BerandadeNewsHari Anak Nasional, Geodipa Gelar Geothermal Goes to School Sebagai Implementasi Budaya...

Hari Anak Nasional, Geodipa Gelar Geothermal Goes to School Sebagai Implementasi Budaya Keselamatan bersama Masyarakat

Dejurnal.com, Bandung– Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, PT Geo Dipa Energi (Persero) atau Geodipa menggelar kegiatan Geothermal Goes to School : “Child Safeguarding from Geothermal Power Projects Activity” di wilayah kerja Patuha.

Kegiatan ini berfokus pada anak-anak usia sekolah di sekitar area kerja perusahaan, yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kendeng dan SDN Sukamanah, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu.

Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari pada 30-31 Juli 2024, diikuti oleh 30 peserta.

HC, GA, dan Finance Manager, Genny Munteni Yudawinata, mengungkapkan bahwa GeoDipa ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya usia anak sekolah, mengenai pemanfaatan panas bumi.

“Melalui kegiatan ini, kami berupaya memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai apa itu geothermal, bagaimana proses di dalamnya, apa manfaatnya, bahkan kami juga memberikan informasi mengenai potensi bahaya serta cara penanggulangannya, ” kata Genny.

Genny berharap kegiatan tersebut menjadi sarana belajar yang dapat diterapkan dalam proses bermasyarakat. “Tentunya akan kami upayakan untuk terus berlanjut.” katanya.

Genny menjelaskan, Child Safeguarding secara khusus difokuskan pada tindakan preventif untuk memastikan bahwa semua anak terlindungi dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja yang menimbulkan risiko atau bahaya nyata.

Menurtnya, tujuan dari child safeguarding adalah untuk menciptakan dan memelihara budaya aman yang berfokus pada anak dan berbasis komunitas melalui keterlibatan yang bermakna dengan anakanak, keluarga mereka, komunitas dan semua perwakilan yang berkepentingan.

Kepala SDN Kendeng, Rika Permasih, menyambut baik maksud dan tujuan kegiatan tersebut. “Anak – anak dari kelas 3, kelas 4, dan kelas 5 sengaja kami ikut sertakan dalam kegiatan child safeguarding supaya mereka paham apa yang ada di sekeliling mereka setiap hari. Di lingkungan seperti apa mereka hidup,” ujarnya.

Menurut Rika, ternyata masih banyak yang belum paham pipa-pipa besar yang ada di depan rumah warga itu membawa uap panas untuk nantinya dijadikan listrik yang digunakan sehari-hari.

“Mereka jadi paham ternyata proses mendapatkan listrik itu proses yang panjang. Dan bersyukurlah (bahwa) tempat mereka berpijak itu punya (potensi) kekuatan yang tidak main-main, ” kata Rika.

Program ini dikemas dalam 3 (tiga) kelas interaktif, yaitu class session, drill session, dan tour de power plant. Pada tahapan class session, peserta diminta untuk menceritakan mengenai apa yang mereka ketahui tentang Geodipa. Setelah itu, peserta diberikan pemahaman melalui story telling dan safety induction sebelum masuk ke kegiatan selanjutnya.

Setelah pemahaman dasar dipahami, peserta diajak belajar sambil bermain dalam drill session sebagai latihan menangani kondisi berbahaya. Pada sesi ini, dibuat skenario ada kenaikan konsentrasi gas H2S saat peserta sedang beraktivitas di sekitar area sumur (wellpad). Peserta dilatih memahami teknik mengenali bahaya dan melakukan penyelamatan diri. Peserta juga mendapatkan materi proses bisnis geothermal dan mekanisme kerja produksi di dalam area sumur (wellpad).

Pada sesi terakhir, peserta diajak melakukan kunjungan ke fasilitas pembangkit (tour de power plant) untuk mengenal proses produksi panas bumi serta menjadi contoh bagaimana perlunya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan aktivitas di area power plant. Di akhir acara, peserta melakukan refleksi untuk mengukur pemahaman atas kegiatan yang telah berlangsung.

Geodipa berkomitmen untuk terus melibatkan masyarakat sekitar dalam rangka menciptakan nilai tambah dan memberikan dampak positif dari setiap kegiatan perusahaan.***di

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI