Oleh : Apar Rustam Ependi *)
Sebagai warga dan pemerhati Pendidikan, penulis merasa banggga terhadap antusiasme para pejabat yang melamar dan mengikuti seleksi sebagai calon Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. adanya 5 pelamar yang dinyatakan lolos seleksi adminisitrasi, ini membuktikan bahwa Garut tidak pernah kekurangan stok putra terbaik bangsa untuk menduduki Jabata sebagai Kadisdik.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah ruh dari rekruitmen itu sendiri. Seleksi ini bukan hanya rutinitas formal untuk mengisi kekosongan jabatan saja. Lebih jauh dari itu, seorang yang berani mencalonkan tentunya harus membawa visi dan misi untuk membawa Pendidikan di Kabupaten Garut lebih berkualitias.
Sebagai Ketua SEGI Garut, secara organisatoris, penulis mengharapkan Kadisdik Garut memiliki berbagai kecakapan dengan berlandaskan pada kriteria-kriteria sebagai berikut ini.
1. Adaptif Terhadap Dinamika Kebijakan
Sepengetahuan penulis, Pengelolaan Pendidikan di Kabupaten Garut saat ini masih merujuk pada aturan yang sudah usang, yakni Perda Kabupaten Garut, Nomor 11 tahun 2011, saya belum mengetahui lahirnya Perda Pendidikan terbaru selain Perda Nomor 11 tahun 2011. Ada hal yang sangat prinsip mengenai pengelolaan SMA dan SMK pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2016 tentang pemerintahan daerah yang mengamanatkan pengelolaan SMA & SMK untuk dialihkelolakan dari Pemerintahan Kabupaten ke Pemerintahan Provinsi. Sementarai itu, pada Perda Kabupaten Garut, Nomor 11 tahun 2011 masih menempatkan SMA & SMK dikelola oleh Pemerintahan Kabupaten.
Ini hanyalah salah satu contoh, dari sekian banyak peraturan perundangan yang terus berubah secara dinamis. Tentunya, Bupati Garut diharapkan dapat memilih calon Kadisdik yang mampu menganalisa, mengadaptasi dan tanggap terhadap dinamika kebijakan nasional, khususnya bidang Pendidikan. Sehingga Pemkab Garut memiliki kadisdik yang betul-betul dapat membantu Bupati dalam melahirkan kebijakan operasional sebagai produk hukum di daerah untuk mengeksekusi setiap kegiatan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Jangan sampai terulang ada kegiatan-kegiatan yang diduga menyalahi prosedur.
2. Memiliki Pemahaman yang kuat dalam memaknai Filosofi Pendidikan
Program Merdeka Belajar yang lebih banyak berlandaskan pada Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ciri khas dari filsafat Pendidikan ini adalah sangat memperhatikan berbagai latar belakang siswa, tentu diharapkan mampu diejawantahkan secara operasional oleh kandidat Kadisdik Garut. Kepala Dinas Pendidikan diharapkan betul-betul dapat membidani kebijakan untuk guru dan seluruh stakeholder pendidikan yang berlandaskan pada Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam rangka mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Sebagai salah satu deerah sasaran sekolah penggerak, Kabupaten Garut harus menjadi pilot project bagi daerah lainnya di Jawa Barat dalam melahirkan siswa yang bernalar kritis, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, kreatif dan mandiri.
3. Memiliki Kepekaan Terhadap Dinamika Sosial Kemasyarakatan
Setidaknya, pengelolaan Pendidikan dihadapkan pada dua lingkungan sosial kemasyarakatan, yakni lingkungan internal dan eksternal sosial kemasyarakatan. Siswa, Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan pejabat administrator serta jajarannya merupakan lingkungan internal sosial kemasyarakatan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, sementara instansi pemerintahan, baik vertical maupun horizontal, orang tua dan pemerhati Pendidikan termasuk organisasi profesi guru merupakan lingkungan eksternal.
Sinergitas dan kolaborasi perlu dibangun dengan berbagai pihak dalam mengeksekusi program-program telah dirumuskan. Oleh kareanya pemilihan kandidat yang berpengalaman membangun kolaborasi dan sinergitas kinerja dengan seluruh komponen seperti dengan Dinas Pendidikan Provinsi, berbagai Lembaga pelatihan guru, baik di Jawa Barat, maupun di luar Jawa Barat, Kemdikbud Ristek, dan lain-lain adalah sebuah keharusan.
Dengan keterbatasan anggaran Pendidikan di Kabupaten Garut, Kadisdik diharapkan mampu membangun Sinergitas dan kolaborasi tersebut dimaksudkan untuk menggali berbagai program dan kegiatan bantuan sarana dan prasarana, keuangan, pengembangan kompetensi Pendidik dan tenaga kependidikan dll guna mendukung peningkatan IPM (Indeks Pendidikan).
Ada puluhan ribu Guru di Garut, baik guru sekolah, maupun guru madrasah yang berstatus Non ASN yang sangat memerlukan sentuhan kepekaan Kepala Dinas Pendidikan dengan berlandaskan pada peraturan perundangan. Kandidat Kadisdik Garut diharapkan orang yang mampu mengejawantahkan peraturan perundangan, sehingga betul-betul mampu membantu Bupati dalam membangun kepekaan sentuhan terhadap seluruh guru Non ASN untuk memberikan seluruh Guru Non ASN baik dalam bentuk insentif, penghargaan, atau jenis tambahan penghasilan guru lainnya.
Pun, ada ratusan Lembaga, pemerhati, jurnalis sebagai mitra pemerintah yang harus di berikan ruang serta dengar saran, kritik dan masukannya
4. Memiliki komitmen terhadap Ideologi Pancasila
Komitmen kebangsaan dalam kerangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berfalsafahkan Pancasila adalah sesuatu yang sudah final dan siapapun tidak dibenarkan merubah komitmen ini. Komitmen ini tentu harus menjadi pedoman bagi seluruh warga, terlebih Kandidat kadisdik yang notabennya seorang ASN.
Kebijakan yang dilahirkan kadisdik tentu akan mewarnani cara pandang ratusan ribu warga Garut, khususnya yang berada di lingkungan Pendidikan, oleh karenanya, Bupati Garut diharapkan dapat memilih kandidat kadisdik yang memiliki inovasi dalam rangka penguatan komitmen kebangsaan kepada seluruh warga Pendidikan, khususnya para pelajar sebagai tunas genarasi muda.
5. Berkomitmen untuk menanamkan nilai-nilai spiritual
Lembaga Pendidikan sebagai tempat strategis dalam menyemaikan norma dan nilai-nilai agama. Kadisdik Garut diharapkan adalah orang yang mampu membawa inovasi dalam menanamkan, menguatkan dan melestarikan norma dan nilai-nilai agama di tengah-tengan terjangan derasnya arus globalisasi informasi.
Smartphone sebagai media pergaulan global pada satu sisi, di sisi lainnya dalam situasi pandemi covid 19 pembelajaranpun tidak bisa terlepas dari penggunaan smartphone, tentu harus dicarikan solusi terbaik agar pembelajaran bisa terus terlaksana, dengan menekan efek negative dari penggunaan smartphone.
Menentukan satu dari 5 kandidat terbaik kader Garut sangatlah tidak mudah, berdasarkan perolehan seleksi administrasi dan rekam jejak, kelimanya memiliki performance yang baik. Namun, tentunya Bupati tetap harus menentukan satu diantara lima kader terbaik.
Yang paling menarik adalah ke lima kandidat kadisdik tersebut memiliki Latar belakang pekerjaan yang sama, yakni pernah mengabdikan diri di dunia birokrasi bidang Pendidikan.
Menurut hemat penulis, suasana kekinian, luasnya bidang garapan yang pernah digeluti, dan lamanya mengabdi di Dunia Pendidikan secara terus menerus akan menjadi pembeda latar belakang pekerjaan ini.
Setidaknya para calon dari birokrat Pendidikan kekinian, dengan bidang garapan yang sangat luas, dan memiliki masa pengabdian yang cukup lama di Dunia Pendidikan secara terus menerus akan menjadikan kandidat tersebut sudah terbiasa update dengan berbagai Kebijakan Nasional, sudah terbiasa menjalin sinergitias dan kolaborasi baik dengan Lembaga-lembaga diklat maupun dengan Lembaga di Kementrian Pendidikan, memahami dan peka terhadap social-kultural dunia Pendidikan di Kabupaten Garut, sehingga memenuhi kelima kriteria yang direkomendasikan oleh penulis.
*) Penulis Ketua SEGI Garut, berdomisili di Kabupaten Garut