Dejurnal.com, Sukabumi – Salah satu orang tua siswi yang bersekolah di salah satu SMK Kecamatan Bojong genteng sesalkan tindakan oknum guru yang seakan akan telah menyebar luaskan pesan WhatsApp dan foto di handphone anaknya, yang
terjadi di hari Senin 31 Juli 2023 lalu.
“Saya selaku orang tua tentunya merasa keberatan atas tindakan tersebut sehingga kini anak saya harus menanggung malu terhadap semua orang yang di kenalnya terlebih pada guru-guru yang ada di sekolah,” ujar orang tua siswa DV.
Ia pun menyebutkan, dirinya masih memilki toleransi menunggu niat dari pihak sekolah bagaimana menyikapi peristiwa itu.
“Saya selaku orang tua tidak membenarkan jika tindakan anak saya ini memang salah, dengan kata lain tidaklah lebih bijak kesalahan tersebut seharusnya di sampaikan pada saya selaku orang tuanya, bukan malah hal tersebut harus di print hingga di beritahukan kepada semua guru guru yang ada di sekolah, bahkan sejumlah teman sekolah baik adek atau kakak kelasnya mempertanyakan kepada anak saya melalui whatsApp terkait kebenarannya,” terangnya.
Menurut David, anaknya sudah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, berawal dari pelaksanaan upacara dan adanya razia hape.
Rajia hape dan hal itu di sadari oleh Mawar (bukan nama sebenarnya) sehingga pada jam istirahat mawar langsung di panggil oleh kesiswaan dan di tanyakan masalah hape, yang jadi anehnya kenapa rajianya hanya pada mawar.
“Bahkan saya pun sempat menolak dan bicara kenapa yang lain nya tidak di berlakukan dalam kondisi hape pun di tangan sempat terjadi tarik menarik hp hingga hape pun di lempar ke lantai oleh mawar, dan akhirnya kesiswaan memeriksa hape tersebut dan di temukannya chat chat yang ada di hape,” ujarnya.
Menurut mawar sendiri di sekolah itu tidak ada larangan bagi siswa siswi nya untuk mempergunakan hape, yang jelas mawar merasa ada kejanggalan kenapa saya saja yang di periksa dan saya di buntuti terus,” ujarnya sambil terisak tangis kepada awak media.
Di tempat terpisah SMK tersebut di kunjungi kami awak media untuk mengkonfirmasi kejadian itu, berharap bisa bertemu dengan kepala sekolah atau guru bagian kesiswaan yang pada saat itu memeriksa hape mawa. Disayangkan kesemuanya itu tidak ada di tempat hanya saja, guru yang di maksud bagian kesiswaan itu tidak ada di tempat.
Karenabelum kenal wajahnya, setelah tahu dari struktur grafik bahwa guru kesiswaan itu pas ditanya yang bersangkutan ada di ruangan sedang berdialog dengan salah satu siswa, berpendapat sebenarnya di bagian kesiswaan mengetahui kedatangan awak media.
Hingga berita ini naik sejumlah guru tersebut belum berhasil ditemui atau menjawab kiriman pesan WhatsApp dari awal media.***Aldy