Dejurnal, Ciamis,- Pemerintah Kabupaten Ciamis kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan.
Salah satu langkah nyatanya adalah melalui inovasi Satu Data Pelayanan Disabilitas (SADAYA) di Ciamis, sebuah terobosan yang lahir dari semangat perubahan dan kolaborasi lintas sektor.
Inovasi tersebut digagas oleh Eka Permana Oktaviana, ST, M.A.P., Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Ciamis, yang saat ini juga tengah mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II atau Diklat PIM 2.
Eka Permana menjelaskan SADAYA di Ciamis dirancang sebagai sistem satu data terpadu yang mencatat dan mengelola informasi akurat tentang penyandang disabilitas di Kabupaten Ciamis.
“Melalui SADAYA, kita ingin memastikan bantuan dan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas tepat sasaran, berkeadilan, dan mendorong kemandirian. Ini juga merupakan wujud nyata dari implementasi visi Bupati Dr. H. Herdiat Sunarya yaitu ‘Sejahtera untuk Semua’, termasuk bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ungkap Eka Permana, Jumat (04/07/2025).
Dijelaskan Eka selama ini, data penyandang disabilitas di Kabupaten Ciamis masih tersebar dan tidak terintegrasi. Dari hasil pertemuan tim perumus inovasi, tercatat lebih dari 12 ribu penyandang disabilitas yang terhimpun di Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Ciamis.
“Jumlah tersebut, tidak semuanya terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan banyak yang belum pernah menerima bantuan,” jelasnya.
Menurut Eka melalui aplikasi SADAYA di Ciamis yang tengah dikembangkan bersama Diskominfo Ciamis, pemerintah akan menghimpun data secara digital mengenai jenis disabilitas, kebutuhan individu (seperti alat bantu, akses pekerjaan, pelatihan, dan lainnya), serta riwayat bantuan yang pernah diterima.
“Dengan data yang valid, masyarakat, komunitas, dunia usaha, hingga perbankan yang ingin menyalurkan bantuan bisa langsung menjangkau penerima manfaat tanpa melalui pemerintah. Pemerintah hanya menjadi fasilitator saja,” terangnya
Lebih lanjut Eka menyampaikan SADAYA di Ciamis juga didesain sebagai platform inklusif yang memungkinkan pihak ketiga baik pelaku usaha, perbankan, CSR perusahaan, komunitas sosial, hingga masyarakat umum untuk melihat langsung kebutuhan penyandang disabilitas secara transparan.
“Salah satu tujuan inovasi ini supaya bantuan yang diberikan bisa lebih tepat guna dan tidak terjadi tumpang tindih,” imbuhnya
Dikatakan Eka dalam tahap awal, sejumlah mitra telah menyatakan komitmennya secara lisan untuk berkontribusi melalui SADAYA. Dua di antaranya adalah Bank BJB Cabang Ciamis dan Perumdam Tirta Galuh, yang siap menyalurkan bantuan secara langsung kepada penerima manfaat sesuai data terverifikasi.
“Kita akan tuangkan komitmen mereka dalam bentuk MoU. Harapannya, ke depan makin banyak pelaku usaha maupun komunitas, bahkan hingga NGO internasional, yang bergabung, kita sudah ada pengalaman kerja sama dengan NGO Australia pada 2023–2024,” tuturnya.
Perlu diketahui inovasi SADAYA di Ciamis tak hanya soal digitalisasi data Tapi tetap memberlakukan pendampingan di lapangan melalui sinergi dengan para kader sosial, seperti PKH, TKSK, pendamping rehabilitasi sosial, serta aparat desa. Mereka bertugas memverifikasi, memutakhirkan data, serta mengawal penyaluran bantuan agar berjalan adil, transparan, dan terukur.
Selain itu, data SADAYA akan memuat status penerima, apakah termasuk DTKS, non-DTKS, serta catatan riwayat bantuan dari instansi seperti Baznas, Kemensos, maupun lembaga lainnya. Dengan demikian, potensi bantuan ganda atau penyalahgunaan dapat diminimalkan.
Eka menegaskan Inovasi SADAYA merupakan implementasi dari misi keempat Bupati Ciamis Dr. H. Herdiat Sunarya, yakni pembangunan manusia seutuhnya dan pelayanan publik yang berkeadilan.
“SADAYA adalah wujud nyata dari pembangunan inklusif. Masyarakat disabilitas punya hak yang sama untuk sejahtera, mandiri, dan bermartabat, seperti pesan Bupati Herdiat selama ini,” tegasnya
Sebagai peserta Diklat PIM 2, Eka Permana berharap inovasi Sadaya di Ciamis tidak hanya menjadi proyek perubahan jangka pendek, tetapi menjadi sistem yang berkelanjutan di Kabupaten Ciamis. (Nay Sunarti)