai umat Islam ada lima hal yang harus siapkan.
“Pertama harus instrospeksi diri apa-apa saja yang belum dilaksanakan di tahun sebelumnya pada 1446 Hijriah untuk dijadikan pedoman supaya bisa dilaksanakan di tahun yang akan datang atau tahun 1447 Hijriah, dan apa-apa saja yang buruk, kita hilangkan dan kita lupakan, kita perbaiki. Sehingga muhasabah atau instrospeksi ini penting bagi kita selaku umat Islam, sehingga kita bisa lebih mawas diri,” katanya.
Kedua, kata Dadang Supriatna, memperbaiki apa-apa yang belum dilaksanakan di tahun 1446 Hijriah. “Maka di tahun 1447 Hijriah ini bisa berubah ke arah yang lebih baik,” imbuhnya.
Hal yang harus dipersiapkan yang ketiga kata Dadang Supriatna, bagaimana untuk terus melakukan pelayanan yang terbaik dengan hati yang tulus dan ikhlas. Menurutnya kalau kegiatan dan pelayanan dilakukan dengan tulus dan ikhlas Allah SWT akan menjamin kebaikannya
“Keempat, bagaimana terus melakukan perubahan perbaikan di masa depan. Dan kelima, fokus terhadap apa yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” pungkasnya. * Sopandi