Dejurnal.com, Bandung – Banyak kartu elektronik untuk pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) milik Kelompok Penerima Manfaat (KPM) di beberapa desa di Kabupaten Bandung saldonya kosong, sehingga bantuan pangan berupa beberapa bahan pokok itu tidak bisa diterima.
Kejadian ini bukan baru sekali dua kali, malahan sejak awal transformasi dari raskin atau rasta ke BPNT itu sudah terjadi. Seperti halnya di Desa Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Menurut Ketua Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Desa Margahayu Tengah Saeful, jumlah KPM Desa Margahayu tengah awalnya sebanyak 412. Dari jumlah itu kartu BPNT yang cair 388, kemudian menurun menjadi.200 yang biasa isi. Dalam dua bulan terakhir malahan turun menjadi 100 KPM yang kartunya isi.
“Setiap bulan ada laporan berapa jumlah KPM, berapa jumlah yang cair, dan berapa jumpah yang kosong saldonya. Namun, sampai saat ini selalu saja terjadi banyak saldo yang kosong. Biasanya ini karena masalah validasi data base KPM,” kata Saeful di sela-sela pencairan BPNT di Bumdes Desa Margahayu Tengah, Rabu (19/5/2021).
BPNT Desa Margahayu Tengah dikelola melalui agen Bumdes desa tersebut. H. Aep Sapulloh Ketua Bumdes Margahayu Tengah berharap dengan kejadian banyaknya saldo kosong agar pemerintah mengacu pada data dari desa, jangan dari luar itu. Sebab, menurut Aep pemerintah tingkat desa yang berdasar dari data RT dan RW lebih tahu kondisi para KPM.
Dengan banyak saldo kosong, aku H. Aep agen yang dikelolanya itu pernah mengalami kerugian sampai Rp 18 juta. Saat itu, Aep menyediakan pangan sesuai kuota jumlah KPM. Ternyata hampir 50 persen saldonya kosong. “Kalau pangan yang awet seperti beras tidak apa-apa, tapi ikan, dan daging ayam tak bisa. Ya dibagikan saja,” terang Aep.
Dengan kejadian itu, Aep kini menyiasati dengan mengadakan cek kuota menyediakan dua hari waktu. Pertama satu hari untuk cek kuota kartu elektronik milik KPM, dan hari keduanya untuk pencairan.
Meski data base KPM jadi alasan kartu kosong saldo, namun Aep mengaku heran, karna sering juga terjadi di bulan kemarin kartu BPNT ada isi saldonya, tapi bulan depannya tidak ada.
“Masyarakat kan tidak tahu letak kesalahannya dimana. Yang mereka tahu kita saja. Makanya, saya pernah beberapa bulan ngasih paket pangan ke salah satu KPM yang kondisinya benar-benar layak, tetapi kartu BPNT-nya kosong. Dikiranya pangan yang saya berikan itu dari BPNT, padahal saya kasihan kartunya kosong,” pungkas Aep. *** Sopandi