Dejurnal.com, Garut – Kebijakan Dana Desa Tahun Anggaran 2025 ( DD TA. 2025 ) ini untuk menekan percepatan pembangunan desa yang berkelanjutan, dengan fokus utama pada pengentasan kemiskinan ekstrem, serta ketahanan pangan, penanganan stunting dan penguatan desa digital. Didalam hal mendukung program ketahanan pangan Pemerintah Desa Margacinta Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut ini dengan pengembangan potensi desa di dalam pemenuhan protein melalui Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes ) Cintawarga.
Dimana BUMDes Cintawarga yang saat ini lebih fokus pengembangan usahanya pada budidaya ayam petelur, menunjang program ketahanan pangan dan stunting serta pengentasan kemiskinan ekstrem di Desa Margacinta. Usaha yang dirintis sejak Juni 2025 dengan modal awal dari DD TA. 2025.
Berkaitan hal tersebut, terpantau saat beberapa awak media turun langsung kelokasi pembudidayaan ayam petelur yang dikelola oleh BUMDes Cintawarga di Kp. Cikukuk RT. 001 / RW. 004 Desa Margacinta, Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Minggu, 10 Agustus 2025.
Sambutan hangatpun tersampaikan oleh Ai Siti Sohibah selaku Ketua BUMDes, saat ditanya mensoal budidaya ayam petelor yang dikelolanya.
“Meski rintisan usaha ini belum optimal, namun setidaknya bagi kami telah ada sebuah harapan, dimana budidaya ayam petelurnya baru menghasilkan rata – rata sekitar 7 Kg perharinya” Ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut Ketua BUMDes Cintawarga. “Dimana Pemerintahan Desa Margacinta sudah memberikan modal awal BUMDes Rp. 256.000.000, yang bersumber dari DD.Tahap I TA. 2025, yang direalisasikan kegiatan sektor peternakan bidang yaitu budidaya ayam petelur untuk kandang ayam yang dapat menampung sekitar 720 ekor ayam, saat ini baru terisi 480 ekor, dengan target hasil optimal 28 Kg telur / hatinya “. Jelasnya.
Sementara menurut Aripin Bendahara BUMDES Cintawarga mengatakan saat mengantar para awak media kelokasi kandang ayam petelurnya, ketika ditanya mensoal target market produksi
“Ya,, mungkin ini langkah awal, apa yang tadi disampaikan ibu ketua itu benar dan saat ini market kami itu untuk memenuhi kebutuhan protein warga dan menunjang program ketahanan pangan, stunting. Harga telur dibawah agen atau warung eceran, saat ini kami hanya melakukan transaksi langsung saat ini harga 26.000 / Kg “. Ungkap Aripin.
Ketika ditanya mensoal adakah kendala selama didalam mengelola Budidaya Ayam Petelur ? “Terkait kendala pasti ada saja namun justru tinggal bagaimana kita menyikapi, yang jelas kami belum bisa banyak untuk menyampaikan, dengan kondisi saat ini pelan tapi pasti, kita optimis ” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Sekertaris Desa Margacinta Dimyati bahwa terkait pengembangan sektor peternakan ini merupakan bagian program ketahanan pangan dirancang untuk kemandirian desa dan pendapatan masyarakat.
“Kami melihat sisi potensi besar disektor peternakan, melalui program ketahanan pangan yang notabene bertujuan untuk meningkatkan swasembada pangan yang dikelola BUMDes, dengan harapan perekonomian warga bisa tumbuh cepat dan desa menjadi lebih mandiri” Tandas Sekdes saat dilokasi.
Kepala Desa Margacinta Acep Gandi dan selaku Komisaris BUMDes saat ditemui dikediamannya mengatakan bahwa ini sebagai upaya untuk mendukung atas program ketahanan pangan yang bergerak di sektor peternakan budidaya ayam petelur, maka Pemdes Margacinta akan menyiapakan pelatihan teknis dan pendampingan bagi warga yang terlibat, pengelolaan yang transparan akuntabel dan partisipatif.
Acep Gandi sangat berharap dengan hal adanya program ini tentunya diharapkan dapat menjadi percontohan pengelolaan Dana Desa yang Produktif Berkerlanjutan Akuntabel dan Transparan, Partisipatif dari Warga Masyarakat.
“Kami optimis tentu dengan adanya hal keterlibatan dan dukungan semua unsur lapisan dari warga masyarakat program ini akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan perekonomian warga kami,” Pungkas Acep Gandi Kepala Desa Margacinta.***Yohaness