Dejurnal.com. Bandung- “Sukses itu tidak mudah, tapi bukan hal yang mustahil, pada waktunya terraih”. Ini slogan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menamakan dirinya “Tembus Milyaran”.
Kelompok ini dibentuk tanggal tanggal 28 Agustus 2018. Anggotanya yang aktif ada sebelas orang dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung, dengan beberapa produksi olahan memiliki ciri khas masing-masing.
Mereka sangat paham dengan penampilan produk, karena prinsip mereka, walau kuliner bagus, kalau tidak bagus penampilan kemasannya kurang memikat konsumen, tapi walau pun olahan sederhana jika dikemas oleh kemasan yang bagus akan memikat konsumen. Begitu pun dengan inovasi olahan bisa lebih memikat.
Kesebelas ibu-ibu ini yaitu; Feby Anggraeni dari Kecamatan Ciparay yang memproduksi olahan basreng Ambuink, Imas Rosmanawati dari Kecamatan Katapang memproduksi blaksus Ceu M’pot, Aneu Anggraeni dari Cimenyan memproduksi coklat Ibun Manis 28, Maria Christianti dari Baleendah memproduksi sistik, sistik gulung, kripik bawang Motekar, Dewi Nuraeni dari Baleendah memproduksi bawang goreng Bangsukri, Rina Hendrawati dari Cileunyi memproduksi ranginang mini Pastry LETIANA, Hermayanti dari Sayati Kecamatan Margahayu memproduksi peuyeum ketan hitam, ranginang, dan kue basah, Iin Yuningsih dari Cimenyan memproduksi peuyeum sampeu, Vini Novianti dari Baleendah memproduksi coklat vin’s, Rusmini dari Baleendah memproduksi onde ketawa, dan Winarsih dari Kecamatan Kutawaringin memproduksi lumpia gorengan, mustofa, ,kiripik bayem, dan kiripik tèmpè.
Walau markasnya ada di grup WA, tapi sesekali mereka suka ketemu di darat, di salah satu rumah anggota atau di pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Bandung. Dari sini pula merèka paham bagaimana kreatif mengemas dan urusan perizinan.
Selain kemasan bagus, ada juga olahan tradisional yang sengaja diinovasi supaya menjadi daya tarik berbagai kalangan. Semua produksi ibu-ibu kreatif ini menggunakan bahan yang.berkualitas.
Meski seperti bercanda, nama penamaan “Tembus Miliyaran” tapi begitulah cita-cita mereka. Kalimat itu sebagai pemyemangat agar dari hasil produksi olahan tersebut bisa ngahasilkan miliyaran. Sebagaimana disampaikan Aneu Anggraeni yang diamini oleh semua anggotanya waktu mengadakan pertemuan di Pameungpeuk belum lama ini.
Kalaupun tidak tercapai miliyaran, kaya bersama, umroh bersama kata mereka tidak terlalu nganggur, ada kegiatan yang menghasilkan, tidak disebut negatif hanya ngèkor ke suami.
Adanya pandemi corona sangat berpengaruh terhadap produksi mereka. Mereka berharap ada bantuan modal dari pemerintah. Dalam hal ini Disperindag tak hanya memberi pelatihan dalam cara mengemas, tetapi memberi peluang bantuan modal. *** Sopandi