• Garut
  • Karawang
  • Purwakarta
  • Bandung
  • Ciamis
  • Cianjur
  • Subang
  • Sukabumi
  • indramayu
No Result
View All Result
  • Login
deJurnal.com
Rabu, Oktober 8, 2025
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel
No Result
View All Result
deJurnal.com
No Result
View All Result

in dePolitik

Pengamat Politik : Debat Publik Cabup-Cawabup Bukan Ajang Provokasi

bydejurnalcom
Minggu, 1 November 2020
Reading Time: 3 mins read
Debat publik Calon Bupati/ Wakil Bupati Bandung , Sabtu (31/10/2020).

Debat publik Calon Bupati/ Wakil Bupati Bandung , Sabtu (31/10/2020).

ShareTweetSend

dejurnal.com, Bandung – KPU Kabupaten Bandung baru saja melangsungkan debat publik Calon Bupati/ Wakil Bupati Bandung , Sabtu (30/10/2020). Sejumlah pakar politik dan Kebijakan Publik, memberikan penilaian terhadap pelaksanaan debat publik perdana bertemakan Peningkatan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bandung.

Pakar Kebijakan Publik UNPAD, Prof. Dr. H. Asep Sumaryana, M.Si mengatakan debat publik adalah pengujian kemampuan calon kandidat untuk menangani berbagai persoalan dan juga menyampaikan program yang akan dijalankan pada saat pemerintahannya kelak.

“Nah hal ini tentunya harus berangkat dari kondisi empiris yang ada di masyarakat. Agar pada saat penanganan-penanganan masalah dan melaksanakan program-program, sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh masyarakat Kabupaten Bandung,” ujar Asep saat dihubungi via telepon, Minggu (1/11/2020).

BacaJuga :

Milangkala Desa Bumiwangi Ke -22 Meriah, Ribuan Masyarakat Ikut Jalan Santai Berhadiah Kambing

IDAFLW 2025 : Sinergi Multipihak dalam Mengurangi Susut & Sisa Pangan

Kades Bumiwangi Lukmanul Hakim, Resmikan Sumur Bor untuk Warga Wujudkan Akses Air Bersih

Kata Asep, ada kandidat yang berangkat dari keinginan untuk membuat program-program yang produktif dan visioner. Dan ada kandidat yang berangkat dari keinginan-keinginan, yang lebih pada upaya untuk memenangkan persaingan.

Yang perlu dihindari adalah jangan sampai kandidat yang tampil bermaksud untuk memprovokasi agar kemenangan berpihak kepadanya. Padahal ketika melaksanakan pembangunan dan merealisasikan program, itu susah.

“Nah itu yang tidak boleh, karena Pilkada mesti ditafsirkan dalam pembelajaran politik juga. Kalau Pilkada hanya sebatas menang kalah, itu salah. Karena yang harus dikedepankan adalah bagaimana Pilkada ini menjadi bagian dari pendidikan politik,” sambungnya.

Menurut Asep, masyarakat Kabupaten Bandung terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat rasionalis, transvisional yaitu masyarakat yang lebih menginginkan harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingannya untuk diakomodasi, dan juga ada masyarakat tradisional.

“Jadi, kalau dicermati kemarin pada debat publik itu. Ada paslon yang ingin merealisasikan program-program yang diinginkan oleh masyarakat, dan ada juga paslon juga yang berusaha untuk merayu konstituen dan pemilih untuk berpihak kepadanya. Yang tidak boleh dilupakan oleh para pemilih adalah realita, karena jangan sampai memilih karena iming-iming yang tinggi tanpa bisa direalisasikan. Itu saja yang harus disikapi oleh masyarakat,” pungkas Asep.

Sementara Pengamat Politik dan Dosen Universitas Nurtanio, Djamu Kertabudi menuturkan bahwa dengan adanya debat publik ini, masyarakat Kabupaten Bandung patut bergembira. Karena bisa menatap dan menilai langsung calon pemimpinnya.

“Walaupun tidak ada debatnya, hanya tanya jawab versi “cerdas cermat” semata. Akan tetapi, secara umum dapat dinilai bahwa ketiga pasangan calon ini dapat dikatakan pantas untuk memimpin Kabupaten Bandung ini,” tutur Djamu.

Menurutnya biasa jika, di debat publik pertama, paslon masih belum menampilkan kemampuan yang terbaik karena berbagai faktor. Namun Djamu yang merupakan insan kampus yang bersikap netral, memiliki penilaian secara objektif, terhadap penampilan tiga paslon, dengan menggunakan parameter yang jelas.

“Artinya, kalau menggunakan angka absolut, dinilai angka 7 lebih. Lebihnya ini tentu dengan angka absolut dan bervariasi. Yang jelas, secara komprehensif ada yang lebih unggul. Dilihat dari sisi parameter, masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda. Seperti dari sisi emosional, questions (pengendalian diri), kualitas dan kejelasan konsep, wawasan, komunikasi dan retorika, penguasaan masalah, dan karakter & gaya kepemimpinan,” papar Djamu.

Berdasarkan hasil survey dari berbagai lembaga kajian profesional, ungkap Djamu, bahwa pengaruh debat publik terhadap masyarakat pemilih hanya di kisaran tiga persen. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi KPU untuk melaksanakan debat selanjutnya.

“Mampu mendorong Paslon mengungkapkan potensi terbaiknya, dan antusiasme masyarakat lebih meningkat dan bergairah. Maka dari itu, aspek publikasi perlu ditingkatkan, karena acara debat kemarin masih banyak masyarakat yang tidak tahu,” tutup Djamu.

Praktisi Politik, H Ikhsan menjelaskan bahwa dalam panggung politik itu, ada yang disebut dengan adu gagasan atau debat. Hal tersebut bisa memunculkan pesan dan kesan.

Pesan adalah pasangan calon bisa menyampaikan penguasaan masalah, program yang terukur dan terencana. Sedangkan kesan adalah pasangan calon bisa memperlihatkan sikap tegas, cerdas, dan berani mengambil keputusan.

“Tapi pertanyaannya, mana yang lebih penting dalam debat itu, kelihatan retorikanya bagus dan jago. Atau yang dilihat adalah bahwa orang itu atau pasangan itu menguasai masalah, rasional, masuk akal, terukur, kan itu yang ingin ditampilkan,” jelas Ihsan.

Ihsan mengakui bahwa dalam debat publik pertama, pasangan nomor urut 1, Kurnia Agustina-Usman Sayogi, memimpin. Menurutnya, paslon nomor urut 1, lebih bagus, lebih biasa, lebih terukur dan menguasai masalah. Kemudian disusul oleh paslon nomor urut 2, Yena Iskandar Ma’soem-Atep, dan paslon nomor urut 3, Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan.

“Karena yang diukur bobotnya seperti ini, ya oke kamu bisa memaparkan masalah yang ada di Kabupaten Bandung, lalu ada cara keluar, kemudian ada bagaimana cara anda menyelesaikan masalah itu, solusinya apa,” paparnya.

“Kan suka ada calon, kelihatannya iya berani segala macam, tapi nggak terukur, seringkali begitu dalam debat publik itu,” sambungnya.

Hasil dari debat publik itu, adalah bagaimana menyakinkan para pemilih. Dan menyampaikan pesan kepada publik secara luas, bahwa seperti itulah gaya kepemimpinan para kandidat.

“Ketika nanti kelak memimpin,” pungkasnya.*** di

Ikuti Whatsapp Channel deJurnalcom
Tags: Bandung
Previous Post

Hamzah Sayyidussyuhada Terpilih Jadi Ketua KAMMI Garut Kalahkan Lima Calon Lain

Next Post

Video Bentrok Pemuda Pakai Sajam dan Bambu Beredar, BPPKB vs Sapujagat?

Related Posts

Majelis Hijrah Ponpes Al Mubasir Lahirkan Rambo
Kalam

Majelis Hijrah Ponpes Al Mubasir Lahirkan Rambo

Rabu, 8 Oktober 2025
PTSL, Bukti Keberpihakan Pemerintah Kepada Masyarakat Kecil
deNews

PTSL, Bukti Keberpihakan Pemerintah Kepada Masyarakat Kecil

Selasa, 7 Oktober 2025
Angin Puting Beliung Landa Bojongsoang, Puluhan Rumah Rusak
deNews

Angin Puting Beliung Landa Bojongsoang, Puluhan Rumah Rusak

Minggu, 5 Oktober 2025
Milangkala Desa Bumiwangi Ke -22 Meriah, Ribuan Masyarakat Ikut Jalan Santai Berhadiah Kambing
GerbangDesa

Milangkala Desa Bumiwangi Ke -22 Meriah, Ribuan Masyarakat Ikut Jalan Santai Berhadiah Kambing

Minggu, 5 Oktober 2025
IDAFLW 2025 : Sinergi Multipihak dalam Mengurangi Susut & Sisa Pangan
Nasional

IDAFLW 2025 : Sinergi Multipihak dalam Mengurangi Susut & Sisa Pangan

Sabtu, 4 Oktober 2025
Kades Bumiwangi Lukmanul Hakim, Resmikan Sumur Bor untuk Warga Wujudkan Akses Air Bersih
GerbangDesa

Kades Bumiwangi Lukmanul Hakim, Resmikan Sumur Bor untuk Warga Wujudkan Akses Air Bersih

Sabtu, 4 Oktober 2025

ADVERTISEMENT

DeepReport

Kolase : Pasir warna merah yang dipenetrasikan dalam pembangunan irigasi Cipalasari menuai perhatian.

Pakai Pasir Warna Merah, Proyek Irigasi Cipalasari Senilai Rp 725 Juta Tuai Perhatian

Jumat, 27 Agustus 2021

FPPG Tuding Potongan Massal Zakat TPG 2,5% Tanpa Persetujuan Muzaki, Sekda Garut : Saya Akan Tanya Kadisdik

Kamis, 29 April 2021

KabarDaerah

Forkopimcam Kalapa Nunggal Lakukan Rapat : BMKG Edukasi Warga Soal GempaTektonik, Sulit Diprediksi

Selasa, 23 September 2025

DPC Gerkatin Ciamis Resmi Dilantik, Sekda Ajak Penyandang Tunarungu Terus Berkarya dan Berdaya

Minggu, 15 Juni 2025

Banyak Bangunan Liar di Sepanjang Exit Tol Soreang, Dinas PUTR Kabupaten Bandung Larang Pembangunan Tanpa Izin

Kamis, 13 Februari 2025
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama Bupati Garut H. Rudy Gunawan saat meninjau wajah baru alun-alun, Sabtu (11/12/2021).

Wajah Baru Alun-Alun Garut, Bupati : Babancong dan Pendopo Bakal Disesuaikan

Minggu, 12 Desember 2021

Patriot Desa Garut Gelar Temu Bisnis Guna Pemulihan Ekonomi Desa Di Masa Pandemi Covid-19

Rabu, 30 September 2020

Gelar Kick Off Penerimaan Murid Baru, Kadisdik Kabupaten Bandung Enjang Wahyudin Berharap SPMB Lebih Tertib dan Akuntabel

Kamis, 22 Mei 2025

deJurnal.com

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Patut Dibaca dan Perlu

  • dePrint
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Karir

Ikuti

No Result
View All Result
  • Beranda
  • deNews
  • dePraja
  • dePolitik
  • deEdukasi
  • deBisnis
  • deHumaniti
  • GerbangDesa
  • dejurnal channel

© 2025 dejurnal.com. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Tidak diperkenankan copy paste