Ciamis, deJurnal,- Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk memperkuat daya saing daerah. Melalui Temu Bisnis ini pemerintah mempertemukan para pelaku usaha, lembaga keuangan, dan mitra strategis agar bersama-sama membangun ekonomi Ciamis yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, A. Wahyu Radityananto, saat diwawancarai pada Senin (03/11/2025).
Merujuk pada kegiatan Temu Bisnis bertema “Membangun Jaringan Menguatkan Usaha” yang digelar oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis di Lapang Desa Bayasari, Kecamatan Jatinagara, pada Rabu (22/10/2025).
Menurutnya kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian Expo Ternak dan Ikan Tahun 2025 yang diikuti oleh pelaku UMKM, peternak, pembudidaya ikan, perbankan, dan mitra lembaga pemerintah.
Dikatakan Wahyu, kegiatan dirancang sebagai ajang mempertemukan pelaku usaha dengan lembaga pendukung untuk membuka akses pembinaan, permodalan, serta pemasaran produk lokal.
“Melalui forum ini, kami ingin mendorong para pelaku usaha untuk tidak berjalan sendiri, tetapi terhubung dalam ekosistem ekonomi yang saling menguatkan,” jelasnya.
Ia menegaskan, sinergi antara pelaku UMKM, peternak, dan pembudidaya ikan dengan lembaga seperti Bank Indonesia, Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Jawa Barat, dan pengelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah nyata dalam membangun ekonomi rakyat berbasis kolaborasi.
Wahyu menjelaskan, Bank Indonesia Tasikmalaya melalui Asisten Manajernya, Kusnadi, memaparkan peran BI dalam mendukung pengembangan UMKM, klaster, dan ekonomi syariah (Eksyar).
Program yang dijalankan meliputi pelatihan, pendampingan teknis, business matching, hingga korporatisasi terhadap 71 UMKM binaan.
“BI juga memperkuat ekonomi syariah daerah melalui sertifikasi halal, pengembangan IKRA, serta pembinaan Hebitren. Dukungan ini sejalan dengan upaya kami membangun pelaku usaha yang tangguh dan berdaya saing global,” tutur Wahyu.
Lebih lanjut Wahyu menyampaikan sinergi dengan BI juga menyentuh aspek infrastruktur seperti alsintan, biogas, MOL, Rice Mill Unit (RMU), dan digital farming yang sangat membantu peningkatan efisiensi usaha tani dan ternak.
Wahyu mengungkapkan bahwa Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Jawa Barat turut berperan penting dalam membangun jejaring antara pembudidaya, pengolah, dan pemerintah.
“MAI Jabar menjadi jembatan link and match antara pelaku usaha perikanan dengan pemerintah, terutama dalam hal pendataan, pelatihan, dan promosi digital,” jelasnya.
Melalui MAI, lanjut Wahyu, pelaku usaha di sektor perikanan memperoleh pendampingan teknis dan akses kemitraan yang lebih luas.
“Pendekatan ini sangat membantu peningkatan kapasitas pembudidaya ikan di Ciamis agar bisa memenuhi standar kualitas pasar,” imbuhnya.
Selain sektor perikanan, Wahyu juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini telah menjangkau lebih dari 282 ribu penerima manfaat di Kabupaten Ciamis.
Diungkap Wahyu program tersebut membuka peluang besar bagi pelaku usaha lokal untuk menjadi bagian dari rantai pasok bahan pangan bergizi.
“Kami ingin memastikan produk lokal, seperti telur, daging ayam, dan ikan hasil budidaya masyarakat Ciamis, dapat terserap dalam program MBG. Dengan begitu, manfaatnya tidak hanya untuk peningkatan gizi anak, tetapi juga peningkatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Wahyu menambahkan, pihaknya akan mendorong Koperasi Desa Merah Putih sebagai jembatan pasok antara peternak dan pengelola MBG agar rantai suplai bahan baku lebih efisien dan berkelanjutan.
Dari hasil diskusi dan paparan dalam Temu Bisnis tersebut, Disnakkan Ciamis akan menindaklanjuti dengan membangun koordinasi antar instansi untuk memperkuat kemitraan dan pembinaan.
“Kami akan fasilitasi pertemuan lanjutan antara BI, MAI, dan pengelola SPPG agar terbentuk mekanisme kerja sama yang jelas, mulai dari standar kualitas bahan baku hingga pola pembiayaan,” terang Wahyu.
Ia juga menyebutkan bahwa Disnakkan akan mendorong dukungan regulasi dari Pemerintah Kabupaten dan DPRD Ciamis untuk memperkuat keberlanjutan kerja sama antarpelaku ekonomi daerah.
“Perlu ada payung hukum yang memastikan kemitraan berjalan transparan, adil, dan saling menguntungkan,” tambahnya.
Wahyu menegaskan bahwa Disnakkan Ciamis berkomitmen menjadikan sektor peternakan dan perikanan sebagai pilar utama ekonomi daerah.
“Kami percaya, penguatan sektor ini akan memberi dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi menjadi kunci menuju Ciamis Maju dan Berkelanjutan,” pungkasnya. (Nay Sunarti)






