dejurnal.com, Karawang – Paguyuban Pasundan atau dalam Bahasa Sunda dieja Pagoejoeban Pasoendan, merupakan organisasi budaya Sunda yang berdiri sejak 20 Juli 1913.
Paguyuban Pasundan menjadi satu dari sekian organisasi tertua di Jawa Barat yang masih eksis hingga saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.
Paguyuban Pasundan Cabang Kabupaten Karawang memperingati Milad ke 107 th yang di gelar di Gedung PGRI Karawang,(Jumat,24/07/20).
Dalam sambutan peringatan milad ke 107 tahun ersebut, Ketua Paguyuban Pasundan Karawang, Dr Nurdin Singadimedja SH.MH mengatakan ” Paguyuban Pasundan yang telah berdiri selama 107 tahun dan berdiri di Karawang sejak tahun 1986, waktu itu ketuanya adalah R. Haji Cecep Supriadi, dalam pergeseran waktu Paguyuban Pasundan tidak hanya pada dasar pendidikan saja, akan tetapi pada Sosial Budaya, ekonomi,kepemudaan dan pemberdayaan perempuan” ungkapnya.
“Bener, Cageur,singer dan pinter yang harus diterapkan sebagai jati diri orang sunda” tambahnya.
Dan diharapkannya agar Paguyuban Pasundan ini terus berkembang dalam berbagai macam aspek kehidupan, kebudayaan dan pendidikan. Jumlah anggota Paguyuban Pasundan yang ada di kabupaten karawang, sudah banyak.
“Kami masih perlu waktu untuk membenahi anggota Paguyuban pasundan di karawang, karena siapapun yang merasa dirinya orang sunda dan ingin bergabung, kami ajak, jadi belum pasti jumlah sesungguhnya anggota paguyuban pasundan ” pungkas Nurdin Singadimedja.***rif