Dejurnal.com, Garut – Wabah pandemi covid-19 yang belum usai menyita perhatian semua pihak tidak terkecuali pemerintah daerah sehingga menyebabkan hal lain menjadi terabaikan, seperti halnya kasus penyakit lain yang disebabkan virus dan tak bisa diabaikan begitu saja, HIV-AIDS.
Berdasarkan data dan informasi yang diterima dejurnal.com, kasus HIV -AIDS di Kabupaten Garut selama masa pandemi covid-19 menunjukan peningkatan yang signifikan, kendati sudah dilakukan intervensi langsung pada komunitas berisiko tinggi.
Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Garut, Ir. Deden Supersiana mengungkapkan bahwa Kasus HIV -AIDS di Kabupaten Garut sudah dilakukan intervensi langsung pada komunitas berisiko tinggi seperti IDU’S pada tahun 2004 sampai dengan sekarang dan kelompok MARP’S pada tahun 2007 sampai dengan sekarang oleh beberapa lembaga seperti Dinas Kesehatan dan KPA Kabupaten Garut pada dua kelompok tersebut.
“Data HIV-AIDS dari tahun ke tahun cukup siginifikan di tahun 2012 ada 210 Kasus, HIV sebanyak 34 orang, AIDS 73 orang, dan meninggal 93 orang,” ungkapnya yang didampingi Ketua Kelompok Sebaya, Riki.
Untuk tahun sekarang, lanjut Deden, per Juli 2021, kasus meningkat HIV 379 orang, AIDS 842 orang, meninggal 181 orang dan ini tersebar di 41 dari 42 Kecamatan.
“Yang sudah terapi ARV itu ada 584 orang, terapi LUF 95 Orang,” Jelasnya.
Selain meningkatnya kasus HIV-AIDS, ancaman yang perlu diperhitungkan adalah angka gizi buruk dan balita stunting yang masih tinggi dan menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Garut untuk menurunkan angka stunting.
Menurut dr. Tri selaku salah satu Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengatakan bahwa sebenarnya Kabupaten Garut kondisi level aman saat ini untuk kasus stunting.
“Secara nasional 42,%, angka stunting Garut 27 % dengan jumlah 10.050 kasus stunting yang tersebar di 20 desa dan 8 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarwangi, Mekarmukti, Malangbong, Wanaraja, Cigedug, Bayongbong, Banyuresmi dan Garut Kota,” Pungkasnya.***Yohaness