Dejurnal.com, Garut — Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mukti Jaya Desa Linggamukti Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Muhammad Yuda, menyampaikan perkembangan serta arah kebijakan pengelolaan BUMDes Linggamukti yang telah mendapatkan kucuran anggaran sebesar Rp252.878.600, atau sekitar seperempat miliar rupiah. Dana tersebut, katanya, akan difokuskan pada dua sektor utama, yakni peternakan dan pertanian duntuk mendujung program ketahanan pangan.
“Untuk tahun ini, kami memprioritaskan dua bidang, yaitu peternakan dan pertanian,” ujar Yuda saat ditemui dejurnal.com di Kantor BUMDes Mukti Jaya Desa Linggamukti, Kamis (30/10/2025).
Menuru ia, sektor peternakan, BUMDes Mukti Jaya Linggamukti mengelola dua jenis usaha, yaitu peternakan ayam pedaging dan ayam petelur.
Ayam pedaging, menurut Yuda, sudah mulai berjalan dan bahkan telah melakukan satu kali panen. Kerjasama dengan pihak mitra pun telah terjalin, termasuk dengan perusahaan pemasok ayam pedaging yang menjadi rekan bisnis dalam pendistribusian hasil panen.
Sementara itu, usaha ayam petelur kini dalam tahap proses persiapan kandang, dengan alokasi anggaran sekitar Rp130 juta. Usaha ini menargetkan 1.000 hingga 1.200 ekor ayam petelur dan diproyeksikan akan mulai berjalan pada akhir Oktober atau awal November 2025.
“Untuk sektor peternakan ini, total investasi yang disiapkan mencapai Rp160 juta, terdiri dari ayam pedaging dan ayam petelur,” jelasnya.
Di sisi lain, sektor pertanian akan dijalankan melalui dua program utama, yakni produksi pupuk dan pembenihan tanaman.
BUMDes mengalokasikan anggaran sekitar Rp50 juta untuk pupuk dan Rp30 juta untuk pembenihan, sehingga total dana di sektor pertanian mencapai Rp80 juta.
“Jadi total anggaran yang digunakan untuk dua sektor ini sekitar Rp240 juta, sedangkan sisanya sekitar Rp12 juta digunakan untuk biaya operasional BUMDes,” tambahnya.
Melibatkan Kelompok Tani Lokal
Desa Linggamukti dikenal sebagai desa agraris, di mana sekitar 85–90 persen warganya berprofesi sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan meliputi padi sawah, cabai, bawang, dan jagung, serta tanaman hortikultura lainnya.
BUMDes Linggamukti sendiri telah berkoordinasi dengan sekitar 10 kelompok tani aktif yang akan menjadi mitra utama dalam pengembangan sektor pertanian dan pembenihan.
“Program pupuk dan pembenihan akan menyasar kelompok tani ini agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” terang Yuda.
Transparansi dan Dukungan Pemerintah Desa.
Dalam pengelolaan BUMDes, Yuda menegaskan bahwa seluruh kegiatan dan penggunaan anggaran telah melalui proses musyawarah desa dan disepakati bersama oleh seluruh elemen masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang baik dengan Kepala Desa Linggamukti, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
“Setiap langkah yang kami ambil selalu dikonfirmasi kepada Pak Kades. Kami berkomitmen agar pengelolaan BUMDes ini tetap transparan dan sesuai aturan,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan
Sebagai pengurus baru yang telah berjalan selama enam bulan, Yuda mengakui masih ada beberapa tantangan, terutama dalam hal pembuktian hasil usaha karena belum genap satu tahun berjalan.
“Kalau nanti sudah satu atau dua tahun, baru bisa terlihat jelas hasil dan keuntungannya. Sekarang masih tahap awal, jadi memang belum bisa banyak dikatakan soal profit,” ungkapnya jujur.
Namun demikian, Yuda optimistis bahwa di akhir tahun 2025, seluruh program yang direncanakan akan mulai berjalan secara penuh. Ia juga berharap masyarakat Linggamukti dapat memberikan dukungan dan kepercayaan penuh kepada pengurus BUMDes.
“Harapan saya, warga bisa memberikan waktu dan ruang bagi kami untuk bekerja dan membuktikan bahwa BUMDes Linggamukti bisa maju dan membawa manfaat nyata bagi desa,” tutupnya optimis.***Willy
 
			 
    	 
		    
 












